Terkendala Sarana, Tiga Siswa SLB Masih UNPK
Tiga orang siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Buleleng, Made Yosie Arista Purnama, Kadek Susilayasa dan I Komang Suyasa mengikuti ujian nasional (UN).
SINGARAJA, NusaBali
Tahun ini meski seluruh SMA/SMK di Buleleng sudah dapat mengikuti UNBK, tak demikian halnya dengan siswa SLBN 1 Buleleng. Ketiga siswa dengan disabilitas tunarungu masih menempuh Ujian Nasional dengan Pensil dan Kertas (UNPK), karena terkendala sarana.
Mereka di hari kedua penyelenggaraan UN, Selasa (10/4) kemarin mengikuti ujian dengan lancar meski dengan keterbatasan. Tiga siswa ini iawasi oleh gurunya sendiri dengan nilai integritas tinggi. Ketiganya nampak serius mengerjakan soal-soal Matematika yang tertulis dalam lembaran soal.
Kepala SLBN 1 Buleleng, I Wayan Cirtha mengatakan, pihaknya sampai saat ini belum dapat melaksanakan UNBK untuk anak didiknya. Meski jumlah siswa yang mengikuti ujian di jenjang SMA sangat sedikit, diakuinya sekolah masih kekurangan sarana. Sampai saat ini di SLBN 1 Buleleng hanya ada dua komputer. Kondisinya pun dikatakan Cirtha sudah terganggu dengan kerusakan sebagian elemennya.
“Kami fasilitas belum ada untuk hal itu, selain juga SDM-nya dari guru dan teknisi. Kalau anak-anak sih sudah terbiasa dengan komputer,” ujarnya. Bahkan ada salah satu siswanya yang disebut mengikuti lomba desain grafis yang sangat menguasai komputer.
Pihaknya pun berangan kedepannya anak didiknya di SLBN 1 Buleleng dapat mengikuti UNBK seperti halnya siswa di sekolah umum. Sehingga tidak ada lagi ketimpangan perlakuan dan pendidikan yang didapatkan oleh siswa-siswa yang memiliki keterbatasan fisik. Ia juga mengaku akan memenuhi sarana dan hal penunjang lainnya secara bertahap, untuk dapat menjadi sekolah penyelenggara UNBK.
Sementara itu, dalam pelaksanaan ujian yang berlangsung 9-11 April ini, tiga siswa tunarungu diawasi oleh dua orang gurunya. Perlakuan pengawasan pun didapat secara istimewa, tidak menggunakan sistem silang.
Hal tersebut untuk memudahkan jika siswa yang mengikuti ujian tidak mengerti soal yang dimaksud. “Disini SLB-nya cuman satu ini, pengawasannya tidak sistem silang. Tetapi tetap kami jaminkan anak-anak mengerjakan soal sendiri,” kata Wayan Cirtha. *k23
Mereka di hari kedua penyelenggaraan UN, Selasa (10/4) kemarin mengikuti ujian dengan lancar meski dengan keterbatasan. Tiga siswa ini iawasi oleh gurunya sendiri dengan nilai integritas tinggi. Ketiganya nampak serius mengerjakan soal-soal Matematika yang tertulis dalam lembaran soal.
Kepala SLBN 1 Buleleng, I Wayan Cirtha mengatakan, pihaknya sampai saat ini belum dapat melaksanakan UNBK untuk anak didiknya. Meski jumlah siswa yang mengikuti ujian di jenjang SMA sangat sedikit, diakuinya sekolah masih kekurangan sarana. Sampai saat ini di SLBN 1 Buleleng hanya ada dua komputer. Kondisinya pun dikatakan Cirtha sudah terganggu dengan kerusakan sebagian elemennya.
“Kami fasilitas belum ada untuk hal itu, selain juga SDM-nya dari guru dan teknisi. Kalau anak-anak sih sudah terbiasa dengan komputer,” ujarnya. Bahkan ada salah satu siswanya yang disebut mengikuti lomba desain grafis yang sangat menguasai komputer.
Pihaknya pun berangan kedepannya anak didiknya di SLBN 1 Buleleng dapat mengikuti UNBK seperti halnya siswa di sekolah umum. Sehingga tidak ada lagi ketimpangan perlakuan dan pendidikan yang didapatkan oleh siswa-siswa yang memiliki keterbatasan fisik. Ia juga mengaku akan memenuhi sarana dan hal penunjang lainnya secara bertahap, untuk dapat menjadi sekolah penyelenggara UNBK.
Sementara itu, dalam pelaksanaan ujian yang berlangsung 9-11 April ini, tiga siswa tunarungu diawasi oleh dua orang gurunya. Perlakuan pengawasan pun didapat secara istimewa, tidak menggunakan sistem silang.
Hal tersebut untuk memudahkan jika siswa yang mengikuti ujian tidak mengerti soal yang dimaksud. “Disini SLB-nya cuman satu ini, pengawasannya tidak sistem silang. Tetapi tetap kami jaminkan anak-anak mengerjakan soal sendiri,” kata Wayan Cirtha. *k23
1
Komentar