Rp 136 Juta untuk Benahi Perwajahan Taman
Menyongsong pertemuan tahunan IMF – World Bank pada Oktober 2018, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung mempercantik taman sepanjang jalan.
MANGUPURA, NusaBali
Penataan taman ini juga meliputi pengecatan ulang puluhan patung yang berada di median jalan se-Badung.Kadis LHK Badung I Putu Eka Merthawan mengatakan pihaknya kini mulai konsentrasi untuk menata taman di jalan raya se-Badung, setelah sebelumnya fokus membersihkan pantai. Pihaknya mengalokasikan dana sebesar Rp 136 juta untuk penataan taman termasuk mengecat ulang patung yang berukuran kecil yang berada pada median jalan.
Pentataan taman ini sebenarnya sudah dilakukan jauh sebelumnya. Misalnya penataan dan perbaikan patung berukuran besar seperti patung Dewa Ruci dan Gatot Kaca, sudah dilakukan dua tahun yang lalu. Penataan patung berukuran besar dilakukan lebih awal karena biaya yang dibutuhkan besar dan waktu penyelesaiannya lama. Selain penataan ulang pihaknya juga membangun tiga patung baru yang kini sedang dituntaskan. Satu patung di Jalan Raya Uluwatu II, satu patung di Petang, dan satu di Abiansemal. Ketiga ditargetkan selesai September.
“Kami mengecat kembali sebanyak 29 patung di median jalan se-Badung. Sebelum dilakukan pengecatan ulang diawali dengan upacara. Perwajahan ini biayanya Rp 136 juta. Penataan patung ini khusus untuk patung yang berukuran kecil. Sementara patung berukuran besar seperti patung Dewa Ruci dan Gatot Kaca sudah dilakukan perbaikan dan penataan 2 tahun lalu. Patung yang besar itu kami lakukan perbaikan lebih awal karena biaya besar dan waktu yang digunakan cukup lama,” tutur Merthawan, Selasa (3/4).
Selain penataan taman juga penertiban masalah limbah. Untuk penanganan limbah ini pihaknya menggunakan pola khusus. Karena itu terkait dengan izin. Penanganan limbah ini khusus dilakukan pada jalur-jalur yang strategis. Misalnya jalur bandara, jalan tol menuju Nusa Dua, Jimbaran (khusus menuju tempat penginapan delegasi). Selain itu jalur GWK dan Uluwatu, Pandawa hingga Puja Mandala, ITDC, dan Tanjung Benoa.
“Jalur-jalur itu yang kami tangani dalam waktu enam bulan ke depan. Limbah yang kami tangani adalah limbah yang mencemari lingkungan. Seperti di sungai, got, dan mangrove. Itu merupakan lingkungan kampanye sehat. Kita kan green tourism. Selain itu yang menjadi fokus kami juga adalah limbah laundry. Kami perlahan menertibkan semua,” tandasnya. *p
Penataan taman ini juga meliputi pengecatan ulang puluhan patung yang berada di median jalan se-Badung.Kadis LHK Badung I Putu Eka Merthawan mengatakan pihaknya kini mulai konsentrasi untuk menata taman di jalan raya se-Badung, setelah sebelumnya fokus membersihkan pantai. Pihaknya mengalokasikan dana sebesar Rp 136 juta untuk penataan taman termasuk mengecat ulang patung yang berukuran kecil yang berada pada median jalan.
Pentataan taman ini sebenarnya sudah dilakukan jauh sebelumnya. Misalnya penataan dan perbaikan patung berukuran besar seperti patung Dewa Ruci dan Gatot Kaca, sudah dilakukan dua tahun yang lalu. Penataan patung berukuran besar dilakukan lebih awal karena biaya yang dibutuhkan besar dan waktu penyelesaiannya lama. Selain penataan ulang pihaknya juga membangun tiga patung baru yang kini sedang dituntaskan. Satu patung di Jalan Raya Uluwatu II, satu patung di Petang, dan satu di Abiansemal. Ketiga ditargetkan selesai September.
“Kami mengecat kembali sebanyak 29 patung di median jalan se-Badung. Sebelum dilakukan pengecatan ulang diawali dengan upacara. Perwajahan ini biayanya Rp 136 juta. Penataan patung ini khusus untuk patung yang berukuran kecil. Sementara patung berukuran besar seperti patung Dewa Ruci dan Gatot Kaca sudah dilakukan perbaikan dan penataan 2 tahun lalu. Patung yang besar itu kami lakukan perbaikan lebih awal karena biaya besar dan waktu yang digunakan cukup lama,” tutur Merthawan, Selasa (3/4).
Selain penataan taman juga penertiban masalah limbah. Untuk penanganan limbah ini pihaknya menggunakan pola khusus. Karena itu terkait dengan izin. Penanganan limbah ini khusus dilakukan pada jalur-jalur yang strategis. Misalnya jalur bandara, jalan tol menuju Nusa Dua, Jimbaran (khusus menuju tempat penginapan delegasi). Selain itu jalur GWK dan Uluwatu, Pandawa hingga Puja Mandala, ITDC, dan Tanjung Benoa.
“Jalur-jalur itu yang kami tangani dalam waktu enam bulan ke depan. Limbah yang kami tangani adalah limbah yang mencemari lingkungan. Seperti di sungai, got, dan mangrove. Itu merupakan lingkungan kampanye sehat. Kita kan green tourism. Selain itu yang menjadi fokus kami juga adalah limbah laundry. Kami perlahan menertibkan semua,” tandasnya. *p
Komentar