Penyu Sisik Ditemukan Lemas Kena Jaring
Seekor penyu sisik dewasa berukuran panjang 57 sentimeter dan lebar 3 sentimeter ditemukan lemas di tengah laut perbatasan wilayah Desa Baktiseraga dengan Pemaron, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Selasa (10/4) pukul 12.00 Wita.
SINGARAJA, NusaBali
Binatang yang dilindungi itu pun kini masih dikarantina di penangkaran penyu Pantai Penimbangan karena mengalami sejumlah luka di tubuhnya.Penyu sisik yang diperkirakan sudah berumur 10 tahun itu pertama kali ditemukan oleh nelayan Pantai Penimbangan, Ketut Budiartana, 35. Ia saat itu sejak pukul 10.00 Wita sedang mencari ikan di sekitar laut Penimbangan. Saat berada sekitar 500 meter dari pinggir pantai dengan kedalaman laut 2 meter, sekitar pukul 12.00 Wita ia menemukan seekor penyu tersangkut di terumbu karang. Penyu itu terjerat potongan jaring ikan yang nampak sudah lama tersangkut di karang.
Pokmaswas Pantai Penimbangan yang juga Ketua Save Penyu Penimbangan, Putu Dedy Yastika ditemui di lokasi, mengatakan, dengan informasi itu pihaknya dan nelayan setempat langsung membantu evakuasi penyu tersangkut jaring. Sekitar pukul 13.00 Wita penyu itu pun dapat dievakuasi ke daratan. “Tadi ditemukan dalam keadaan lemas, kemungkinan kekurangan oksigen, kami bawa ke bak penangkaran dulu untuk memulihkan kondisinya,” katanya.
Penyu seberat 20 kilogram itu lalu dikarantina sementara di bak penangkaran Pantai Penimbangan. Penemuan penyu itu pun mengundang aktivis pelestarian penyu Penimbangan dari kalangan dosen. I Made Okariawan yang merupakan dosen Biologi Undiksha yang bergabung sebagai relawan ‘Save Penyu Penimbangan’ langsung melakukan pengukuran fisik dan melihat kondisi penyu.
Dari hasil pengamatan awal, penyu sisik berjenis kelamin betina itu disebut mengalami sejumlah luka. Yakni di bagian pinggir badan dan juga mengalami patah sisik di baris ke 2 dan ke 4 dari total 5 baris sisik yang dimilikinya. Hal tersebut diduga karena penyu itu tersangkut jaring. Kondisinya yang lemah juga disebut sebagai perhatian utama. Diduga penyu sisik itu kekurangan oksigen karena berada terlalu lama di dalam air. Sedangkan penyu normalnya memerlukan waktu relatif sering untuk mengambil udara ke permukaan.
“Kami masih karantina dulu sambil mengamati perkembangannya. Nanti akan kita pancing dengan pakan, kalau makannya normal dan tidak ada cacat atau luka dalam, akan dirilis kembali beberapa hari kedepan,” ujarnya. Sementara itu untuk jenis penyu sisik yang ditemukan nelayan tersangkut di jaring merupakan pertama kalinya di sekitar laut Penimbangan. Meski setahun lalu kejadian yang sama juga pernah terjadi di sekitar Laut Lovina.
Terkait keberadaan habitat penyu sisik di laut Buleleng, menurut Oka bukan habitat aslinya. Penyu sisik biasanya hanya melintas dan mencari makan di laut Buleleng. Berbeda dengan jenis penyu lainnya.
Menurutnya, di Buleleng habitat penyu lebih banyak ditemukan jenis Lekang dan sebagian Penyu Hijau. Kedua jenis binatang yang dilindungi ini tidak hanya mencari makan dan melintas saja tetapi juga bertelur di Pantai Penimbangan. Memasuki bulan keempat di tahun ini di Pantai Penimbangan sudah ditemukan tiga sarang telur penyu yang kini ditangkarkan hingga menetas dan dilepas kembali ke tengah laut. *k23
Binatang yang dilindungi itu pun kini masih dikarantina di penangkaran penyu Pantai Penimbangan karena mengalami sejumlah luka di tubuhnya.Penyu sisik yang diperkirakan sudah berumur 10 tahun itu pertama kali ditemukan oleh nelayan Pantai Penimbangan, Ketut Budiartana, 35. Ia saat itu sejak pukul 10.00 Wita sedang mencari ikan di sekitar laut Penimbangan. Saat berada sekitar 500 meter dari pinggir pantai dengan kedalaman laut 2 meter, sekitar pukul 12.00 Wita ia menemukan seekor penyu tersangkut di terumbu karang. Penyu itu terjerat potongan jaring ikan yang nampak sudah lama tersangkut di karang.
Pokmaswas Pantai Penimbangan yang juga Ketua Save Penyu Penimbangan, Putu Dedy Yastika ditemui di lokasi, mengatakan, dengan informasi itu pihaknya dan nelayan setempat langsung membantu evakuasi penyu tersangkut jaring. Sekitar pukul 13.00 Wita penyu itu pun dapat dievakuasi ke daratan. “Tadi ditemukan dalam keadaan lemas, kemungkinan kekurangan oksigen, kami bawa ke bak penangkaran dulu untuk memulihkan kondisinya,” katanya.
Penyu seberat 20 kilogram itu lalu dikarantina sementara di bak penangkaran Pantai Penimbangan. Penemuan penyu itu pun mengundang aktivis pelestarian penyu Penimbangan dari kalangan dosen. I Made Okariawan yang merupakan dosen Biologi Undiksha yang bergabung sebagai relawan ‘Save Penyu Penimbangan’ langsung melakukan pengukuran fisik dan melihat kondisi penyu.
Dari hasil pengamatan awal, penyu sisik berjenis kelamin betina itu disebut mengalami sejumlah luka. Yakni di bagian pinggir badan dan juga mengalami patah sisik di baris ke 2 dan ke 4 dari total 5 baris sisik yang dimilikinya. Hal tersebut diduga karena penyu itu tersangkut jaring. Kondisinya yang lemah juga disebut sebagai perhatian utama. Diduga penyu sisik itu kekurangan oksigen karena berada terlalu lama di dalam air. Sedangkan penyu normalnya memerlukan waktu relatif sering untuk mengambil udara ke permukaan.
“Kami masih karantina dulu sambil mengamati perkembangannya. Nanti akan kita pancing dengan pakan, kalau makannya normal dan tidak ada cacat atau luka dalam, akan dirilis kembali beberapa hari kedepan,” ujarnya. Sementara itu untuk jenis penyu sisik yang ditemukan nelayan tersangkut di jaring merupakan pertama kalinya di sekitar laut Penimbangan. Meski setahun lalu kejadian yang sama juga pernah terjadi di sekitar Laut Lovina.
Terkait keberadaan habitat penyu sisik di laut Buleleng, menurut Oka bukan habitat aslinya. Penyu sisik biasanya hanya melintas dan mencari makan di laut Buleleng. Berbeda dengan jenis penyu lainnya.
Menurutnya, di Buleleng habitat penyu lebih banyak ditemukan jenis Lekang dan sebagian Penyu Hijau. Kedua jenis binatang yang dilindungi ini tidak hanya mencari makan dan melintas saja tetapi juga bertelur di Pantai Penimbangan. Memasuki bulan keempat di tahun ini di Pantai Penimbangan sudah ditemukan tiga sarang telur penyu yang kini ditangkarkan hingga menetas dan dilepas kembali ke tengah laut. *k23
Komentar