Satu Siswa Ikuti UNBKP di SMA Luar Biasa
Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNBKP) di SMA Luar Biasa Negeri Karangasem hanya diikuti satu siswa dari kelompok B yakni tuna rungu wicara atas nama Amirudin dari Banjar Kecicang Islam, Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Karangasem.
AMLAPURA, NusaBali
Pelaksanaan UNBKP di SMA Luar Biasa mendahului SMA umum yakni pukul 07.30 Wita. Sementara jadwal UNBKP mulai pukul 10.00 Wita.
Ketua Panitia, Sang Kompyang Arda, menjelaskan di POS (prosedur operasional standar) tidak tercantum jam pelaksanaan untuk SMA Luar Biasa. “Makanya kami jadwalkan sendiri mulai ujian pukul 07.30 Wita,” jelas Sang Kompyang Arda di SMA Luar Biasa Negeri Karangasem, Jalan Nenas Amlapura, Senin (9/4). Dalam buku POS sebagai panduan pelaksanaan UNBKP, tidak ditemukan adanya jam pelaksanaannya. Sehingga pelaksanaannya diatur sekolah.
Pelaksanaannya lebih cepat karena pengawas menuntun siswa mulai dari tata cara mengisi biodata, hingga teknis menjawab agar sesuai petunjuk. Pengawas juga menjelaskan setiap soal, maksud dari isi soal bersangkutan yang diterangkan menggunakan bahasa isyarat. “Memang dari kelas X di kelompok B kami memiliki satu siswa,” tambahnya. Dikatakan, di SMA Luar Biasa Negeri Karangasem ada tiga siswa di kelas XII. Hanya saja, dua siswa lainnya masuk kelompok C yakni tuna grahita yaitu mengalami keterbelakangan mental. Kedua siswa tersebut hanya ikut USBN (ujian sekolah berstandar nasional), yakni I Ketut Gina Sugatra dan Ida Ayu Krisna Dewi. *k16
Pelaksanaan UNBKP di SMA Luar Biasa mendahului SMA umum yakni pukul 07.30 Wita. Sementara jadwal UNBKP mulai pukul 10.00 Wita.
Ketua Panitia, Sang Kompyang Arda, menjelaskan di POS (prosedur operasional standar) tidak tercantum jam pelaksanaan untuk SMA Luar Biasa. “Makanya kami jadwalkan sendiri mulai ujian pukul 07.30 Wita,” jelas Sang Kompyang Arda di SMA Luar Biasa Negeri Karangasem, Jalan Nenas Amlapura, Senin (9/4). Dalam buku POS sebagai panduan pelaksanaan UNBKP, tidak ditemukan adanya jam pelaksanaannya. Sehingga pelaksanaannya diatur sekolah.
Pelaksanaannya lebih cepat karena pengawas menuntun siswa mulai dari tata cara mengisi biodata, hingga teknis menjawab agar sesuai petunjuk. Pengawas juga menjelaskan setiap soal, maksud dari isi soal bersangkutan yang diterangkan menggunakan bahasa isyarat. “Memang dari kelas X di kelompok B kami memiliki satu siswa,” tambahnya. Dikatakan, di SMA Luar Biasa Negeri Karangasem ada tiga siswa di kelas XII. Hanya saja, dua siswa lainnya masuk kelompok C yakni tuna grahita yaitu mengalami keterbelakangan mental. Kedua siswa tersebut hanya ikut USBN (ujian sekolah berstandar nasional), yakni I Ketut Gina Sugatra dan Ida Ayu Krisna Dewi. *k16
Komentar