UMKM / IMK Dituntut Perluas Pasar
Sebanyak 50 pengusaha UMK/IKM se-Bali mendapat bimbingan teknis Market Place E- Smart.
Bintek Pemasaran Online
DENPASAR, NusaBali
Tujuannya memperluas akses pasar para pelaku IMK, khususnya dalam bidang fesyen dan aksesoris. Selama ini, akses pasar IMK di Bali masih lemah, khususnya akses pasar online. Padahal pasar online adalah keniscayaan, kalau tidak IMK Bali akan tergilas.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali Putu Astawa mengatakan, cara mempromosikan dan juga kemasan produk UMKM/IKM masih lemah dan tercecer. “Punya anak gadis cantik, kalau tidak didandani dengan baik tidak akan menarik. Sebaliknya punya anak tidak cantik, tetapi kalau didandani apik dengan pakaian yang menarik akan tampil cantik,” ujar Astawa mengandaikan.
Karena itulah, lewat bintek ‘pasar online’, para pelaku UMKM/IMK Bali memperoleh transfer pengetahuan dan teknis pemasaran secara smart atau online. “Itu merupakan ciri-ciri zaman milenial, pelaku UMKM/IMK harus menyesuakan diri,” tegasnya. Jika tidak, UMKM/IKM akan tergilas dan ditinggalkan.
Dikatakan Astawa, perkembangan teknologi informasi digital telah mengubah perilaku konsumen. “Sukses tergantung keberhasilan melakukan penjualan,” ujar Astawa didampingi Kabid Perindustrian Gede Suamba.
Ida Bagus Wisna Juana Putra, salah seorang peserta diklat menyatakan gembira dengan pelatihan pemasaran online. “Kita dapat lebih luas mengakses pasar ke segala penjuru, selain tetap bertahan pada pasar offline,” kata pelaku UMKM bidang fesyen asal Bangli ini.
Diklat berlangsung selama dua hari dari 11 -12 April di Hotel Puri Nusa Indah Jalan Waribang Kesiman Petilan, Denpasar Timur. Diklat akan dilakukan secara bertahap. “Setelah 50 orang ini, akan disusul nanti 50 orang lainnya,” tambah Suamba. *k17
DENPASAR, NusaBali
Tujuannya memperluas akses pasar para pelaku IMK, khususnya dalam bidang fesyen dan aksesoris. Selama ini, akses pasar IMK di Bali masih lemah, khususnya akses pasar online. Padahal pasar online adalah keniscayaan, kalau tidak IMK Bali akan tergilas.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali Putu Astawa mengatakan, cara mempromosikan dan juga kemasan produk UMKM/IKM masih lemah dan tercecer. “Punya anak gadis cantik, kalau tidak didandani dengan baik tidak akan menarik. Sebaliknya punya anak tidak cantik, tetapi kalau didandani apik dengan pakaian yang menarik akan tampil cantik,” ujar Astawa mengandaikan.
Karena itulah, lewat bintek ‘pasar online’, para pelaku UMKM/IMK Bali memperoleh transfer pengetahuan dan teknis pemasaran secara smart atau online. “Itu merupakan ciri-ciri zaman milenial, pelaku UMKM/IMK harus menyesuakan diri,” tegasnya. Jika tidak, UMKM/IKM akan tergilas dan ditinggalkan.
Dikatakan Astawa, perkembangan teknologi informasi digital telah mengubah perilaku konsumen. “Sukses tergantung keberhasilan melakukan penjualan,” ujar Astawa didampingi Kabid Perindustrian Gede Suamba.
Ida Bagus Wisna Juana Putra, salah seorang peserta diklat menyatakan gembira dengan pelatihan pemasaran online. “Kita dapat lebih luas mengakses pasar ke segala penjuru, selain tetap bertahan pada pasar offline,” kata pelaku UMKM bidang fesyen asal Bangli ini.
Diklat berlangsung selama dua hari dari 11 -12 April di Hotel Puri Nusa Indah Jalan Waribang Kesiman Petilan, Denpasar Timur. Diklat akan dilakukan secara bertahap. “Setelah 50 orang ini, akan disusul nanti 50 orang lainnya,” tambah Suamba. *k17
1
Komentar