4 Sampel Produk Positif Bercacing
Empat sampel produk ikan makarel dalam kaleng itu berasal dari tiga merek. Dua merek di antaranya diproduksi di Jembrana.
Hasil Penelitian Ikan dalam Kaleng di Jembrana
NEGARA, NusaBali
Dinas Koperindag Jembrana yang mengirim empat sampel produk ikan makarel dan empat sampel produk ikan sarden ke Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Denpasar, telah menerima hasil uji laboratorium. Hasilnya, 4 sampel produk ikan makarel yang beredar di Jembrana, dipastikan positif bercacing.
Hal tersebut diakui Kadis Koperindag Jembrana Made Gede Budhiarta saat jumpa pers, Senin (9/4). Sesuai data, 4 sampel produk ikan makarel yang dikirim untuk uji lab, semuanya positif bercacing itu. Empat produk sampel tersebut dari tiga merek. “Yang makarel semua positif. Sedangkan yang sarden tidak ada ditemukan cacing,” kata mantan Kabag Humas dan Protokol Setda Jembrana, ini.
Sebenarnya, kata Budhiarta, dari 27 daftar merek produk ikan makarel atau ikan sarden diduga bercacing yang dirilis BPOM RI, Rabu (28/3) lalu itu, ada 6 merek ikan makarel di antaranya ditemukan beredar di Jembrana. Dari 6 merek ikan makarel tersebut, 3 merek di antaranya merupakan hasil produksi tiga pabrik pengalengan ikan di Jembrana.
Empat produk ikan makarel dalam kaleng yang positif bercacing itu berasal dari tiga merek. Dari tiga merek tersebut, dua merek di antaranya diproduksi di Jembrana. Dari dua merek yang diproduksi di Jembrana itu, ada tiga produk yang sampelnya diuji di lab, dan dinyatakan positif bercacing.
“Tetapi untuk peredaran produk ikan makarel itu, waktu kami turun mengecek seminggu lalu, sudah dipastikan semua ditarik oleh produsen, mengikuti imbauan BPOM RI,” ujarnya.
Terkait keberadaan tiga pabrik pengalengan ikan di Jembrana yang diketahui memproduksi ikan makarel bercacing itu, telah diimbau untuk menghentikan sementara produksi ikan makarel dalam kaleng. Sedangkan untuk produksi ikan sarden, tidak masalah.
“Untuk kelanjutan nanti, kami tetap akan koordinasi ke BPOM. Dan khusus ikan makarel itu, memang semua bahan baku dari impor, dan sesuai koordinasi terakhir, secara alami memang mengandung cacing,” katanya.
Sementara Kabid Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) pada Dinas Kesehatan Jembrana dr I Gusti Bagus Oka Parwata, yang hadir saat jumpa pers tersebut, mengatakan cacing pada ikan makarel adalah jenis cacing anisakis. Cacing jenis itu tidak membahayakan. Namun jika dikonsumsi menimbulkan gejala mual, muntah, dan diare. “Tetapi kalau dimasak dengan matang, mati cacingnya. Sesuai dengan keterangan pers Bu Menteri Kesehatan,” ujarnya.
Sedangkan Bupati Jembrana I Putu Artha, mengatakan tidak ingin konsumen dirugikan. Pihaknya tidak tahu secara jelas masalah cacing pada ikan makarel itu. Namun, pihaknya mengharapkan dinas terkait tetap melaksanakan tugas rutin perlindungan konsumen, dan menjauhkan produk-produk membahayakan. Begitu juga dalam isu yang berkembang mengenai produk ikan makarel bercacing itu, diharapkan tidak ada kepentingan bisnis. *ode
NEGARA, NusaBali
Dinas Koperindag Jembrana yang mengirim empat sampel produk ikan makarel dan empat sampel produk ikan sarden ke Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Denpasar, telah menerima hasil uji laboratorium. Hasilnya, 4 sampel produk ikan makarel yang beredar di Jembrana, dipastikan positif bercacing.
Hal tersebut diakui Kadis Koperindag Jembrana Made Gede Budhiarta saat jumpa pers, Senin (9/4). Sesuai data, 4 sampel produk ikan makarel yang dikirim untuk uji lab, semuanya positif bercacing itu. Empat produk sampel tersebut dari tiga merek. “Yang makarel semua positif. Sedangkan yang sarden tidak ada ditemukan cacing,” kata mantan Kabag Humas dan Protokol Setda Jembrana, ini.
Sebenarnya, kata Budhiarta, dari 27 daftar merek produk ikan makarel atau ikan sarden diduga bercacing yang dirilis BPOM RI, Rabu (28/3) lalu itu, ada 6 merek ikan makarel di antaranya ditemukan beredar di Jembrana. Dari 6 merek ikan makarel tersebut, 3 merek di antaranya merupakan hasil produksi tiga pabrik pengalengan ikan di Jembrana.
Empat produk ikan makarel dalam kaleng yang positif bercacing itu berasal dari tiga merek. Dari tiga merek tersebut, dua merek di antaranya diproduksi di Jembrana. Dari dua merek yang diproduksi di Jembrana itu, ada tiga produk yang sampelnya diuji di lab, dan dinyatakan positif bercacing.
“Tetapi untuk peredaran produk ikan makarel itu, waktu kami turun mengecek seminggu lalu, sudah dipastikan semua ditarik oleh produsen, mengikuti imbauan BPOM RI,” ujarnya.
Terkait keberadaan tiga pabrik pengalengan ikan di Jembrana yang diketahui memproduksi ikan makarel bercacing itu, telah diimbau untuk menghentikan sementara produksi ikan makarel dalam kaleng. Sedangkan untuk produksi ikan sarden, tidak masalah.
“Untuk kelanjutan nanti, kami tetap akan koordinasi ke BPOM. Dan khusus ikan makarel itu, memang semua bahan baku dari impor, dan sesuai koordinasi terakhir, secara alami memang mengandung cacing,” katanya.
Sementara Kabid Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) pada Dinas Kesehatan Jembrana dr I Gusti Bagus Oka Parwata, yang hadir saat jumpa pers tersebut, mengatakan cacing pada ikan makarel adalah jenis cacing anisakis. Cacing jenis itu tidak membahayakan. Namun jika dikonsumsi menimbulkan gejala mual, muntah, dan diare. “Tetapi kalau dimasak dengan matang, mati cacingnya. Sesuai dengan keterangan pers Bu Menteri Kesehatan,” ujarnya.
Sedangkan Bupati Jembrana I Putu Artha, mengatakan tidak ingin konsumen dirugikan. Pihaknya tidak tahu secara jelas masalah cacing pada ikan makarel itu. Namun, pihaknya mengharapkan dinas terkait tetap melaksanakan tugas rutin perlindungan konsumen, dan menjauhkan produk-produk membahayakan. Begitu juga dalam isu yang berkembang mengenai produk ikan makarel bercacing itu, diharapkan tidak ada kepentingan bisnis. *ode
Komentar