Siswa GMIS Gelar Pameran di Plaza Renon
Pameran Bertajuk ‘Shades’ Usung 50 Karya Visual
DENPASAR, NusaBali
Setelah Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Plaza Renon kembali memberikan ruang untuk berpameran bagi kalangan pendidikan. Kali ini pelajar dari Sekolah Gandhi Memorial International School (GMIS) melaksanakan pameran bertajuk ‘Shades’ yang diselenggarakan selama dua hari, 6-7 April 2018 di Atrium Plaza Renon Denpasar.
Pameran ini merupakan pameran tahunan kedelapan dari GMIS. Namun untuk mengambil lokasi pameran di Plaza Renon diakui memang baru pertama kali. Pameran ini merupakan pameran ujian akhir para siswa yang mengambil mata pelajaran Visual Arts di program International Baccalaureate Diploma Programme (IBDP) tahun 2018.
“Untuk pameran di luar sekolah, ini yang kedua kali. Tapi untuk di Plaza Renon baru pertama. Pameran kali ini menampilkan karya visual dengan jumlah karya sebanyak 50,” ungkap kurator pameran sekaligus Guru Visual Arts GMIS Bali, Ketut Endrawan, saat ditemui di sela pembukaan pameran, Jumat (6/4) malam.
Adapun artist yang membuat karya antara lain, Athaya Kyla Nadhifa, Made Dita Devinta, Jasmine NR Sacco, Liu Jia Qi, Marlyn Marella Adicahya, dan Tabitha Gabriella Rachmat. 50 karya seni tersebut berupa seni dua dimensi dan tiga dimensi, yang terdiri dari 35 lukisan, 8 seni patung, 6 seni grafis, dan 1 karya fotografi. Masing-masing siswa membuat sebuah kurasi dan pameran dari karya-karya yang dibuat selama mengikuti program IBDP sebagai syarat ujian akhir. Tiap siswa memiliki konsep masing-masing dalam pemilihan karya dan kurasi, sehingga pameran ini adalah pameran tujuh orang siswa dengan konsep kurasi yang berbeda namun disatukan dengan pameran bersama dengan judul Shades.
“Shades adalah sebuah kata atau diksi visual art yang berhubungan dengan teori warna yaitu perubahan kualitas warna ke arah lebih gelap karena warna tersebut dicampur dengan warna hitam. Kata Shades dipilih karena kecenderungan karya-karya yang dipilih dan ditampilkan dalam pameran ini mengangkat berbagai persoalan atau permasalahan,” katanya.
Permasalahan yang diangkat seperti penderitaan, perang, belenggu, kekerasan, emosi, kerusakan lingkungan, dan sebagainya. Setiap siswa berusaha memahami berbagai permasalahan kehidupan melalui riset kemudian memilih karya seni atau seniman yang relevan sebagai referensi, dilanjutkan dengan mengembangkan gagasan dan mewujudkannya dalam bentuk karya visual arts.
Terkait pameran di Plaza Renon, Endrawan mengatakan, Plaza Renon Denpasar merupakan tempat publik yang selain banyak dikunjungi, juga menjadi tempat yang representatif untuk mengomunikasikan karya-karya siswa kepada khalayak melalui pameran di tempat ini.
Sementara itu, Marketing comunication Plaza Renon, Shindy Merytha mengatakan, pihaknya sangat mendukung adanya pameran ini, sebagai salah satu pengembangan kreativitas pendidikan pada pelajar. “Kami memang mendukung untuk acara-acara student (pelajar). Dulu ISI Denpasar juga sempat pameran di sini. Selain itu, belum lama ini juga Debat Berbahasa Inggris diadakan di sini,” ungkapnya.
Dengan mengusung konsep eat meet and fun, Plaza Renon telah banyak memberikan ruang berkreativitas bagi berbagai komunitas yang ingin unjuk diri. Tidak hanya kegiatan yang bertema pelajar dan mahasiswa, melainkan acara lainnya seperti musik, fashion, dansa, UMKM, dan masih banyak kegiatan lainnya. “Kami tetap terbuka kepada berbagai komunitas untuk mempublikasikan diri. Konsep itu sejak awal kami berdiri. Karena itu, hampir setiap hari ada saja yang menggunakan ruang Atrium kami. Kami juga setiap bulannya membuat tema kegiatan yang beda-beda,” katanya. *ind
Setelah Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Plaza Renon kembali memberikan ruang untuk berpameran bagi kalangan pendidikan. Kali ini pelajar dari Sekolah Gandhi Memorial International School (GMIS) melaksanakan pameran bertajuk ‘Shades’ yang diselenggarakan selama dua hari, 6-7 April 2018 di Atrium Plaza Renon Denpasar.
Pameran ini merupakan pameran tahunan kedelapan dari GMIS. Namun untuk mengambil lokasi pameran di Plaza Renon diakui memang baru pertama kali. Pameran ini merupakan pameran ujian akhir para siswa yang mengambil mata pelajaran Visual Arts di program International Baccalaureate Diploma Programme (IBDP) tahun 2018.
“Untuk pameran di luar sekolah, ini yang kedua kali. Tapi untuk di Plaza Renon baru pertama. Pameran kali ini menampilkan karya visual dengan jumlah karya sebanyak 50,” ungkap kurator pameran sekaligus Guru Visual Arts GMIS Bali, Ketut Endrawan, saat ditemui di sela pembukaan pameran, Jumat (6/4) malam.
Adapun artist yang membuat karya antara lain, Athaya Kyla Nadhifa, Made Dita Devinta, Jasmine NR Sacco, Liu Jia Qi, Marlyn Marella Adicahya, dan Tabitha Gabriella Rachmat. 50 karya seni tersebut berupa seni dua dimensi dan tiga dimensi, yang terdiri dari 35 lukisan, 8 seni patung, 6 seni grafis, dan 1 karya fotografi. Masing-masing siswa membuat sebuah kurasi dan pameran dari karya-karya yang dibuat selama mengikuti program IBDP sebagai syarat ujian akhir. Tiap siswa memiliki konsep masing-masing dalam pemilihan karya dan kurasi, sehingga pameran ini adalah pameran tujuh orang siswa dengan konsep kurasi yang berbeda namun disatukan dengan pameran bersama dengan judul Shades.
“Shades adalah sebuah kata atau diksi visual art yang berhubungan dengan teori warna yaitu perubahan kualitas warna ke arah lebih gelap karena warna tersebut dicampur dengan warna hitam. Kata Shades dipilih karena kecenderungan karya-karya yang dipilih dan ditampilkan dalam pameran ini mengangkat berbagai persoalan atau permasalahan,” katanya.
Permasalahan yang diangkat seperti penderitaan, perang, belenggu, kekerasan, emosi, kerusakan lingkungan, dan sebagainya. Setiap siswa berusaha memahami berbagai permasalahan kehidupan melalui riset kemudian memilih karya seni atau seniman yang relevan sebagai referensi, dilanjutkan dengan mengembangkan gagasan dan mewujudkannya dalam bentuk karya visual arts.
Terkait pameran di Plaza Renon, Endrawan mengatakan, Plaza Renon Denpasar merupakan tempat publik yang selain banyak dikunjungi, juga menjadi tempat yang representatif untuk mengomunikasikan karya-karya siswa kepada khalayak melalui pameran di tempat ini.
Sementara itu, Marketing comunication Plaza Renon, Shindy Merytha mengatakan, pihaknya sangat mendukung adanya pameran ini, sebagai salah satu pengembangan kreativitas pendidikan pada pelajar. “Kami memang mendukung untuk acara-acara student (pelajar). Dulu ISI Denpasar juga sempat pameran di sini. Selain itu, belum lama ini juga Debat Berbahasa Inggris diadakan di sini,” ungkapnya.
Dengan mengusung konsep eat meet and fun, Plaza Renon telah banyak memberikan ruang berkreativitas bagi berbagai komunitas yang ingin unjuk diri. Tidak hanya kegiatan yang bertema pelajar dan mahasiswa, melainkan acara lainnya seperti musik, fashion, dansa, UMKM, dan masih banyak kegiatan lainnya. “Kami tetap terbuka kepada berbagai komunitas untuk mempublikasikan diri. Konsep itu sejak awal kami berdiri. Karena itu, hampir setiap hari ada saja yang menggunakan ruang Atrium kami. Kami juga setiap bulannya membuat tema kegiatan yang beda-beda,” katanya. *ind
1
Komentar