Kera Serang Kebun, Petani Pasrah
Serangan kera pada lahan pertanian di Dusun Penarukan, Desa Bungbungan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, semakin mengganas sejak beberapa beberapa pekan.
SEMARAPURA, NusaBali
Warga memperkirakan serangan ini karena ketersediaan pakan alami pada habitat kera makin menipis.Menurut warga, serangan ratusan kera itu terjadi sejak bertahun-tahun. Habitatnya di bantaran Sungai Tunggak Alas, Dusun Penarukan, tak jauh dari perkebunan dan lahan pertanian warga. Kera kerap naik ke pohon kelapa dan memakan buahnya. Saat musim tanam padi, padi yang baru berbuah dimakan. Bahkan bunga pacah petani dijadikan tempat permainan sehingga tanamn rusak.
Kepala Dusun Penarukan Dewa Gede Anom mengatakan, serangan kera itu sudah terjadi selama bertahun-tahun. Biasanya kera ini menyerang secara berkelompok pada pagi dan sore hari, saat petani sudah pulang dari kebun atau sawah. Kondisi ini membuat petani hanya bisa pasrah. “Kalau pas lihat kera, warga langsung mengusir kera tersebut,” ujarnya, Rabu (4/4).
Kata Dewa Anom, kera itu tidak menyerah begitu saja. Saat petani pulang gerombolan kera datang lagi. Pihaknya mengaku tidak pernah melaporkan persoalan ini kepada dinas terkait ini karena sudah sering terjadi.
Seorang petani Dewa Gede Baru mengaku tanamannya dirusak gerombolan kera. Kata dia, kera biasanya naik saat persediaan makanan habis di sungai. Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Gde Juanida mengatakan, masalah serangan kera itu sudah menjadi masalah lama. Namun sampai saat ini belum bisa diatasi. "Untuk masalah serangan kera ini dari sisi kewenangan berada di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), kami hanya bisa mengkoordinasikan saja masalah ini dengan pihak terkait," ujarnya.
Petugas sebelumnya sudah pernah mengecek ke lokasi. Diperkikaran, kera ini menyerang lahan petani karena pasokan pakan alaminya menipis. Sedangkan populasi keranya makin banyak. "Mudah-mudahan nanti dari BKSDA bisa memberikan penanganan yang tepat," harapnya. Tentunya tidak sembarangan bisa membunuh kera tersebut. *wan
Kepala Dusun Penarukan Dewa Gede Anom mengatakan, serangan kera itu sudah terjadi selama bertahun-tahun. Biasanya kera ini menyerang secara berkelompok pada pagi dan sore hari, saat petani sudah pulang dari kebun atau sawah. Kondisi ini membuat petani hanya bisa pasrah. “Kalau pas lihat kera, warga langsung mengusir kera tersebut,” ujarnya, Rabu (4/4).
Kata Dewa Anom, kera itu tidak menyerah begitu saja. Saat petani pulang gerombolan kera datang lagi. Pihaknya mengaku tidak pernah melaporkan persoalan ini kepada dinas terkait ini karena sudah sering terjadi.
Seorang petani Dewa Gede Baru mengaku tanamannya dirusak gerombolan kera. Kata dia, kera biasanya naik saat persediaan makanan habis di sungai. Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Gde Juanida mengatakan, masalah serangan kera itu sudah menjadi masalah lama. Namun sampai saat ini belum bisa diatasi. "Untuk masalah serangan kera ini dari sisi kewenangan berada di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), kami hanya bisa mengkoordinasikan saja masalah ini dengan pihak terkait," ujarnya.
Petugas sebelumnya sudah pernah mengecek ke lokasi. Diperkikaran, kera ini menyerang lahan petani karena pasokan pakan alaminya menipis. Sedangkan populasi keranya makin banyak. "Mudah-mudahan nanti dari BKSDA bisa memberikan penanganan yang tepat," harapnya. Tentunya tidak sembarangan bisa membunuh kera tersebut. *wan
1
Komentar