Embung Bantuan Pusat Jebol, Harapan Petani Kandas
Harapan krama Subak Bantas Bale Agung Kelod, Desa Bantas, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, agar sawahnya teraliri air secara rutin kandas.
TABANAN, NusaBali
Pasalnya embung (bendungan kecil) bantuan pusat senilai Rp 100 juta belum sempat digunakan, mendadak jebol. Mirisnya, kasus jebolnya embung tersebut sudah sempat dilaporkan ke Dinas PU Tabanan, namun sayang sampai kini tidak ada tindak lanjut.
Pekaseh Subak Bantas Bale Agung Kelod I Wayan Seneng, mengatakan bantuan tersebut didapatkan dari pusat pada tahun 2015 senilai Rp 100 juta. Tetapi setelah enam bulan pengerjaan, embung yang belum sempat digunakan itu sudah jebol. Jebolnya embung karena galian pondasi kurang dalam. “Jadinya air tidak bisa meluap dan tidak bisa membendung,” ujarnya di lokasi pada Selasa (10/4).
Dikatakannya, di Kecamatan Selemadeg Timur ada tiga subak yang mendapatkan bantuan embung, termasuk Subak Bantas Bale Agung Kelod. Awalnya diminta oleh pusat untuk mencari lahan yang bagus digunakan untuk lokasi embung. Lalu Seneng menunjukkan lokasinya di embung yang sekarang dibangun, yakni di daerah Desa Gadungan, Kecamatan Selemadeg Timur karena airnya tidak pernah surut selalu setinggi paha orang dewasa. “Setelah ditunjukkan akhirnya dikatakan bagus dan dibangun,” jelasnya.
Namun harapan atas pembangunan embung itu tidak tersampaikan. Jika embung tersebut tidak jebol, maka bisa mengairi air secara rutin lima tempek subak yang ada di Subak Bantas Bale Agung Kelod. “Sekarang kami hanya mengandalkan hujan untuk tanam padi. Kalau tidak ada hujan maka sawah akan kering,” tegasnya.
Meskipun demikian Subak Bantas Bale Agung Kelod kembali mendapatkan bantuan pipa senilai Rp 80 juta dan mesin pompa dari Pemprov Bali untuk mengairi sawah secara swakelola. Tetapi hanya bisa mengairi satu tempek Subak Bantas Bale Agung Kelod yakni Subak Pucuk. “Selain karena galian tidak dalam, juga pembangunan embung terlalu ke barat sehingga sedikit sempit tidak leluasa padahal awalnya sudah diberikan lahan yang lebih luas,” kata Seneng.
Terkait hal itu, Perbekel Desa Bantas I Gede Ketut Catur Adi Purnawan menjelaskan, pembangunan itu memang tidak ada pemberitahuan awalnya. Namun kelanjutan untuk memperbaiki itu, pihak desa siap membuat proposal. Sebab embung ini sangat penting untuk Subak Bantas Bale Agung Kelod agar dapat pengairan segara rutin. “Pembangunan embung itu awalnya tidak ada pemberitahuan ke desa. Tetapi kalau membuatkan proposal saya kami siap,” tandas Adi Purnawan. *d
Pasalnya embung (bendungan kecil) bantuan pusat senilai Rp 100 juta belum sempat digunakan, mendadak jebol. Mirisnya, kasus jebolnya embung tersebut sudah sempat dilaporkan ke Dinas PU Tabanan, namun sayang sampai kini tidak ada tindak lanjut.
Pekaseh Subak Bantas Bale Agung Kelod I Wayan Seneng, mengatakan bantuan tersebut didapatkan dari pusat pada tahun 2015 senilai Rp 100 juta. Tetapi setelah enam bulan pengerjaan, embung yang belum sempat digunakan itu sudah jebol. Jebolnya embung karena galian pondasi kurang dalam. “Jadinya air tidak bisa meluap dan tidak bisa membendung,” ujarnya di lokasi pada Selasa (10/4).
Dikatakannya, di Kecamatan Selemadeg Timur ada tiga subak yang mendapatkan bantuan embung, termasuk Subak Bantas Bale Agung Kelod. Awalnya diminta oleh pusat untuk mencari lahan yang bagus digunakan untuk lokasi embung. Lalu Seneng menunjukkan lokasinya di embung yang sekarang dibangun, yakni di daerah Desa Gadungan, Kecamatan Selemadeg Timur karena airnya tidak pernah surut selalu setinggi paha orang dewasa. “Setelah ditunjukkan akhirnya dikatakan bagus dan dibangun,” jelasnya.
Namun harapan atas pembangunan embung itu tidak tersampaikan. Jika embung tersebut tidak jebol, maka bisa mengairi air secara rutin lima tempek subak yang ada di Subak Bantas Bale Agung Kelod. “Sekarang kami hanya mengandalkan hujan untuk tanam padi. Kalau tidak ada hujan maka sawah akan kering,” tegasnya.
Meskipun demikian Subak Bantas Bale Agung Kelod kembali mendapatkan bantuan pipa senilai Rp 80 juta dan mesin pompa dari Pemprov Bali untuk mengairi sawah secara swakelola. Tetapi hanya bisa mengairi satu tempek Subak Bantas Bale Agung Kelod yakni Subak Pucuk. “Selain karena galian tidak dalam, juga pembangunan embung terlalu ke barat sehingga sedikit sempit tidak leluasa padahal awalnya sudah diberikan lahan yang lebih luas,” kata Seneng.
Terkait hal itu, Perbekel Desa Bantas I Gede Ketut Catur Adi Purnawan menjelaskan, pembangunan itu memang tidak ada pemberitahuan awalnya. Namun kelanjutan untuk memperbaiki itu, pihak desa siap membuat proposal. Sebab embung ini sangat penting untuk Subak Bantas Bale Agung Kelod agar dapat pengairan segara rutin. “Pembangunan embung itu awalnya tidak ada pemberitahuan ke desa. Tetapi kalau membuatkan proposal saya kami siap,” tandas Adi Purnawan. *d
1
Komentar