Hari Pertama, UN SMK Lancar
Pihak SMKN 1 Denpasar memberi saran agar pemerintah bisa menambah fasilitas UNBK sehingga UN bisa dibuat satu sesi.
Demi UNBK, SMK PGRI 3 Denpasar Sewa Komputer ke Jawa Barat
DENPASAR, NusaBali
Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang SMK di Kota Denpasar terpantau lancar di hari pertama, Senin (2/4). Pada sejumlah sekolah SMK di Kota Denpasar, belum terdapat kendala yang berarti yang sampai menghambat ujian, dimana kini hampir semua SMK menggunakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Provinsi Bali.
Wakil Kepala (Waka) Bidang Kurikulum SMKN 1 Denpasar, I Nyoman Sukarya SPd MPd, mengatakan, sejauh ini SMKN 1 Denpasar melakukan UNBK untuk ketiga kalinya. Untuk persiapan, dari tahun ke tahun selalu dilakukan secara matang. “Persiapannya sudah lebih awal dari server pusat, lokal, sudah disiapkan seperti biasa. Selain itu, sudah simulasi sebanyak dua kali dan bersurat ke PLN. Kami juga menyediakan genset untuk antisipasi,” ujarnya saat ditemui NusaBali di sekolah setempat, Senin kemarin.
Tahun ini sebanyak 760 orang siswa SMKN 1 Denpasar mengikuti UNBK. Mereka dari dari 12 paket keahlian (jurusan), diantaranya Teknik Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Batu & Beton, Teknik Konstruksi Kayu, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Elektronika Komunikasi, Teknik Pendingin Dan Tata Udara, Teknik Pemesinan, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Sepeda Motor, Teknik Rekayasa Perangkat Lunak, Tenik Komputer Jaringan, dan Teknik Multimedia. Pelaksanaan UNBK dibagi menjadi tiga sesi, yaitu pukul 07.30 – 09.30 Wita, 10.30 – 12.30 Wita, dan 14.00 – 16.00 Wita. “Astungkara semua siswa bisa ikut ujian,” katanya.
Meski mampu melaksanakan UNBK secara mandiri, pihaknya memberi saran agar pemerintah untuk menambah fasilitas UNBK sehingga bisa dibuat satu sesi. “Fasilitas komputernya biar bisa satu sesi per hari. Karena kekurangan fasilitas, makanya dibuat tiga sesi. Komputer yang kami miliki murni pakai dana BOS,” ucapnya.
Saran serupa juga diungkapkan Kepala SMK PGRI 3 Denpasar, Drs I Nengah Madiadnyana MM. Diakui, SMK PGRI 3 Denpasar baru pertama kalinya ikut UNBK, sedangkan fasilitas yang dimiliki belum mencukupi. Bahkan pihaknya harus menyewa sebanyak 125 komputer di sebuah lembaga penyewaan komputer di Bandung, Jawa Barat, agar UNBK bisa terlaksana di SMK PGRI 3 Denpasar.
“Untuk UNBK ini disediakan komputer sebanyak 247 di tujuh ruangan. Tapi 125 diantaranya kami nyewa, karena kami selama ini memang tidak menyediakan komputer sebanyak itu di sekolah. Tapi karena memenuhi kebijakan pemerintah, kami mencoba memenuhinya. Sementara ini belum ada gangguan server dan akses internet,” ungkapnya.
Menurutnya, jika masih diberikan pilihan UNKP, pihaknya masih akan menggunakan jalur UNKP. Sebab, dari segi sarana komputer di SMK PGRI 3 Denpasar masih belum cukup. “Kalau UNBK tetap dilaksanakan, lebih baik siapkan sarananya dulu, biar tidak terbebani kepada sekolah. Kalau boleh, kami sih ingin memilih UNKP, persiapannya lebih mudah. Memang tujuan UNBK itu mulia, untuk meningkatkan integritas, kejujuran sehingga hasilnya menjadi lebih murni. Tapi UNKP juga bisa berintegritas, asal pengawasan diperketat, pengadaan soalnya juga diperketat,” paparnya.
Adapun peserta ujian di SMK PGRI 3 Denpasar adalah sebanyak 742 dari dua jurusan yakni akomodasi perhotelan dan tata boga. Ada satu siswa yang absen dalam UN kemarin, dikarenakan sedang sakit kelenjar getah bening.
Sementara dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Tjokorda Istri Agung (TIA) Kusumawardhani menjelaskan, belum 100 persen sekolah SMA/SMK di seluruh Bali yang bisa melaksanakan UNBK. Untuk tingkat SMK, sekolah pelaksana UNBK sebanyak 165, dan sekolah pelaksana UNKP sebanyak 4 sekolah, dimana berasal dari daerah Karangasem.
“Arahan dari pusat, satu sekolah tidak bisa dititipkan di dua tempat. Harus satu tempat. Untuk sekolah di Kabupaten Karangasem, ada sekolah yang siswanya banyak, tetapi komputernya tidak mencukupi. Sedangkan ada aturan tidak bisa dititip di dua tempat,” jelasnya.
“Kenapa tidak bisa dititipkan di dua sekolah? Karena kode sekolah itu akan berubah jika di dua tempat. Dari pusat sudah turun arahan itu. Jadi tidak memungkinkan untuk UNBK mereka. Harus satu sekolah, sehingga tidak dipecah. Kalau dipecah kodenya akan berbeda,” imbuhnya.
Meski masih ada menggunakan UNKP, TIA mengharapkan para peserta UN mengerjakan dengan jujur soal yang diberikan. Begitu juga peserta yang mengikuti UNBK, harus menyiapkan diri dengan baik. “Harus tetap dengan jujur mengerjakannya, baik UNKP dan UNBK. Karena tidak bisa curang, maka siswa kan harus menyiapkan diri. Karena nilai itu kan dipakai catatan seumur hidup, maka belajar dan persiapannya harus maksimal,” tandasnya. *ind
DENPASAR, NusaBali
Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang SMK di Kota Denpasar terpantau lancar di hari pertama, Senin (2/4). Pada sejumlah sekolah SMK di Kota Denpasar, belum terdapat kendala yang berarti yang sampai menghambat ujian, dimana kini hampir semua SMK menggunakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Provinsi Bali.
Wakil Kepala (Waka) Bidang Kurikulum SMKN 1 Denpasar, I Nyoman Sukarya SPd MPd, mengatakan, sejauh ini SMKN 1 Denpasar melakukan UNBK untuk ketiga kalinya. Untuk persiapan, dari tahun ke tahun selalu dilakukan secara matang. “Persiapannya sudah lebih awal dari server pusat, lokal, sudah disiapkan seperti biasa. Selain itu, sudah simulasi sebanyak dua kali dan bersurat ke PLN. Kami juga menyediakan genset untuk antisipasi,” ujarnya saat ditemui NusaBali di sekolah setempat, Senin kemarin.
Tahun ini sebanyak 760 orang siswa SMKN 1 Denpasar mengikuti UNBK. Mereka dari dari 12 paket keahlian (jurusan), diantaranya Teknik Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Batu & Beton, Teknik Konstruksi Kayu, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Elektronika Komunikasi, Teknik Pendingin Dan Tata Udara, Teknik Pemesinan, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Sepeda Motor, Teknik Rekayasa Perangkat Lunak, Tenik Komputer Jaringan, dan Teknik Multimedia. Pelaksanaan UNBK dibagi menjadi tiga sesi, yaitu pukul 07.30 – 09.30 Wita, 10.30 – 12.30 Wita, dan 14.00 – 16.00 Wita. “Astungkara semua siswa bisa ikut ujian,” katanya.
Meski mampu melaksanakan UNBK secara mandiri, pihaknya memberi saran agar pemerintah untuk menambah fasilitas UNBK sehingga bisa dibuat satu sesi. “Fasilitas komputernya biar bisa satu sesi per hari. Karena kekurangan fasilitas, makanya dibuat tiga sesi. Komputer yang kami miliki murni pakai dana BOS,” ucapnya.
Saran serupa juga diungkapkan Kepala SMK PGRI 3 Denpasar, Drs I Nengah Madiadnyana MM. Diakui, SMK PGRI 3 Denpasar baru pertama kalinya ikut UNBK, sedangkan fasilitas yang dimiliki belum mencukupi. Bahkan pihaknya harus menyewa sebanyak 125 komputer di sebuah lembaga penyewaan komputer di Bandung, Jawa Barat, agar UNBK bisa terlaksana di SMK PGRI 3 Denpasar.
“Untuk UNBK ini disediakan komputer sebanyak 247 di tujuh ruangan. Tapi 125 diantaranya kami nyewa, karena kami selama ini memang tidak menyediakan komputer sebanyak itu di sekolah. Tapi karena memenuhi kebijakan pemerintah, kami mencoba memenuhinya. Sementara ini belum ada gangguan server dan akses internet,” ungkapnya.
Menurutnya, jika masih diberikan pilihan UNKP, pihaknya masih akan menggunakan jalur UNKP. Sebab, dari segi sarana komputer di SMK PGRI 3 Denpasar masih belum cukup. “Kalau UNBK tetap dilaksanakan, lebih baik siapkan sarananya dulu, biar tidak terbebani kepada sekolah. Kalau boleh, kami sih ingin memilih UNKP, persiapannya lebih mudah. Memang tujuan UNBK itu mulia, untuk meningkatkan integritas, kejujuran sehingga hasilnya menjadi lebih murni. Tapi UNKP juga bisa berintegritas, asal pengawasan diperketat, pengadaan soalnya juga diperketat,” paparnya.
Adapun peserta ujian di SMK PGRI 3 Denpasar adalah sebanyak 742 dari dua jurusan yakni akomodasi perhotelan dan tata boga. Ada satu siswa yang absen dalam UN kemarin, dikarenakan sedang sakit kelenjar getah bening.
Sementara dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Tjokorda Istri Agung (TIA) Kusumawardhani menjelaskan, belum 100 persen sekolah SMA/SMK di seluruh Bali yang bisa melaksanakan UNBK. Untuk tingkat SMK, sekolah pelaksana UNBK sebanyak 165, dan sekolah pelaksana UNKP sebanyak 4 sekolah, dimana berasal dari daerah Karangasem.
“Arahan dari pusat, satu sekolah tidak bisa dititipkan di dua tempat. Harus satu tempat. Untuk sekolah di Kabupaten Karangasem, ada sekolah yang siswanya banyak, tetapi komputernya tidak mencukupi. Sedangkan ada aturan tidak bisa dititip di dua tempat,” jelasnya.
“Kenapa tidak bisa dititipkan di dua sekolah? Karena kode sekolah itu akan berubah jika di dua tempat. Dari pusat sudah turun arahan itu. Jadi tidak memungkinkan untuk UNBK mereka. Harus satu sekolah, sehingga tidak dipecah. Kalau dipecah kodenya akan berbeda,” imbuhnya.
Meski masih ada menggunakan UNKP, TIA mengharapkan para peserta UN mengerjakan dengan jujur soal yang diberikan. Begitu juga peserta yang mengikuti UNBK, harus menyiapkan diri dengan baik. “Harus tetap dengan jujur mengerjakannya, baik UNKP dan UNBK. Karena tidak bisa curang, maka siswa kan harus menyiapkan diri. Karena nilai itu kan dipakai catatan seumur hidup, maka belajar dan persiapannya harus maksimal,” tandasnya. *ind
1
Komentar