Tiga Kandidat Caketum Golkar Bergerilya di Bali
Menjelang tarung dalam Musyawarah Nasional (Munas), April 2016 mendatang, tiga kandidat Calon Ketua Umum (Caketum) DPP Golkar 2016-2021 mulai gerilya dukungan di Bali.
Golkar Bali Diminta Jangan Jadi Penonton
DENPASAR, NusaBali
Mereka masing-masing Idrus Marham (kini Sekjen DPP Golkar Munas Riau 2009), Setya Novanto (kini Ketua Fraksi Golkar DPR), dan Ade Komarudin (kini Ketua DPR).
Menurut Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali 2016-2021, I Gusti Putu Wijaya, yang sudah terjun ke Bali melakukan komunikasi dengan pihaknya adalah Idrus Marham dan Setya Novanto. Mereka sosialisasi dan sekaligus menyampaikan keinginan untuk maju ke Munas 2016 guna memperebutkan kursi Ketua Umum DPP Golkar pasca Aburizal Bakrie alias Ical.
Penyampaian keinginannya maju sebagai Caketum DPP Golkar tersebut, kata IGP Wijaya, baru dalam bentuk lisan, belum secara resmi. "Ya, benar ada kandidat Caketum Golkar yang sudah menyampaikan ke kita (DPD I Golkar Bali) untuk maju tarung ke Munas," ungkap Wijaya kepada NusaBali, Minggu (21/2).
Hanya saja, menurut Wijaya, DPD I Golkar Bali tidak serta merta menyatakan mendukung para Caketum DPP Golkar yang datang menyampaikan keinginannya itu. "Kalau kami di Golkar Bali, tentunya hanya mendengarkan saja keinginan mereka. Soal siapa nanti yang kita dukung, tentu harus dengar dulu bagaimana visi misinya,” tandas Wijaya.
Ditambahkan Wijaya, DPD I Golkar Bali secara internal akan merumuskan kriteria kandidat Caketum DPP Golkar. Bagi dia, Golkar saat ini membutuhkan bukan hanya sekadar sosok kandidat Caketum DPP Golkar yang punya kecerdasan dan komitmen untuk membesarkan partai. Tapi, figur bersangkutan juga harus mampu mengayomi dan merangkul seluruh lapisan di tengah kondisi Golkar yang didera persoalan. Yang tak kalah pentingnya lagi, seorang kandidat Caketum DPP Golkar juga harus kuat dari sisi finansial.
"Tapi, semuanya perlu kita rumuskan dan tetapkan kriteria kandidat Caketum DPP Golkar, sebagai standar untuk menentukan calon yang akan kita dukung di Munas. Banyak sih sebenarnya yang sudah bisa didukung, tapi kan nggak bisa dengan keputusan sendiri," ujar mantan anggota DPR RI dari Fraksi Golkar Dapil Bali era Orde Baru ini.
Informasi lain yang dihimpun NusaBali dari berbagai sumber di lingkaran Golkar, bukan hanya Idrus Marham dan Setya Novanto yang sudah gerilya dukungan di Bali. Selain mereka, Ade Komarudin juga menggarap Bali untuk galang dukungan maju sebagai kandidat Caketum DPP Golkar.
Ade Komarudin adalah Ketua DPR RI 205-2019, menggantikan Setya Novanto yang lengser akibat kasus ‘Papa Mimta Saham’. Saat ini, Age Komarudin sekaligus menjabat Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Soksi---salah satu dari tiga Kelompok Induk Organisasi (Kino) Pendiri Partai Golkar, selain MKGR dan Kosgoro. “Ade Komarudin bergerak di Bali melalu kekuatan organisasi Soksi yang dipimpinnya,” jelas sumber NusaBali.
Sementara itu, sesepuh Beingin yang juga mantan Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Bali, Ida Tjokorda Pemecutan XI, mengingatkan Golkar Bali juga harus menampilkan kandidat Caketum DPP Golkar. Jadi, tidak bolah pasif, melainkan harus aktif dalam memilih calon pemimpin partai.
"Golkar Bali jangan jadi penonton saja. Ajukan juga kandidat Caketum DPP Golkar dari Bali," ujar Tjok Pemecutan yang juga Raja Puri Pemecutan, Denpasar, kepada NusaBali secara terpisah, Minggu kemarin.
Tjok Pemecutan menegaskan, siapapun kandidat Ketua Umum DPP Golkar nanti, orangnya harus punya komitmen dengan Pancasila, UU Dasar 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Syarat lainnya, figur bersangkutan memiliki networking (jaringan) yang luas dan bagus.
"Syarat berikutnya, harus mau membesarkan partai, bukan cari makan di partai. Jadi, orangnya harus punya kekuatan finansial. Partai bukan jadi batu loncatan untuk bisnis. Yang pokok, kedepankan pendekatan PDLT (Prestasi, Dedikasi, Loyalitas, dan Tak Tercela)," tegas Tjok Pemecutan, yang sebelumnya sempat interupsi dan ajukan Gubernur Bali Made Mangku Pastika tampil sebagai Caketum DPP Golkar saat acara Rakerda Golkar Bali, sepekan lalu. 7 nat
Komentar