Jembrana Ditawari Salurkan Bidan dan Perawat Magang ke Jepang
Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan menerima audensi sebuah organisasi penyedia jasa bidang pelayanan kesehatan dan perawatan dari Jepang, Osaka Care Operators Cooperative, Kamis (29/3).
NEGARA, NusaBali
Dalam kesempatan audensi yang dihadiri langsung Direktur Osaka Care Operators Cooperative, Kazuo Shouji, itu ditawarkan program care giver, untuk menampung putra-putri Jembrana berlatar belakang pendidikan minimal Diploma 3 (D3) Kebidanan serta D3 Keperawatan magang ke Jepang.
Program care giver adalah pemenuhan kebutuhan tenaga perawat dan bidan dalam kegiatan pelayanan kesehatan dan perawatan bagi para lansia di Jepang. Peserta program ini, nantinya akan ditugaskan di panti jompo yang tersebar di Jepang. Selain harus mengantongi ijasah profesi bidan atau perawat, peserta program care giver diwajibkan menguasai bahasa Jepang dasar minimal level N-4, yang bisa membutuhkan waktu pembelajaran minimal enam bulan.
Adanya tawaran program care giver itu pun disambut baik Wabup Kembang. Di mana tawaran program ini juga dinilai menjadi solusi menyalurkan tenaga produktif siap kerja yang masih menganggur di Kabupaten Jembrana. Untuk itu, dia ingin agar program ini diperhatikan lebih serius oleh dinas terkait, sambil memperlajari sistemnya, termasuk mengintensfikan pembicaraan, sebelum mewujudkan kerjasama. “Sekarang saja ada 81 tenaga bidan dan 6 perawat yang mengajukan lamaran di Pemkab sebagai tenaga kontrak. Program ini memberikan kesempatan untuk menyalurkan para tenaga siap kerja tersebut” ujar Wabup Kembang.
Kepala Bidang Pelatihan, Produktivitas, Penempatan dan Transmigrasi pada Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (PMPTSPTK) Jembrana, Putu Wardana, mendapingi Wabup Kembang, mengatakan, program kesempatan magang ke Jepang dengan memberikna kesempatan untuk tenaga kesehatan di Jembrana ini adalah yang pertama di Jembarana. Dalam program tersebut, juga dijembatani Lembaga Pelatihn Kerja (LPK) Lintas Negeri, yang sebelumnya lebih sering memenuhi kebutuhan tenaga industri. “Selama ini kita mengirim tenaga magang untuk industri pembuatan makanan, furniture, bangunan dan otomotif. Bahkan sampai saat ini masih ada sekitar 60 peserta magang yang masih di Jepang,” ujar Wardana. *ode
Dalam kesempatan audensi yang dihadiri langsung Direktur Osaka Care Operators Cooperative, Kazuo Shouji, itu ditawarkan program care giver, untuk menampung putra-putri Jembrana berlatar belakang pendidikan minimal Diploma 3 (D3) Kebidanan serta D3 Keperawatan magang ke Jepang.
Program care giver adalah pemenuhan kebutuhan tenaga perawat dan bidan dalam kegiatan pelayanan kesehatan dan perawatan bagi para lansia di Jepang. Peserta program ini, nantinya akan ditugaskan di panti jompo yang tersebar di Jepang. Selain harus mengantongi ijasah profesi bidan atau perawat, peserta program care giver diwajibkan menguasai bahasa Jepang dasar minimal level N-4, yang bisa membutuhkan waktu pembelajaran minimal enam bulan.
Adanya tawaran program care giver itu pun disambut baik Wabup Kembang. Di mana tawaran program ini juga dinilai menjadi solusi menyalurkan tenaga produktif siap kerja yang masih menganggur di Kabupaten Jembrana. Untuk itu, dia ingin agar program ini diperhatikan lebih serius oleh dinas terkait, sambil memperlajari sistemnya, termasuk mengintensfikan pembicaraan, sebelum mewujudkan kerjasama. “Sekarang saja ada 81 tenaga bidan dan 6 perawat yang mengajukan lamaran di Pemkab sebagai tenaga kontrak. Program ini memberikan kesempatan untuk menyalurkan para tenaga siap kerja tersebut” ujar Wabup Kembang.
Kepala Bidang Pelatihan, Produktivitas, Penempatan dan Transmigrasi pada Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (PMPTSPTK) Jembrana, Putu Wardana, mendapingi Wabup Kembang, mengatakan, program kesempatan magang ke Jepang dengan memberikna kesempatan untuk tenaga kesehatan di Jembrana ini adalah yang pertama di Jembarana. Dalam program tersebut, juga dijembatani Lembaga Pelatihn Kerja (LPK) Lintas Negeri, yang sebelumnya lebih sering memenuhi kebutuhan tenaga industri. “Selama ini kita mengirim tenaga magang untuk industri pembuatan makanan, furniture, bangunan dan otomotif. Bahkan sampai saat ini masih ada sekitar 60 peserta magang yang masih di Jepang,” ujar Wardana. *ode
Komentar