Produk Ikan Makarel dari Jembrana Sementara Dipastikan Aman
Dinas Koperindag bersama Dinas Kesehatan Jembrana, melakukan pengujian sampel terhadap enam produk ikan sarden serta ikan makarel dalam kaleng yang diduga bercacing yang ditemukan beredar seputaran Kabupaten Jembrana, Senin (2/4) siang.
NEGARA, NusaBali
Dari pengujian sampel secara kasat mata terhadap 6 produk ikan sarden serta ikan makarel, khususnya 3 produk yang merupakan hasil produksi dari sejumlah pabrik pengalengan ikan di Desa Pengambengan dan Desa Tegal Badeng Barat, Kecamatan Negara, Jembrana, tidak ada indikasi mengandung cacing.
Berdasar pemantauan NusaBali, enam produk yang sempat diuji sampel itu, terdiri dari lima merek, yakni ABC, Gaga, Cip, Pronas, dan Fiesta. Dari enam produk tersebut, empat di antaranya merupakan produk ikan makarel masing-masing merek ABC, Pronas, Gaga, dan Fiesta. Sedangkan dua lainnya, adalah produk ikan sarden merek Cip dan Fiesta. Tiga dari enam produk tersebut, yakni produk ikan makarel merek Pronas, produk ikan makarel merek Fiesta, dan produk ikan sarden merek Fiesta, merupakan hasil produksi pabrik pengalengan ikan di Desa Pengambengan. Sedangkan tiga produk merek lainnya, yakni ikan makarel merek ABC, ikan makarel merek Gaga, dan ikan sarden merek Cip, diproduksi sejumlah pabrik pengalengan ikan dari Banyuwangi, Jawa Timur.
Ketika dilakukan pengujian di ruangan Kadis Koperindag Jembrana, satu per satu dari enam produk ikan makarel ataupun ikan sarden yang masuk dalam 27 daftar merek produk ikan makarel ataupun merek ikan sarden itu, dituangkan dalam piring. Dari pengecekan enam produk tersebut, hanya ada ditemukan kecurigaan benda putih menyerupai cacing dalam satu produk di antaranya, yakni produk ikan makarel dari salah satu merek tersebut. Ikan makarel merek itu, diketahui masih terdapat jeroannya, dan berwarna agak kebiru-biruan. Sedangkan ikan makarel maupunn ikan sarden produk lainnya, yang diketahui daging ikan lebih segar, dan tidak ada jeroannya itu, tidak ada ditemukan benda mencurigakan.
Kadis Koperindag Jembrana Made Gede Budhiarta, Senin kemarin, mengatakan, terkait benda putih menyerupai cacing dalam satu produk ikan makarel itu, belum dipastikan merupakan cacing. Untuk memastikannya, sampel salah satu produk ikan makarel itu diserahkan kepada petugas Dinas Kesehatan Jembrana yang akan melakukan pengecekan lab, untuk diidentifikasi lebih teliti menggunakan mikroskop.
“Nanti akan diteliti lebih lanjut oleh Dinas Kesehatan. Selain yang produk mencurigakan ini, lima produk lainnya tidak ada kami temukan berisi benda mencurigkan. Meski demikian, tetap dicek untuk lebih memastikan lagi. Tetapi yang jelas kalau secara kasat mata, sebagian besar produk ikan makarel ataupun sarden yang kami temukan beredar di Jembrana ini masih aman,” katanya.
Sebenarnya, kata Budhiarta, dari 27 merek daftar produk ikan sarden ataupun ikan makarel diduga bercacing yang dirilis BPOM RI, Rabu (28/3) lalu, tiga merek di antaranya diproduksi sejumlah pabrik pengalengan ikan di Jembrana.
Hal itu pun terungkap ketika jajaran Perindustrian Dinas Koperindag Jembrana dan jajaran Perdagangan Dinas Koperindag Jembrana melakukan penjajakan, Senin kemarin.
Jajaran Perdagangan Dinas Koperindag yang melakukan pengawasan pasar, Senin kemarin, menemukan dua merek di antara tiga merek produksi pabrik lokal yang beredar di Jembrana. Produk dari dua merek itu pun telah diambil sampel bersama produk tiga merek yang diduga bercacing lainnya, yang juga ditemukan beredar di Jembrana.
“Yang pasti dari peredaran, total ada lima merek dari 27 merek diduga bercacing yang kami temukan beredar di Jembrana. Merek-merek yang ada di Jembrana kami ingin pastikan, apakah benar ada cacing atau tidak. Dan hasil sementara, kami simpulkan masih aman,” tandas Budhiarta.
Dari penjajakan ke sejumlah pengalengan ikan di Jembrana yang sementara tidak ada ditemukan kecurigaan mengandung cacing itu, untuk bahan ikan makarelnya, semuanya adalah hasil impor. Sedangkan untuk bahan baku ikan sarden, hasil lokal. “Kalau ikan makarel yang diproduksi, bahan bakunya impor, biasa didatangkan mengunakan kontainer. Sebenarnya, kalau dari pengusaha, untuk pengolahan ikan makarel ataupun ikan sarden itu sudah ada standarnya, dipanaskan dengan suhu tertentu,” tambah Budhiartha, didampingi Kabid Perindag Dinas Koperindag I Wayan Sujana. *ode
Berdasar pemantauan NusaBali, enam produk yang sempat diuji sampel itu, terdiri dari lima merek, yakni ABC, Gaga, Cip, Pronas, dan Fiesta. Dari enam produk tersebut, empat di antaranya merupakan produk ikan makarel masing-masing merek ABC, Pronas, Gaga, dan Fiesta. Sedangkan dua lainnya, adalah produk ikan sarden merek Cip dan Fiesta. Tiga dari enam produk tersebut, yakni produk ikan makarel merek Pronas, produk ikan makarel merek Fiesta, dan produk ikan sarden merek Fiesta, merupakan hasil produksi pabrik pengalengan ikan di Desa Pengambengan. Sedangkan tiga produk merek lainnya, yakni ikan makarel merek ABC, ikan makarel merek Gaga, dan ikan sarden merek Cip, diproduksi sejumlah pabrik pengalengan ikan dari Banyuwangi, Jawa Timur.
Ketika dilakukan pengujian di ruangan Kadis Koperindag Jembrana, satu per satu dari enam produk ikan makarel ataupun ikan sarden yang masuk dalam 27 daftar merek produk ikan makarel ataupun merek ikan sarden itu, dituangkan dalam piring. Dari pengecekan enam produk tersebut, hanya ada ditemukan kecurigaan benda putih menyerupai cacing dalam satu produk di antaranya, yakni produk ikan makarel dari salah satu merek tersebut. Ikan makarel merek itu, diketahui masih terdapat jeroannya, dan berwarna agak kebiru-biruan. Sedangkan ikan makarel maupunn ikan sarden produk lainnya, yang diketahui daging ikan lebih segar, dan tidak ada jeroannya itu, tidak ada ditemukan benda mencurigakan.
Kadis Koperindag Jembrana Made Gede Budhiarta, Senin kemarin, mengatakan, terkait benda putih menyerupai cacing dalam satu produk ikan makarel itu, belum dipastikan merupakan cacing. Untuk memastikannya, sampel salah satu produk ikan makarel itu diserahkan kepada petugas Dinas Kesehatan Jembrana yang akan melakukan pengecekan lab, untuk diidentifikasi lebih teliti menggunakan mikroskop.
“Nanti akan diteliti lebih lanjut oleh Dinas Kesehatan. Selain yang produk mencurigakan ini, lima produk lainnya tidak ada kami temukan berisi benda mencurigkan. Meski demikian, tetap dicek untuk lebih memastikan lagi. Tetapi yang jelas kalau secara kasat mata, sebagian besar produk ikan makarel ataupun sarden yang kami temukan beredar di Jembrana ini masih aman,” katanya.
Sebenarnya, kata Budhiarta, dari 27 merek daftar produk ikan sarden ataupun ikan makarel diduga bercacing yang dirilis BPOM RI, Rabu (28/3) lalu, tiga merek di antaranya diproduksi sejumlah pabrik pengalengan ikan di Jembrana.
Hal itu pun terungkap ketika jajaran Perindustrian Dinas Koperindag Jembrana dan jajaran Perdagangan Dinas Koperindag Jembrana melakukan penjajakan, Senin kemarin.
Jajaran Perdagangan Dinas Koperindag yang melakukan pengawasan pasar, Senin kemarin, menemukan dua merek di antara tiga merek produksi pabrik lokal yang beredar di Jembrana. Produk dari dua merek itu pun telah diambil sampel bersama produk tiga merek yang diduga bercacing lainnya, yang juga ditemukan beredar di Jembrana.
“Yang pasti dari peredaran, total ada lima merek dari 27 merek diduga bercacing yang kami temukan beredar di Jembrana. Merek-merek yang ada di Jembrana kami ingin pastikan, apakah benar ada cacing atau tidak. Dan hasil sementara, kami simpulkan masih aman,” tandas Budhiarta.
Dari penjajakan ke sejumlah pengalengan ikan di Jembrana yang sementara tidak ada ditemukan kecurigaan mengandung cacing itu, untuk bahan ikan makarelnya, semuanya adalah hasil impor. Sedangkan untuk bahan baku ikan sarden, hasil lokal. “Kalau ikan makarel yang diproduksi, bahan bakunya impor, biasa didatangkan mengunakan kontainer. Sebenarnya, kalau dari pengusaha, untuk pengolahan ikan makarel ataupun ikan sarden itu sudah ada standarnya, dipanaskan dengan suhu tertentu,” tambah Budhiartha, didampingi Kabid Perindag Dinas Koperindag I Wayan Sujana. *ode
1
Komentar