Tiga Keris dan Kaos Korban Diamankan
Jajaran Polres Jembrana dan Polsek Mendoyo terjun melakukan olah TKP (tempat ke-jadian perkara), Jumat (16/10) siang, terkait kasus ABG penari Rangda tewas seusai pentas Calonarang di areal Pura Jati Luwih, Banjar Dauh Pangkung Jangu, Desa Pak-raman Pohsanten, Kecamatan Mendoyo.
Namun, kata dr IB Alit, penyebab kematian korban tidak dapat ditentukan. Seluruh hasil pemeriksaan telah diberikan ke polisi untuk disampaikan ke keluarga korban. "Hasil pemeriksaan adalah rahasia medis milik keluarga. Setelah otopsi, jenazah korban langsung dibawa pulang ke Jembrana, Kamis petang pukul 18.00 Wita," katanya.
Pementasan Calonarang di mana korban Ngurah Trisna Para Marta terluka itu sendiri digelar di areal Pura Jati Luwih, Senin malam pukul 23.30 Wita. Awalnya, pementasan berjalan cukup lancar. Korban yang sudah biasa berperan sebagai Rangda pun mengalami trance (kerangsukan). Untuk memastikan pemeran Rangda sudah trance, maka dua pangerancab (tukang tusuk) yang memang dipersiapkan secara khusus, bersiap-siap melakukan tugasnya.
Penusukan diawali oleh pengerancab pertama, yakni I Ketut Budi, asal Desa Delodbe-rawah, Kecamatan Mendoyo. Pengerancab pertama ini melayangkan tusukan keris bertubi-tubi ke tubuh penari Rangda. Setelah menerima beberapa kali tusukan dari pengerancab pertama ini, ABG penari Rangda yang masih dalam keadaan kerangsukan, tidak mengalami luka sedikit pun.
Kemudian, tiba hiliran pengerancab kedua, I Kadek Kodio, asal Banjar Samblong, Kelurahan Sangkaragung, Kecamatan Jembrana, yang melanjutkan tugasnya menusukkan keris. Nah, tanpa diduga sedikit pun, saat pengerancab kedua ini melayangkan tusukan perdana, seketika ABG penari Rangda, Ngurah Trisna Para Marta, roboh dengan posisi telungkup. Setelah diperiksa, keluar darah segar dari balik pakaian Rangda yang dikenakan korban. Begitu busana termasuk Tapel Rangda dilepas, korban yang terluka lanjut dilarikan ke UGD RSUD Negara, Selasa dinihari pukul 01.00 Wita.
Komentar