Siap Cetak Tenaga Kerja Profesional
Himpunan Lembaga Pelatihan Seluruh Indonesia (HILSI) Bali, Selasa (10/4) melangsungkan Musyawarah Cabang (Muscab) Pemilihan Koordinator Wilayah (Korwil) Buleleng dan Jembrana.
HILSI Gelar Musyawarah Cabang
SINGARAJA, NusaBali
Pembentukan Korwil adalah perpanjangan tangan sebagai wadah pembentukan tenaga kerja profesional dan mampu bersaing di tingkat internasional.
Ketua HILSI Bali, Made Sumitra mengatakan, sebagai wadah Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) di Bali, memiliki tugas untuk mencetak tenaga kerja tidak hanya untuk lokalan saja, tetapi menjawab kebutuhan tenaga kerja internasional. Untuk dapat mengambil kesempatan pengisian kuota itu, LPK yang ada di Bali juga diharapkan mampu memberikan pelatihan dan pendidikan untuk menghasilkan tenaga kerja siap pakai di berbagai industri.
“Saat ini LPK ini sangat penting untuk masyarakat, tidak hanya mencetak SDM yang memiliki pengetahuan dan tingkah laku dan disiplin tinggi, tetapi tenaga kerja yang kompetitif tidak hanya untuk lokal tetapi internasional,” kata dia. Dengan situasi tersebut LPK yang ada diharapkan dapat mensinergikan program dari pusat untuk mencapai tujuan tersebut.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Buleleng, Ni Made Dwi Priyanti Putri, mengatakan sejauh ini pemerintah sebagai naungan dan berperan sebagai pembina berharap dengan LPK yang ada dapat mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran. Dengan mencetak tenaga kerja siap pakai, diharapkan mampu memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang diinginkan dari pihak swasta.
Sementara itu Korwil HILSI Buleleng terpilih I Made Ngurah Wedana mengatakan, 36 LPK yang ada di Buleleng yang bergerak di bidang kapal pesiar, spa, beauty salon hingga teknologi pertanian merupakan salah satu lembaga untuk meningkatkan kwalitas SDM untuk dapat bersaing di internasional.
HILSI Buleleng kedepannya selain berkoordinasi dengan pemerintah juga akan menyasar organisasi lainnya seperti PHRI. Pihaknya menegaskan sebagai LPK pencetak tenaga kerja siap pakai menerapkan kurikulum berbasis kompetensi dalam pendiidkan dan pelatihan. Selain memberikan pengetahuan dan skil biasanya calon tenaga kerja juga digenjot keras soal prilaku dan sikap untuk menghindari kasus dan konflik ketenagakerjaan yang kerap kali terjadi di luar negeri.
“Terutama di Buleleng antusiasnya lebih ke kapal pesiar dan TKI termasuk hotel dan restoran di darat. Sebelum berangkat biasanya kami briefing untung menghindari hal yang dapat merugikan diri sendiri, lembaga dan juga mencoreng nama baik negara,” ujarnya. Semnetara itu dalam muscab tersebut juga ditetapkan Korwil HILSI Jembrana yang dijabat I Gusti Ketut Astia dari LPK Monarch Negara. *k23
SINGARAJA, NusaBali
Pembentukan Korwil adalah perpanjangan tangan sebagai wadah pembentukan tenaga kerja profesional dan mampu bersaing di tingkat internasional.
Ketua HILSI Bali, Made Sumitra mengatakan, sebagai wadah Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) di Bali, memiliki tugas untuk mencetak tenaga kerja tidak hanya untuk lokalan saja, tetapi menjawab kebutuhan tenaga kerja internasional. Untuk dapat mengambil kesempatan pengisian kuota itu, LPK yang ada di Bali juga diharapkan mampu memberikan pelatihan dan pendidikan untuk menghasilkan tenaga kerja siap pakai di berbagai industri.
“Saat ini LPK ini sangat penting untuk masyarakat, tidak hanya mencetak SDM yang memiliki pengetahuan dan tingkah laku dan disiplin tinggi, tetapi tenaga kerja yang kompetitif tidak hanya untuk lokal tetapi internasional,” kata dia. Dengan situasi tersebut LPK yang ada diharapkan dapat mensinergikan program dari pusat untuk mencapai tujuan tersebut.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Buleleng, Ni Made Dwi Priyanti Putri, mengatakan sejauh ini pemerintah sebagai naungan dan berperan sebagai pembina berharap dengan LPK yang ada dapat mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran. Dengan mencetak tenaga kerja siap pakai, diharapkan mampu memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang diinginkan dari pihak swasta.
Sementara itu Korwil HILSI Buleleng terpilih I Made Ngurah Wedana mengatakan, 36 LPK yang ada di Buleleng yang bergerak di bidang kapal pesiar, spa, beauty salon hingga teknologi pertanian merupakan salah satu lembaga untuk meningkatkan kwalitas SDM untuk dapat bersaing di internasional.
HILSI Buleleng kedepannya selain berkoordinasi dengan pemerintah juga akan menyasar organisasi lainnya seperti PHRI. Pihaknya menegaskan sebagai LPK pencetak tenaga kerja siap pakai menerapkan kurikulum berbasis kompetensi dalam pendiidkan dan pelatihan. Selain memberikan pengetahuan dan skil biasanya calon tenaga kerja juga digenjot keras soal prilaku dan sikap untuk menghindari kasus dan konflik ketenagakerjaan yang kerap kali terjadi di luar negeri.
“Terutama di Buleleng antusiasnya lebih ke kapal pesiar dan TKI termasuk hotel dan restoran di darat. Sebelum berangkat biasanya kami briefing untung menghindari hal yang dapat merugikan diri sendiri, lembaga dan juga mencoreng nama baik negara,” ujarnya. Semnetara itu dalam muscab tersebut juga ditetapkan Korwil HILSI Jembrana yang dijabat I Gusti Ketut Astia dari LPK Monarch Negara. *k23
Komentar