nusabali

Suhu Air 47 Derajat Celcius, Diyakini Berkhasiat Sembuhkan Penyakit

  • www.nusabali.com-suhu-air-47-derajat-celcius-diyakini-berkhasiat-sembuhkan-penyakit

Operasional Kolam Pemandian Air Panas Banyuwedang di Banjar Batu Ampar, Desa Pejarakan, Buleleng baru diresmikan awal Januari 2018. Kolam air panas ini dibangun dengan biaya Rp 1 milar dari swadaya masyarakat dan partisipasi LPD Desa Pakraman Pejarakan

Kolam Pemandian Air Panas Banyuwedang, Desa Pejarakan Jadi Destinasi Favorit Baru di Buleleng

SINGARAJA, NusaBali
Objek wisata Kolam Pemandian Air Panas Banyuwedang (Banyuwedang Hot Spring) di Banjar Batu Ampar, Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, Buleleng yang baru diresmikan Januari 2018 lalu, kini menjadi destinasi favorit bagi wisatawan. Suhu air kolam yang mencapai 47 derajat Celsius, memberikan sensasi tersendiri bagi pengunjung.

Lokasi Kolam Pemandian Air Panas Banyuwedang ini berada di Jalur Singaraja-Gilimanuk, sekitar 60 km ke arah barat dari Kota Singaraja atau berjarak 20 km arah barat laut dari Gilimanuk (Jembrana). Lokasinya di tepi laut, dengan dikelilingi hutan bakau. Setiap pengunjung yang masuk ke areal kolam air panas ini dikenakan tiket Rp 10.000 untuk dewasa dan Rp 5.000 bagi anak-anak.

Pantauan NusaBali yang berkunjung ke tempat ini, Sabtu (24/3) siang sekitar pukul 14.00 Wita, terlihat ada dua kolam pemandian yang keduanya sudah dipenuhi puluhan pengujung. Satu kolam yang ukurannya lebih luas dikhususkan untuk orang dewasa. Sementara satu kolam lagi yang ukurannya lebih sempit, diperuntukkan bagi anak-anak.

Uniknya, puluhan pengunjung yang sudah hadir siang itu hampir semuanya memilih duduk-duduk di pinggir kolam. Hanya kaki mereka saja yang tampak nyemplung ke dalam air. Nyaris tidak ada yang terlihat menceburkan diri ke tengah kolam.

Sempat ada sekelompok remaja datang bergerombol dan sebagian dari mereka langsung nyebur ke dalam kolam tanpa mengenakan baju. Apa yang terjadi? Mereka justru spontan berteriak, “Wooowww, puanasss…!” sembari berenang menuju pinggiran kolam. Pengunjung lainnya yang masih duduk di pinggir kolam pun ada yang tertawa dan tersenyum menyaksikan ‘ulah’ kelompok remaja tadi.

NusaBali sendiri sempat penasaran dan mencoba merendamkan kaki di kolam tersebut, namun tidak mampu bertahan lama. Sebab, airnya memang panas, suhunya jauh lebih tinggi dari kolam air panas di tempat lain. Pengunjung yang ingin menceburkan diri berenang ke tengah kolam di Banyuwedang, membutuhkan waktu penyesuaian hingga 30 menit. Tak heran jika pengunjung lebih banyak duduk-duduk dulu di pinggir kolam, sebelum berenang.

Menurut Kelian Adat Banjar Batu Ampar, Desa Pejarakan, Komang Sudiasa Artawan, yang menjadi pengelola Pemandian Air Panas Banyuwedang, suhu airnya mencapai 47 derajat Celsius. “Ya, inilah istimewanya Pemandian Air Panas Banyuwedang. Airnya bersih dan paling panas, dengan kandungan belerang yang tinggi dibandingkan pemandian air panas lainnya di Bali,” ujar Sudiasa Artawan kepada NusaBali.

Sudiasa Artawan menyebutkan, kalau kolam pemandian air panas lainnya di Bali, rata-rata suhu airnya kisaran 35-40 derajat Celcius. “Kalau di Banyuwedang ini, suhu air cukup tinggi. Dulu ada petugas ke sini yang ngecek, katanya suhu air mencapai 45-47 derajat Celcius,” katanya.

Menurut Sudiasa, Kolam Pemandian Air Panas Banyuwedang yang berada di tepi laut dan dan lokasinya dikelilingi hutan bakau ini dikelola Desa Adat Pejarakan. Objek wisata ini baru diresmikan awal Januari 2018 lalu. Sebelum dibangun kolam pemandian yang diharapkan menjadi objek wisata favorit ini, sumber air panas yang letaknya sekitar 20 meter dari kolam yang dibangun se-karang, sering digunakan oleh masyarakat. Bahkan, masyarakat dari luar Buleleng pun banyak berdatangan untuk mandi, karena diyakini air panas yang bersumber dari kelebutan dasar laut itu mengandung obat penyembuh berbagai jenis penyakit.

“Akhirnya, kami di Desa Pejarakan berinsiatif membikin kolam pemandian, sehingga ar panas ini dapat menjadi objek wisata dan bisa memajukan desa. Setelah berporses cukup lama, bahkan ada warga yang sempat menentang, akhirnya kami sepakat membangun kolam pemandian ini. Air panas dari sumbernya kami alirkan atau angkat dengan pompa ke kolam,” jelas Sudiasa.

Sudiasa menyebutkan, dana yang disiapkan untuk membangun kolam pemandian air panas ini mencapai sekitar Rp 1 milar, yang dihimpun dari swadaya masyarakat dan partisipasi LPD Desa Pakraman Pejarakan. “Pembanguan hingga sekarang masih proses, penataan sedang kami garap,” katanya.

Ternyata, upaya yang diulakukan pihak desa membuahykan hasil. Dalam waktu singkat, Kolam Pemanian Air Panas Banyuwedang berkembang menjadi objek wisata baru favorit bagi wisatawan. Menurut Sudiasa, sejak awal dibuka secara resmi, pengunjung selalau ramai terutama saat hari Sabtu dan Minggu. Pemandian ini dioperasikan mulai pagi pukul 07.00 Wita hingga malam pukul 22.00 Wita.

“Jadi, kalau ke sini memang harus berlama-lama, karena tidak bisa langsung nyebur lantaran suhu air tinggi. Celupkan atau rendam kaki dulu sambil menikmati aneka makanan yang tersedia di restoran sembari melihat hutan bakau yang mengelilingi kolam,” kata Sudiasa.

Sudiasa mengakui, tidak semua pengunjung senang sengan suhu air kolam yang terbilang panas ini. Karena itu, pihaknya berrencana membangun kolam yang suhu airnya lebih rendah, dengan mencampur air dingin.

Namun demikian, pengunjung yang datang ke Pemandian Air Panas Banyuwedang sebagian besar merasakan sensasi panasnya air. Apalagi, air panas ini dipercaya berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. “Beberapa pengunjung bahkan mengaku air yang sangat panas ini membuat penyakitnya hilang, seperti gatal-gatal dan rematik. Bahkan, ada pengunjug yang awalnya mengalami stroke ringan, kini sembuh setelah rutin ke sini,” ujar Sudiasa. *isu

Komentar