Dihadiri Gubernur Pastika, MGPSSR Tambah Sulinggih Jadi 290
Jumlah Sulinggih dari Mahagotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) bertambah, setelah pada Sukra, Wage, Wuku Landep, Jumat (30/3) dilaksanakan Apodgala Munggah Sulinggih (Dwijati) Ida Bhawati Pasek Putu Mas Sujana dan istri Ida Bhawati Pasek Istri Tri Rahayu Christini.
DENPASAR, NusaBali
Penobatan sulinggih di Griya Penataran, Desa Pakraman Renon, Denpasar Selatan, juga dihadiri Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Berata, Sekjen MGPSSR Pusat I Wayan Winata, Ketua MGPSSR Provinsi Bali Wisnu Bawa Temaja, Perwakilan PHDI Bali dan sejumlah undangan dari seluruh Bali.
Ida Bhawati Mas Sujana dan istri Ida Bhawati Tri Rahayu menjadi sulinggih yang ke 290 di MGPSSR. Dengan upacara dwijati ini, Ida Bhawati Mas Sujana resmi bergelar Ida Pandita Mpu Jaya Santika Yoga dan istri Ida Bhawati Tri Rahayu resmi bergelar Ida Pandita Mpu Istri Jayanti Santi Yoga dengan linggih di Griya Sunia Merta Tengah Padang, Denpasar.
Sebelum dinobatkan sebagai Sulinggih, Ida Bhawati Mas Sujana yang lahir di Singaraja 16 Mei 1964 ini munggah (naik tingkat) dari Pamangku menjadi Bhawati pada Purnama Kadasa, Wuku Kuningan 11 April 2017 lalu. Proses naik tingkat dari Bhawati menjadi Sulinggih diawali dengan proses Diksita melalui Sang Guru Nabe. Kemudian dilaksanakan Diksa Pariksa (proses ujian lisan calon sulinggih) oleh Majelis Luhur MGPSSR dan dilanjutkan Diksa Pariksa oleh PHDI Kota Denpasar. Calon Sulinggih Ida Bhawati Mas Sujana dan istri dalam proses lahir sebagai Sulinggih memiliki 3 Guru Nabe. Yakni, Nabe Saksi Ida Pandita Mpu Nabe Reka Dharmika Sandi Yasa dari Griya Kerta Sari Kayu Mas Kaja Denpasar, Nabe Napak Ida Pandita Mpu Nabe Jaya Putra Pemuteran dari Griya Renon Denpasar, Nabe Waktra Ida Pandita Mpu Nabe Dhaksa Merta Yoga dari Griya Agung Beraban Denpasar. Setelah melalui proses Upacara Dwijati (lahir kembali) maka resmi menyandang gelar Sulinggih pada Purnama Kadasa, Saniscara Kliwon, Wuku Landep, Sabtu (31/3).
Gubernur Bali Made Mangku Pastika disela-sela menghadiri Upacara Dwijati Sulinggih Ida Bhawati Mas dan istri, mengatakan dengan bertambahnya sulinggih dari MGPSSR maka pelayanan kepada Umat Hindu akan semakin meningkat dalam memberikan pencerahan-pencerahan. “Kami berharap dalam menjalankan swadarma menuju jalan kebaikan, dalam kehidupan juga meningkat dengan pencerahan-pencerahan dari Sulinggih,” ujar mantan Kapolda Bali ini. “Selamat untuk Ida Bhawati Pasek Putu Mas Sujana beserta istri, semoga dengan bertambahnya sulinggih khususnya Mahagotra Pasek Sanak Sapta Resi menjadi 290, mampu memberikan ilmunya kepada masyarakat agar tercipta suatu keseimbangan antar umat,” imbuhnya.
Pastika juga menegaskan nantinya Sulinggih akan senantiasa menjadi panutan dan penerang bagi umat dalam melaksanakan upacara maupun dalam menjalin kehidupan sehari-hari. “Sulinggih ini milik semua umat, untuk itu sudah sepatutnya menjadi pengayom umat, dan wajib memberikan pencerahan kepada umat, muput yadnya serta nyastra,” ujarnya.
Sementara itu, Ida Pandita Mpu Jaya Acaryananda dalam sekapur sirih mengatakan, untuk menjadi seorang Sulinggih ada beberapa tahapan dan proses yang harus dilakukan. “Jadi tidak langsung menjadi Sulinggih. Berproses dari Pamangku, lanjut Bhawati, barulah menjadi Sulinggih,” ujar Ida Pandia Mpu Jaya Acaryananda.
Dijelaskan, Upacara Dwijati adalah upacara yang bermakna lahir untuk kedua kalinya (reinkarnasi) sebagai seorang Sulinggih. “Sejak seseorang mendapat Diksa dalam upacara penyucian ini, mereka dikenal sebagai Dwijati dan dari padanya diharapkan mulai mematuhi segala peraturan sebagai Sulinggih. Seseorang yang sudah mulai proses tata upacara Diksa inilah yang mempunyai wewenang luas dalam pelaksanaan dan menyelesaikan berbagai upacara yadnya,” ujarnya. *nat
Ida Bhawati Mas Sujana dan istri Ida Bhawati Tri Rahayu menjadi sulinggih yang ke 290 di MGPSSR. Dengan upacara dwijati ini, Ida Bhawati Mas Sujana resmi bergelar Ida Pandita Mpu Jaya Santika Yoga dan istri Ida Bhawati Tri Rahayu resmi bergelar Ida Pandita Mpu Istri Jayanti Santi Yoga dengan linggih di Griya Sunia Merta Tengah Padang, Denpasar.
Sebelum dinobatkan sebagai Sulinggih, Ida Bhawati Mas Sujana yang lahir di Singaraja 16 Mei 1964 ini munggah (naik tingkat) dari Pamangku menjadi Bhawati pada Purnama Kadasa, Wuku Kuningan 11 April 2017 lalu. Proses naik tingkat dari Bhawati menjadi Sulinggih diawali dengan proses Diksita melalui Sang Guru Nabe. Kemudian dilaksanakan Diksa Pariksa (proses ujian lisan calon sulinggih) oleh Majelis Luhur MGPSSR dan dilanjutkan Diksa Pariksa oleh PHDI Kota Denpasar. Calon Sulinggih Ida Bhawati Mas Sujana dan istri dalam proses lahir sebagai Sulinggih memiliki 3 Guru Nabe. Yakni, Nabe Saksi Ida Pandita Mpu Nabe Reka Dharmika Sandi Yasa dari Griya Kerta Sari Kayu Mas Kaja Denpasar, Nabe Napak Ida Pandita Mpu Nabe Jaya Putra Pemuteran dari Griya Renon Denpasar, Nabe Waktra Ida Pandita Mpu Nabe Dhaksa Merta Yoga dari Griya Agung Beraban Denpasar. Setelah melalui proses Upacara Dwijati (lahir kembali) maka resmi menyandang gelar Sulinggih pada Purnama Kadasa, Saniscara Kliwon, Wuku Landep, Sabtu (31/3).
Gubernur Bali Made Mangku Pastika disela-sela menghadiri Upacara Dwijati Sulinggih Ida Bhawati Mas dan istri, mengatakan dengan bertambahnya sulinggih dari MGPSSR maka pelayanan kepada Umat Hindu akan semakin meningkat dalam memberikan pencerahan-pencerahan. “Kami berharap dalam menjalankan swadarma menuju jalan kebaikan, dalam kehidupan juga meningkat dengan pencerahan-pencerahan dari Sulinggih,” ujar mantan Kapolda Bali ini. “Selamat untuk Ida Bhawati Pasek Putu Mas Sujana beserta istri, semoga dengan bertambahnya sulinggih khususnya Mahagotra Pasek Sanak Sapta Resi menjadi 290, mampu memberikan ilmunya kepada masyarakat agar tercipta suatu keseimbangan antar umat,” imbuhnya.
Pastika juga menegaskan nantinya Sulinggih akan senantiasa menjadi panutan dan penerang bagi umat dalam melaksanakan upacara maupun dalam menjalin kehidupan sehari-hari. “Sulinggih ini milik semua umat, untuk itu sudah sepatutnya menjadi pengayom umat, dan wajib memberikan pencerahan kepada umat, muput yadnya serta nyastra,” ujarnya.
Sementara itu, Ida Pandita Mpu Jaya Acaryananda dalam sekapur sirih mengatakan, untuk menjadi seorang Sulinggih ada beberapa tahapan dan proses yang harus dilakukan. “Jadi tidak langsung menjadi Sulinggih. Berproses dari Pamangku, lanjut Bhawati, barulah menjadi Sulinggih,” ujar Ida Pandia Mpu Jaya Acaryananda.
Dijelaskan, Upacara Dwijati adalah upacara yang bermakna lahir untuk kedua kalinya (reinkarnasi) sebagai seorang Sulinggih. “Sejak seseorang mendapat Diksa dalam upacara penyucian ini, mereka dikenal sebagai Dwijati dan dari padanya diharapkan mulai mematuhi segala peraturan sebagai Sulinggih. Seseorang yang sudah mulai proses tata upacara Diksa inilah yang mempunyai wewenang luas dalam pelaksanaan dan menyelesaikan berbagai upacara yadnya,” ujarnya. *nat
Komentar