nusabali

UFF Sajikan Kuliner Bertajuk 'Generasi Inovasi'

  • www.nusabali.com-uff-sajikan-kuliner-bertajuk-generasi-inovasi

Festival kuliner tahunan ‘Ubud Food Festival’ kembali diselenggarakan buat keempat kalinya, 13-15 April mendatang.

DENPASAR, NusaBali

Festival yang diselenggarakan di Plataran Ubud, Jalan Raya Sanggingan, Ubud, Gianyar ini bakal mempertemukan chef ternama dari internasional, nasional, maupun lokal.Setidaknya ada 100 koki yang akan terlibat dalam 150 program acara tersebut. Mereka akan mengajak berdialog dan berbagi rahasia masakan dengan penuh penghormatan.

General Manager Festival, Kadek Purnami mengatakan, tema yang dipilih pada festival kali ini adalah 'Generasi Inovasi' sebagai penghargaan atas munculnya generasi baru dalam industri kuliner. “Generasi muda semakin bergairah untuk menekuni karir di bidang gastronomi. Mereka muncul dengan berbagai inovasi sehingga kuliner menjadi bagian dari industri kreatif,” ujarnya di Denpasar, Kamis (5/4).

Sejumlah chef ternama Indonesia dan lokal bakal diundang dalam UFF tahun ini. Sebut saja Farah Quinn, Chef Ragil Imam Wibowo, Adrian Ishak, Kim Pangestu, Gloria Susindra, Hans Christian, Putu Sumarjana, Mandif Warokka, Chef Rydo Anton. Sedangkan chef internasional yang diundang diantaranya Rishi Neleendra, Petrina Loh, Sun Kim, Jun Lee, Chris Salans, Shane Lewis, serta chef ternama lainnya.

“Kami juga mengundang sejumlah chef dari berbagai pelosok Nusantara, seperti dari Papua dan Kupang, untuk mengenalkan kuliner Nusantara. Dari Festival kami berharap Bali, khususnya Ubud bisa menjadi pusat wisata kuliner,” katanya.

Menariknya, program kali ini juga akan diisi pemahaman mengenai masakan lokal serta makna atau legenda yang ada di balik pembuatannya. “Contohnya makanan Ratu Peranda kenapa dibuat beda dengan masyarakat. Itu ada makna dan sejarah di baliknya. Begitu juga daerah-daerah lain di Indonesia, pasti memiliki sejarahnya masng-masing,” tuturnya.

Peserta akan diajak untuk mengikuti tur kuliner dengan mengunjungi tempat-tempat penjualan kuliner tradisional Bali. Program lainnya, yakni program dialog, pemutaran film, bazar kuliner, program untuk anak-anak, dan pentas musik yang dibuat secara gratis. Sedangkan program berbayar hanyalah program khusus seperti wokshop kuliner bersama chef pilihan.

Disinggung mengenai tren, setiap tahun memiliki tren berbeda. Menurut Purnami, tahun lalu trennya adalah kopi. “Tahun ini soal menu masakan sambal dengan berbagai variasinya. Contohnya seperti jenis sambal dan level-level pedas,” imbuhnya.

Pihaknya berharap, kunjungan di UFF meningkat setiap tahunnya. Tahun ini kunjungan ditarget 12 ribu orang, dibanding tahun lalu yang mampu mengundang 9 ribu orang baik dari warga lokal, wisatawan domestik, serta turis mancanegara.

Sekadar diketahui, dua acara besar yakni Ubud Food Festival dan Ubud Writers and Readers Festival diinisiasi oleh Yayasan Mudra Swari Saraswati. Ketua yayasan, Ketut Suardana yang menjadi inisiator kedua festival tersebut mengatakan, keberadaan UFF dan UWRF sangat erat kaitannya. Keduanya saing melengkapi. “Kalau Ubud Writers itu untuk kebutuhan pikiran, kalau Ubud Food untuk kebutuhan perut,” ungkapnya. *ind

Komentar