Blusukan, Mantra-Kerta Siapkan Revitalisasi Pasar Kumuh di Kintamani
Sejumlah pasar tradisional di Bangli ada dalam kondisi rusak dan kumuh.
BANGLI, NusaBali
Termasuk Pasar Singhamandawa Kintamani yang notabene merupakan pasar tradisional terbesar di pusat pengembangan pariwisata Kabupaten Bangli itu. Calon Wakil Gubernur Bali nomor urut dua, I Ketut Sudikerta blusukan ke Pasar Singhamandawa dan Pasar Kintamani, Kamis (5/4). Didampingi tim pemenangan paslon Mantra-Kerta, Sudikerta menyapa warga di kedua pasar tersebut.
Cawagub yang berpasangan dengan Cagub Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra itu prihatin melihat situasi pasar yang kurang baik. “Pasar tersebut terkesan seperti pemukiman kumuh,” kata Sudikerta. Spontan Sudikerta melontarkan program Nawacandra yang diusung paslon Mantra-Kerta yakni revitalisasi pasar di Kintamani agar tertata dengan rapi dan sesuai dengan fungsi dan peruntukannya.
Sudikerta mengatakan akan terus mengembangkan program revitalisasi pasar tradisional yang telah terbukti sukses di Kota Denpasar. Katanya, dari 37 pasar tradisional dikelola desa pakraman di Kota Denpasar sebagian besar telah direvitalisasi dan memberi perubahan yang signifikan.
“Misalnya Pasar Agung Denpasar. Sebelum direvitalisasi omsetnya hanya sekitar Rp2 miliar, setelah revitalisasi melonjak menjadi Rp5 miliar hingga Rp14 miliar,” paparnya sembari menegaskan bahwa sukses ini akan ditularkan di pasar-pasar lain di seluruh Bali.
Di sisi lain Sudikerta mengatakan bahwa program revitalisasi pasar tradisional Mantra Kerta merupakan bagian integral dari program ‘Simantri + Pasti’ (Sistem Pertanian Terintegrasi + Pasar Teknologi Industri) dan terintegrasi pula dengan program pemberdayaan Lembaga Perkreditan Desa (LPD).
“Semua itu akan meningkatkan lapangan kerja, pergerakan ekonomi, dan pastinya kesejahteraan masyarakat. Ini sudah terbukti. Bukan janji,” tegas Sudikerta. Usai blusukan ke pasar, Sudikerta melakukan simakrama dengan warga Desa Pakraman Bonyoh, Kintamani. Di depan ratusan warga yang didominasi petani itu, Sudikerta memaparkan program unggulan Nawacandra, salah satunya pemberdayaan petani dengan subsidi pupuk, subsidi pajak bagi sawah produktif.
Juga dijelaskan program pembangunan pasar komoditi pertanian yang dipadukan dengan pasar seni. Tujuannya antra lain untuk menarik minat anak muda, mempermudah akses untuk berwira usaha dalam bidang pertanian. “Caranya, mempermudah izin usaha. Pengurusan cukup hingga di kecamatan,” kata Sudikerta.
Wagub Bali yang sedang cuti itu juga memaparkan program yang memfasilitasi permodalan usaha mikro kecil, menggalakkan teknologi pasca panen, pengemasan, dan pemasaran. “Mantra-Kerta juga membuat kebijakan yang mewajibkan hotel dan restoran untuk membeli komoditi pertanian produk lokal. Untuk itu manajemen produksi harus dikuasai oleh petani agar selalu siap produk baik dalam kuantitas maupun kualitas,” tandas Sudikerta. *
Termasuk Pasar Singhamandawa Kintamani yang notabene merupakan pasar tradisional terbesar di pusat pengembangan pariwisata Kabupaten Bangli itu. Calon Wakil Gubernur Bali nomor urut dua, I Ketut Sudikerta blusukan ke Pasar Singhamandawa dan Pasar Kintamani, Kamis (5/4). Didampingi tim pemenangan paslon Mantra-Kerta, Sudikerta menyapa warga di kedua pasar tersebut.
Cawagub yang berpasangan dengan Cagub Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra itu prihatin melihat situasi pasar yang kurang baik. “Pasar tersebut terkesan seperti pemukiman kumuh,” kata Sudikerta. Spontan Sudikerta melontarkan program Nawacandra yang diusung paslon Mantra-Kerta yakni revitalisasi pasar di Kintamani agar tertata dengan rapi dan sesuai dengan fungsi dan peruntukannya.
Sudikerta mengatakan akan terus mengembangkan program revitalisasi pasar tradisional yang telah terbukti sukses di Kota Denpasar. Katanya, dari 37 pasar tradisional dikelola desa pakraman di Kota Denpasar sebagian besar telah direvitalisasi dan memberi perubahan yang signifikan.
“Misalnya Pasar Agung Denpasar. Sebelum direvitalisasi omsetnya hanya sekitar Rp2 miliar, setelah revitalisasi melonjak menjadi Rp5 miliar hingga Rp14 miliar,” paparnya sembari menegaskan bahwa sukses ini akan ditularkan di pasar-pasar lain di seluruh Bali.
Di sisi lain Sudikerta mengatakan bahwa program revitalisasi pasar tradisional Mantra Kerta merupakan bagian integral dari program ‘Simantri + Pasti’ (Sistem Pertanian Terintegrasi + Pasar Teknologi Industri) dan terintegrasi pula dengan program pemberdayaan Lembaga Perkreditan Desa (LPD).
“Semua itu akan meningkatkan lapangan kerja, pergerakan ekonomi, dan pastinya kesejahteraan masyarakat. Ini sudah terbukti. Bukan janji,” tegas Sudikerta. Usai blusukan ke pasar, Sudikerta melakukan simakrama dengan warga Desa Pakraman Bonyoh, Kintamani. Di depan ratusan warga yang didominasi petani itu, Sudikerta memaparkan program unggulan Nawacandra, salah satunya pemberdayaan petani dengan subsidi pupuk, subsidi pajak bagi sawah produktif.
Juga dijelaskan program pembangunan pasar komoditi pertanian yang dipadukan dengan pasar seni. Tujuannya antra lain untuk menarik minat anak muda, mempermudah akses untuk berwira usaha dalam bidang pertanian. “Caranya, mempermudah izin usaha. Pengurusan cukup hingga di kecamatan,” kata Sudikerta.
Wagub Bali yang sedang cuti itu juga memaparkan program yang memfasilitasi permodalan usaha mikro kecil, menggalakkan teknologi pasca panen, pengemasan, dan pemasaran. “Mantra-Kerta juga membuat kebijakan yang mewajibkan hotel dan restoran untuk membeli komoditi pertanian produk lokal. Untuk itu manajemen produksi harus dikuasai oleh petani agar selalu siap produk baik dalam kuantitas maupun kualitas,” tandas Sudikerta. *
1
Komentar