Abrasi di Pantai Tegal Besar Makin Parah
Abrasi di Pantai Tegal Besar, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, makin parah. Kondisi ini karena bibir pantai tanpa penangkal abrasi.
SEMARAPURA, NusaBali
Parahnya abrasi itu mengakibatkan masyarakat makin berhati-hati beraktivitas di pantai. Di antaranya, aktivitas Melasti tidak lagi bisa dilakukan di pantai setempat. Krama pun harus berpindah Melasti ke Pantai Lepang, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan maupuan Pantai Siyut, Desa Tulikup, Gianyar.
Bahkan saat Melasti pada Sasih Kasanga menjelang Nyepi Tahun Icaka 1940, Sabtu (17/3), banyak krama yang sudah tiba Melasti di Pantai Tegal Besar, harus mencari alternatif ke pantai lainnya. Yakni, Pantai Lepang dan Pantai Siyut, karena bibir Pantai Tegal Besar hampir habis. “Sebagian besar krama dari Kecamatan Banjarangkan Melasti di Pantai Tegal Besar. Dengan kondisi seperti ini krama Melasti ke pantai yang masih memiliki pesisir cukup luas,” ujar seorang warga Desa Negari, I Wayan Tegal,60, Senin (2/4).
Kata dia, kondisi ini juga dialami oleh krama Desa Pakraman Semaagung, Desa Tusan, Kecamatan Banjarangkan, saat Malasti Tektekan, Purnama Sasih Kadasa, Saniscara Kliwon Landep, Sabtu (31/3) pagi. Karena tidak memungkinkan, mereka terpaksa mengambil alternatif dengan Melasti berjalan kaki menuju Pantai Lepang. “Beberapa krama sudah ada yang ke sini, tapi balik lagi,” katanya.
Wayan Tegal yang kesehariannya membuka warung di Pesisir Pantai Tegal Besar mengaku, abrasi dalam sebulan ini cukup parah mencapai 50 meter. Terlebih air loloan (muara sungai) Tukad Bubuh di sisi timur, sempat mengalir. Kondisi membuat pesisir Pantai Tegal Besar tergerus. Selain itu, abrasi ini juga mengancam penangkaran penyu di Pantai Tegal Besar.
Sementara itu, abrasi pesisir pantai di Kabupaten Klungkung kian meluas, hingga tahun 2018 tercatat 25 km pantai masuk sona rawan abrasi. Bahkan sudah ada yang tergurus, untuk menanggulangi permasalahan tersebut, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Kawasan Permukiman Klungkung, mengusulkan pemasangan tanggul pada APBD 2018 sekitar Rp 3 miliar.
Namun setelah melalui pembahasan dan diproses di Bappeda Klungkung dana usulan tersebut belum bisa terpenuhi 100 persen. Dana yang turun untuk penanganan abrasi berupa pembuatan tanggul hanya Rp 400 juta. Sehingga untuk penanganan abrasi berupa pembuatan tanggul, Dinas PU mengusulkan dana itu ke pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida. *wan
Parahnya abrasi itu mengakibatkan masyarakat makin berhati-hati beraktivitas di pantai. Di antaranya, aktivitas Melasti tidak lagi bisa dilakukan di pantai setempat. Krama pun harus berpindah Melasti ke Pantai Lepang, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan maupuan Pantai Siyut, Desa Tulikup, Gianyar.
Bahkan saat Melasti pada Sasih Kasanga menjelang Nyepi Tahun Icaka 1940, Sabtu (17/3), banyak krama yang sudah tiba Melasti di Pantai Tegal Besar, harus mencari alternatif ke pantai lainnya. Yakni, Pantai Lepang dan Pantai Siyut, karena bibir Pantai Tegal Besar hampir habis. “Sebagian besar krama dari Kecamatan Banjarangkan Melasti di Pantai Tegal Besar. Dengan kondisi seperti ini krama Melasti ke pantai yang masih memiliki pesisir cukup luas,” ujar seorang warga Desa Negari, I Wayan Tegal,60, Senin (2/4).
Kata dia, kondisi ini juga dialami oleh krama Desa Pakraman Semaagung, Desa Tusan, Kecamatan Banjarangkan, saat Malasti Tektekan, Purnama Sasih Kadasa, Saniscara Kliwon Landep, Sabtu (31/3) pagi. Karena tidak memungkinkan, mereka terpaksa mengambil alternatif dengan Melasti berjalan kaki menuju Pantai Lepang. “Beberapa krama sudah ada yang ke sini, tapi balik lagi,” katanya.
Wayan Tegal yang kesehariannya membuka warung di Pesisir Pantai Tegal Besar mengaku, abrasi dalam sebulan ini cukup parah mencapai 50 meter. Terlebih air loloan (muara sungai) Tukad Bubuh di sisi timur, sempat mengalir. Kondisi membuat pesisir Pantai Tegal Besar tergerus. Selain itu, abrasi ini juga mengancam penangkaran penyu di Pantai Tegal Besar.
Sementara itu, abrasi pesisir pantai di Kabupaten Klungkung kian meluas, hingga tahun 2018 tercatat 25 km pantai masuk sona rawan abrasi. Bahkan sudah ada yang tergurus, untuk menanggulangi permasalahan tersebut, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Kawasan Permukiman Klungkung, mengusulkan pemasangan tanggul pada APBD 2018 sekitar Rp 3 miliar.
Namun setelah melalui pembahasan dan diproses di Bappeda Klungkung dana usulan tersebut belum bisa terpenuhi 100 persen. Dana yang turun untuk penanganan abrasi berupa pembuatan tanggul hanya Rp 400 juta. Sehingga untuk penanganan abrasi berupa pembuatan tanggul, Dinas PU mengusulkan dana itu ke pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida. *wan
Komentar