Museum Subak Telan Rp 30 Miliar
Museum Subak di kawasan Pura Masceti,Museum Subak, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, menelan anggaran sekitar Rp 30 miliar.
GIANYAR, NusaBali
Anggaran ini untuk biaya pembangunan gedung, rumah stil Bali, dan materi/isi museum. Anggaran itu tidak termasuk tanah sekitar 15 are pada museum. Karena tanah museum milik pihakPura Masceti. Informasi di lokasi, Jumat (30/3), Bupati Gianyar AA Gde Agung Bharata, saat masih menjabat, sempat merencanakan soft opening museum yang berjarak sekitar 200 meter, utara bibir Pantai Masceti itu, akhir tahun 2017 atau awal 2018. Namun tiba-tiba, pemerintah Pusat mengucurkan tambahan anggaran lagi Rp 3 miliar untuk pembuatan landscape di sisi timur. Karena masih ada proyek masih digarap, maka rencana itu pun tak terwujud.
Kepala Dinas Kebudayaan Gianyar IGN Wijana mengakui, hal itu. Dia mengatakan, museum subak kedua setelah Museum Subak di Tabanan, ini dibangun atas kerjasama Pemkab Gianyar dengan pengeloa Pura Masceti. Fungsi ke depan, selain untuk pelestarian subak, museum ini juga akan dipakai penguatan daya tarik wisata Pantai Masceti.
Kata dia, proyek museum ini dirancang Pemkab Gianyar sejak tahun 2005, lanjut mendapatkan bantuan dana bertahap dari Mendikbud, berawal dari pembangunan pondasi Rp 2 miliar tahun 2013, lanjut Rp 10 miliar tahun 2014, dan Rp 9 miliar tahun 2016 untuk finishing. Sedangkan Pemkab Gianyar menyiapkan dana pendampingan dari APBD Gianyar Rp 5 miliar untuk gedung pengelola dan sentra parkir. Pemkab Gianyar menunggu bantuan dana Rp 15 miliar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk penyelesaian proyek pembangunan museum itu, hingga total anggaran yang dihabiskan sekitar Rp 30 miliar. ‘’Kami targetkan museum ini akan dilaunching akhir 2018, setelah ada bupati baru, hasil Pilkada 2018,’’ jelasnya.
Kata Wijana, tanah lokasi Museum Subak ini milik Subak Gede Pura Masceti. Status tanah museum HGP (hak guna pakai) pada Pemkab Gianyar. Ke depan, Mendikbud akan mengibahkan Museum Subak ini kepada Pemkab Gianyar, lanjut Pemkab Gianyar mengibahkan kepada Subak Gede. Museum ini memajang isi/material terkait kegiatan subak di Bali. Penyediaan isi museum ini melalui kajian akademis dari Universitas Udayana (Unud).*lsa
Anggaran ini untuk biaya pembangunan gedung, rumah stil Bali, dan materi/isi museum. Anggaran itu tidak termasuk tanah sekitar 15 are pada museum. Karena tanah museum milik pihakPura Masceti. Informasi di lokasi, Jumat (30/3), Bupati Gianyar AA Gde Agung Bharata, saat masih menjabat, sempat merencanakan soft opening museum yang berjarak sekitar 200 meter, utara bibir Pantai Masceti itu, akhir tahun 2017 atau awal 2018. Namun tiba-tiba, pemerintah Pusat mengucurkan tambahan anggaran lagi Rp 3 miliar untuk pembuatan landscape di sisi timur. Karena masih ada proyek masih digarap, maka rencana itu pun tak terwujud.
Kepala Dinas Kebudayaan Gianyar IGN Wijana mengakui, hal itu. Dia mengatakan, museum subak kedua setelah Museum Subak di Tabanan, ini dibangun atas kerjasama Pemkab Gianyar dengan pengeloa Pura Masceti. Fungsi ke depan, selain untuk pelestarian subak, museum ini juga akan dipakai penguatan daya tarik wisata Pantai Masceti.
Kata dia, proyek museum ini dirancang Pemkab Gianyar sejak tahun 2005, lanjut mendapatkan bantuan dana bertahap dari Mendikbud, berawal dari pembangunan pondasi Rp 2 miliar tahun 2013, lanjut Rp 10 miliar tahun 2014, dan Rp 9 miliar tahun 2016 untuk finishing. Sedangkan Pemkab Gianyar menyiapkan dana pendampingan dari APBD Gianyar Rp 5 miliar untuk gedung pengelola dan sentra parkir. Pemkab Gianyar menunggu bantuan dana Rp 15 miliar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk penyelesaian proyek pembangunan museum itu, hingga total anggaran yang dihabiskan sekitar Rp 30 miliar. ‘’Kami targetkan museum ini akan dilaunching akhir 2018, setelah ada bupati baru, hasil Pilkada 2018,’’ jelasnya.
Kata Wijana, tanah lokasi Museum Subak ini milik Subak Gede Pura Masceti. Status tanah museum HGP (hak guna pakai) pada Pemkab Gianyar. Ke depan, Mendikbud akan mengibahkan Museum Subak ini kepada Pemkab Gianyar, lanjut Pemkab Gianyar mengibahkan kepada Subak Gede. Museum ini memajang isi/material terkait kegiatan subak di Bali. Penyediaan isi museum ini melalui kajian akademis dari Universitas Udayana (Unud).*lsa
Komentar