Longsor di Gunung Merapi, 2 Orang Tewas
Tebing longsor menimbun beberapa penambang pasir di Gunung Merapi, Sleman.
SLEMAN, NusaBali
Sebanyak 4 truk juga dilaporkan masih tertimbun longsor yang terjadi kemarin."Laporan sementara yang masuk, kejadian pagi tadi, ada 4 truk dan beberapa orang penambang yang diduga tertimbun. Dua orang telah dievakuasi," kata Humas Basarnas DI Yogyakarta, Eriyanto, saat dimintai konfirmasi detik, Senin (2/4).
Polisi menutup sementara aktivitas penambangan pasir yang longsor di Kali Gendol, Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman. Peristiwa tebing longsor memakan dua korban jiwa, empat korban luka, serta empat truk tertimbun material longsor."Lokasi penambangan ditutup sementara," kata Kapolsek Cangkringan, AKP Sutarman, di lokasi, Senin (2/4).
Polisi memasang garis polisi di sekitar kawasan tambang pasir yang longsor. Peristiwa longsor terjadi kemarin pukul 06.30 WIB. Tebing setinggi sekitar 20 meter di sisi timur Kali Gendol longsor dan menimbun dua sopir truk dan dua orang penambang pasir. Dua orang tewas yakni sopir truk, Gunawan (36), warga Bulaksalak, Wukirsari, Cangkringan dan Sugeng (35) warga Kemurejo, Karangnongko, Kabupaten Klaten. Keduanya merupakan sopir truk pengangkut pasir.
Sedangkan korban luka yakni Citro Wiyono (50) dan Pandi Wiyono (55), keduanya penambang pasir warga Kalitengah Kidul, Glagaharjo, Cangkringan. Ditambah dua warga korban longsor susulan, Slamet (34) dan Tentrem (33), warga setempat.
"Ini tadi terjadi longsor susulan, dua warga jadi korban tapi beruntung selamat. Keduanya sedang menonton proses evakuasi dari atas tebing, padahal tadi sudah diimbau petugas agar menjauh," jelasnya.Penutupan aktivitas penambangan selain untuk proses penyelidikan lebih lanjut, juga kawasan tebing masih labil.
"Di atas ada rekahan cukup lebar, kondisi cuaca juga hujan. Tebing masih labil, dan cukup berbahaya berpotensi longsor susulan," imbuhnya.Tampak di lokasi sejumlah truk dan backhoe milik penambang pasir. Belum diketahui persis siapa pemilik tambang pasir. Namun di pintu masuk terpasang sebuah papan nama sebuah perusahaan.
Kawasan tambang pasir yang longsor diketahui telah mengantongi izin sejak 2015. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Balai Pengawasan Perizinan Pertambangan Wilayah Sleman, Dinas PUP ESDM DIY, Agung Satrio."Tambang milik CV Sari Mulya, sudah berizin eksplorasi sejak tahun 2015. Setelah itu izin operasi produksi tahun 2017," kata Agung, kepada wartawan di lokasi, Senin (2/4).*
Sebanyak 4 truk juga dilaporkan masih tertimbun longsor yang terjadi kemarin."Laporan sementara yang masuk, kejadian pagi tadi, ada 4 truk dan beberapa orang penambang yang diduga tertimbun. Dua orang telah dievakuasi," kata Humas Basarnas DI Yogyakarta, Eriyanto, saat dimintai konfirmasi detik, Senin (2/4).
Polisi menutup sementara aktivitas penambangan pasir yang longsor di Kali Gendol, Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman. Peristiwa tebing longsor memakan dua korban jiwa, empat korban luka, serta empat truk tertimbun material longsor."Lokasi penambangan ditutup sementara," kata Kapolsek Cangkringan, AKP Sutarman, di lokasi, Senin (2/4).
Polisi memasang garis polisi di sekitar kawasan tambang pasir yang longsor. Peristiwa longsor terjadi kemarin pukul 06.30 WIB. Tebing setinggi sekitar 20 meter di sisi timur Kali Gendol longsor dan menimbun dua sopir truk dan dua orang penambang pasir. Dua orang tewas yakni sopir truk, Gunawan (36), warga Bulaksalak, Wukirsari, Cangkringan dan Sugeng (35) warga Kemurejo, Karangnongko, Kabupaten Klaten. Keduanya merupakan sopir truk pengangkut pasir.
Sedangkan korban luka yakni Citro Wiyono (50) dan Pandi Wiyono (55), keduanya penambang pasir warga Kalitengah Kidul, Glagaharjo, Cangkringan. Ditambah dua warga korban longsor susulan, Slamet (34) dan Tentrem (33), warga setempat.
"Ini tadi terjadi longsor susulan, dua warga jadi korban tapi beruntung selamat. Keduanya sedang menonton proses evakuasi dari atas tebing, padahal tadi sudah diimbau petugas agar menjauh," jelasnya.Penutupan aktivitas penambangan selain untuk proses penyelidikan lebih lanjut, juga kawasan tebing masih labil.
"Di atas ada rekahan cukup lebar, kondisi cuaca juga hujan. Tebing masih labil, dan cukup berbahaya berpotensi longsor susulan," imbuhnya.Tampak di lokasi sejumlah truk dan backhoe milik penambang pasir. Belum diketahui persis siapa pemilik tambang pasir. Namun di pintu masuk terpasang sebuah papan nama sebuah perusahaan.
Kawasan tambang pasir yang longsor diketahui telah mengantongi izin sejak 2015. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Balai Pengawasan Perizinan Pertambangan Wilayah Sleman, Dinas PUP ESDM DIY, Agung Satrio."Tambang milik CV Sari Mulya, sudah berizin eksplorasi sejak tahun 2015. Setelah itu izin operasi produksi tahun 2017," kata Agung, kepada wartawan di lokasi, Senin (2/4).*
1
Komentar