Wakapolres Lombok Tengah Tembak Mati Adik Ipar
Diduga dilatari dendam, karena korban menelantarkan adiknya
JAKARTA, NusaBali
Wakil Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Komisaris Fahrizal, menembak mati adik iparnya, Jumingan alias Jun (34) di hadapan istri dan ibunya.Insiden itu terjadi di rumah Iwan, di Jalan Tirtosari, Gang Keluarga, Kecamatan Medan Tembung, Medan, Sumatera Utara pada Rabu (4/4) sekitar pukul 21.00 WIB.
Berdasarkan kronologi, insiden penembakan berawal saat Fahrizal tiba di Medan untuk menjenguk ibunya yang baru sembuh sekira pukul 18.30 WIB. Setibanya di rumah, Fahrizal langsung duduk di ruang tamu bersama ibu, istri, Jun dan istrinya, HW (adik Fahrizal).
Setelah sempat berbincang-bincang dan memijat kaki ibunya, Fahrizal tiba-tiba menodongkan sepucuk senjata api ke arah ibunya. Jun yang melihat kejadian itu langsung meminta Fahrizal untuk mengurungkan niatnya. Namun, Fahrizal malah balik menodongkan senjata api itu ke arah Jun dan melepaskan tembakan sebanyak enam kali.
Usai menembak mati adik iparnya, Kompol Fahrizal, keluar rumah dan pergi menyerahkan diri ke markas Polda Sumatra Utara. Sedangkan jenazah Jun dievakuasi petugas kepolisian ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut.
Apa motif Fahrizal menembak Jun? "Ini penyebabnya masih dalam pendalaman, tadi mengaku ke saya, dia melakukan itu karena marah, dendamlah," kata Kapolda Sumatera Utara Irjen Paulus Waterpauw saat dihubungi detik, Kamis (5/4).
Paulus mengatakan kejadian itu lebih dipicu permasalahan keluarga. Fahrizal merasa kesal terhadap adik iparnya karena menelantarkan adiknya, HW.
"Karena (korban) menelantarkan adiknya, tidak memberikan nafkah, nggak kerja, nganggur," imbuhnya.
Jika kesal kepada Jumingan, mengapa Fahrizal menodongkan senjata ke ibunya?
"Itu yang sedang kita dalami, karena keterangan dari adiknya, dia sedang membuat minuman. Waktu dia (Fahrizal) datang itu adiknya melihat sedang menodong mamanya, makanya jadi tanda tanya ketika nodong (ibunya), apa dia paksa ibunya untuk mengakui atau apa," papar Paulus.
Saat dikonfirmasi, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Inspektur Jenderal Martuani Sormin membenarkan kejadian ini. Menurutnya, Fahrizal telah menyerahkan diri dan ditahan di Markas Polda Sumatera Utara saat ini. Penyidik tengah memeriksa kondisi psikologi Fahrizal.
"Benar telah terjadi penembakan atas nama yang bersangkutan. Dia menembak [karena] sepertinya ada masalah keluarga," kata Martuani saat dikonfirmasi wartawan Kamis (5/4) seperti dilansir cnnindonesia.
Martuani Sormin mengatakan pelaku tidak hanya akan dipecat dari Polri. Ia memastikan Fahrizal juga akan dipidana umum atas perbuatannya."Saya hanya dari segi pelanggaran disiplin. Dia akan dipidana umum. Bukan hanya dipecat," ujar Martuani seperti dilansir tribunnews.
Pihak kepolisian, kata Martuani, saat ini tengah mendalami apakah tersangka memiliki kelainan jiwa atau tidak. Lebih lanjut, untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali maka Martuani mengungkap Polri akan melakukan pemeriksaan psikologis dalam pemegangan senjata.
Menurutnya ada masalah-masalah tertentu yang tidak bisa dikontrol oleh masing-masing orang. Terlebih, psikologi seseorang itu tidak pernah sama."Ini harus diperketat lagi. Saya belum tahu hasil pemeriksaan psikologis sekarang, karena sedang diobservasi," ungkapnya. *
Berdasarkan kronologi, insiden penembakan berawal saat Fahrizal tiba di Medan untuk menjenguk ibunya yang baru sembuh sekira pukul 18.30 WIB. Setibanya di rumah, Fahrizal langsung duduk di ruang tamu bersama ibu, istri, Jun dan istrinya, HW (adik Fahrizal).
Setelah sempat berbincang-bincang dan memijat kaki ibunya, Fahrizal tiba-tiba menodongkan sepucuk senjata api ke arah ibunya. Jun yang melihat kejadian itu langsung meminta Fahrizal untuk mengurungkan niatnya. Namun, Fahrizal malah balik menodongkan senjata api itu ke arah Jun dan melepaskan tembakan sebanyak enam kali.
Usai menembak mati adik iparnya, Kompol Fahrizal, keluar rumah dan pergi menyerahkan diri ke markas Polda Sumatra Utara. Sedangkan jenazah Jun dievakuasi petugas kepolisian ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut.
Apa motif Fahrizal menembak Jun? "Ini penyebabnya masih dalam pendalaman, tadi mengaku ke saya, dia melakukan itu karena marah, dendamlah," kata Kapolda Sumatera Utara Irjen Paulus Waterpauw saat dihubungi detik, Kamis (5/4).
Paulus mengatakan kejadian itu lebih dipicu permasalahan keluarga. Fahrizal merasa kesal terhadap adik iparnya karena menelantarkan adiknya, HW.
"Karena (korban) menelantarkan adiknya, tidak memberikan nafkah, nggak kerja, nganggur," imbuhnya.
Jika kesal kepada Jumingan, mengapa Fahrizal menodongkan senjata ke ibunya?
"Itu yang sedang kita dalami, karena keterangan dari adiknya, dia sedang membuat minuman. Waktu dia (Fahrizal) datang itu adiknya melihat sedang menodong mamanya, makanya jadi tanda tanya ketika nodong (ibunya), apa dia paksa ibunya untuk mengakui atau apa," papar Paulus.
Saat dikonfirmasi, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Inspektur Jenderal Martuani Sormin membenarkan kejadian ini. Menurutnya, Fahrizal telah menyerahkan diri dan ditahan di Markas Polda Sumatera Utara saat ini. Penyidik tengah memeriksa kondisi psikologi Fahrizal.
"Benar telah terjadi penembakan atas nama yang bersangkutan. Dia menembak [karena] sepertinya ada masalah keluarga," kata Martuani saat dikonfirmasi wartawan Kamis (5/4) seperti dilansir cnnindonesia.
Martuani Sormin mengatakan pelaku tidak hanya akan dipecat dari Polri. Ia memastikan Fahrizal juga akan dipidana umum atas perbuatannya."Saya hanya dari segi pelanggaran disiplin. Dia akan dipidana umum. Bukan hanya dipecat," ujar Martuani seperti dilansir tribunnews.
Pihak kepolisian, kata Martuani, saat ini tengah mendalami apakah tersangka memiliki kelainan jiwa atau tidak. Lebih lanjut, untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali maka Martuani mengungkap Polri akan melakukan pemeriksaan psikologis dalam pemegangan senjata.
Menurutnya ada masalah-masalah tertentu yang tidak bisa dikontrol oleh masing-masing orang. Terlebih, psikologi seseorang itu tidak pernah sama."Ini harus diperketat lagi. Saya belum tahu hasil pemeriksaan psikologis sekarang, karena sedang diobservasi," ungkapnya. *
1
Komentar