Sorakan Warga Halau Puting Beliung
Sorakan beramai-ramai dan membuat suara gaduh dengan memukul berbagai peralatan dapur.
SINGARAJA, NusaBali
Warga di Kecamatan Gerokgak, Buleleng, masih dihantui bencana angin puting beliung, antara lain hampir terjadi pada Minggu (21/2) petang sekitar pukul 18.30 Wita. Sejumlah warga yang mengetahui puting beliung itu, langsung bersorak sorai dan berteriak-teriak untuk menghalau puting beliung.
Angin kencang itu pun tidak sampai menyentuh daratan, sehingga tidak mengakibatkan kerusakan. Angin itu datang dari arah laut, sekitar tiga mil dari garis Pantai Gerokgak, terlihat jelas hampir di seluruh desa di Kecamatan Gerokgak. Hal tersebut pun sempat membuat heboh masyarakat setempat, dan beberapa di antaranya terekam dalam file video yang diunggah di media sosial.
Camat Gerokgak Putu Ariadi Pribadi saat dikonfirmasi, Selasa (22/2) siang, membenarkan adanya angin puting beliung yang sempat muncul kembali di wilayah Gerokgak. Namun beruntung angin puting beliung tersebut berhasil dihalau oleh warga dengan menyorakinya beramai-ramai dan membuat suara gaduh dengan memukul berbagai peralatan dapur.
“Anginnya langsung menghilang setelah masyarakat menyoraki beramai-ramai, tadinya sudah mau ke darat perlahan naik lagi ke langit dan menghilang. Disini keyakinannya kan memang begitu, untuk menghalau angin puting beliung cukup dengan disoraki atau membuat suara gaduh dari alat dapur,” ujar Ariadi.
Meski demikian, ia mengatakan sejauh ini sejumlah masyarakat masih tampak trauma dengan bencana angin yang sempat terjadi pada akhir Januari 2016. Terutama bagi masyarakat yang menjadi korban banjir bandang terparah di Desa Musi, Penyabangan dan Banyupoh, di Kecamatan Gerokgak.
Kini seluruh masyarakat di Kecamatan Gerokgak, telah beraktivitas sebagai mana biasanya. Hanya saja dari trauma yang diakibatkan oleh bencana banjir bandang beberapa waktu lalu, masih ada tiga keluarga yang masih menghuni tenda darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng.
Ketiga KK itu korban bencana di Dusun Tri Amertha, Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, yang rumahnya habis ditelan banjir bandang. Ketiganya yakni Kadek Sudana, Nyoman Subadra dan Wayan Suardika. Sampai kini mereka masih menempati tenda sampai bantuan bedah rumah mereka mulai dibangun. “Sampai saat ini masih menunggu pencairan Pemprov Bali langsung ke rekening masing-masing. Sedangkan perbaikan fasilitas umum, seperti akses jalan dan sungai sudah selesai.
Sekarang tinggal menunggu cuaca agak terang dan stabil, baru pembetonan jalan dilaksanakan,” imbuh Ariadi.
Pihaknya kini masih menanti realisasi bantuan pipanisasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPN) yang diusulkan BPBD Buleleng, agar segera dipasang. 7 k23
Komentar