Gapura HUT Kota Tak Ramah Lingkungan
Sejumlah warga di Kota Gianyar, Gianyar, menilai Panitia Peringatan HUT ke-247 Kota Gianyar, 19 April 2018, sangat tak konsisten dalam menggelar kegiatan peringatan HUT kota berkonsep ramah lingkungan.
GIANYAR, NusaBali
Terbukti, panitia masih memasang dua gapura bertulis ‘HUT Ke-247 Kota Gianyar’ di depan Kantor Bupati Gianyar dan utara Lapangan Astira Raya Gianyar. Dua gapura megah berukir khas Bali itu dibuat dari busa padat (styrofoam).
Sebagaimana diketahui umum, busa padat tersebut, salah satu bahan tak ramah lingkunagn karena berbahaya bagi manusia dan alam. ‘’Padahal, panitia HUT ini tak mentolerir pemakaian styrofoam pada penjor lomba. Jika ada penjor memakai busa padat ini, maka nilainya akan dikurangi. Tapi ini kok aneh, gapuranya masih pakai gabus,’’ ujar warga di Kota Gianyar, Minggu (8/4).
Warga yang enggan dikorankan namanya, minta panitia konsisten bersikap dalam memperingati HUT kota yang peduli lingkungan. Karena sikap ambigu seperti ini pasti membingungkan, sekaligus menjadi preseden buruk di mata masyarakat.
Ketua Panitia Peringatan HUT Kota Gianyar yang Asisten 1 Setda Gianyar, I Wayan Suardana mengakui, pemasangan dua gapura itu karena belum ada pilihan lain. Dia berjanji, pada peringatan HUT Kota Gianyar tahun depan, akan diupayakan mengganti gapura agar tak lagi berbahan styrofoam. ‘’Jika sekarang diubah seketika, maka akan kesulitan untuk mencari rekanan pembuat gapura. Kalau untuk penjor yang dilombakan itu, memang kami minta bahannya agar ramah lingkungan,’’
Seperti diketahui, pemerintah mulai dari Pusat hingga ke daerah bahkan desa-desa, kini makin gencar mengkampanyekan kreativitas masyarakat dengan bahan ramah lingkungan. Bahan yang tak ramah lingkungan dimaksud, antara lain styrofoam, plastik, dan sjeenisnya. Karena bahan-bahan tersebut jika dibakar akan menimbulkan bahaya bagi tubuh. Jika tak dibakar akan sangat sulit diurai mikroorganisme. *lsa
Terbukti, panitia masih memasang dua gapura bertulis ‘HUT Ke-247 Kota Gianyar’ di depan Kantor Bupati Gianyar dan utara Lapangan Astira Raya Gianyar. Dua gapura megah berukir khas Bali itu dibuat dari busa padat (styrofoam).
Sebagaimana diketahui umum, busa padat tersebut, salah satu bahan tak ramah lingkunagn karena berbahaya bagi manusia dan alam. ‘’Padahal, panitia HUT ini tak mentolerir pemakaian styrofoam pada penjor lomba. Jika ada penjor memakai busa padat ini, maka nilainya akan dikurangi. Tapi ini kok aneh, gapuranya masih pakai gabus,’’ ujar warga di Kota Gianyar, Minggu (8/4).
Warga yang enggan dikorankan namanya, minta panitia konsisten bersikap dalam memperingati HUT kota yang peduli lingkungan. Karena sikap ambigu seperti ini pasti membingungkan, sekaligus menjadi preseden buruk di mata masyarakat.
Ketua Panitia Peringatan HUT Kota Gianyar yang Asisten 1 Setda Gianyar, I Wayan Suardana mengakui, pemasangan dua gapura itu karena belum ada pilihan lain. Dia berjanji, pada peringatan HUT Kota Gianyar tahun depan, akan diupayakan mengganti gapura agar tak lagi berbahan styrofoam. ‘’Jika sekarang diubah seketika, maka akan kesulitan untuk mencari rekanan pembuat gapura. Kalau untuk penjor yang dilombakan itu, memang kami minta bahannya agar ramah lingkungan,’’
Seperti diketahui, pemerintah mulai dari Pusat hingga ke daerah bahkan desa-desa, kini makin gencar mengkampanyekan kreativitas masyarakat dengan bahan ramah lingkungan. Bahan yang tak ramah lingkungan dimaksud, antara lain styrofoam, plastik, dan sjeenisnya. Karena bahan-bahan tersebut jika dibakar akan menimbulkan bahaya bagi tubuh. Jika tak dibakar akan sangat sulit diurai mikroorganisme. *lsa
1
Komentar