Mahasiswa UGM Tertarik Pembangunan Berciri Khas Kebudayaan
Bali memiliki ciri pembangunan yang berciri khas kebudayaan.
DENPASAR, NusaBali
Kerena keunikan inilah menjadi salah satu tujuan Mahasiswa Program Studi Pembangunan Wilayah Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta memilih Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar untuk melaksanakan kunjungan kuliah kerja lapangan (KKL) spesifik.
Dekan Fakultas Teknik Unhi Denpasar Komang Gede Santhyasa ST MT mengatakan, dipilihnya kampus setempat sebagai tempat tujuan KKL tidak terlepas dari keunikan yang dimiliki Unhi Denpasar. Uniknya terletak karena prodi yang berbasiskan budaya dan agama. “Sedangkan UGM berbasis masyarakat, sehingga akan sangat menarik jika dikolaborasikan," ujar Santhyasa, Rabu (11/4).
Kunjungan kali ini sekaligus mengarahkan adanya pengembangan kerja sama antarperguruan tinggi, serta Fakultas Teknik juga telah masuk menjadi anggota Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI). Sesungguhnya kunjungan ini untuk menguatkan kerja sama antarperguruan tinggi di Tanah Air. Sebab menurut Ketua Departemen Geografi Pembangunan Fakultas Geografi UGM Prof Dr M Baiquni MA, Unhi Denpasar secara spesifik memiliki ciri khas kebudayaan dan keagamaan. “Kami bisa belajar mengenai perspektif pembangunan dari keagamaan dan kebudayaan Bali yang luas dengan kunjungan kesini (Unhi),” ujarnya disela-sela KKL di Unhi Denpasar.
Pelaksanaan KKL diikuti oleh 68 mahasiswa. Kunjungan tersebut juga karena Unhi Denpasar memiliki program studi Perencanaan Wilayah dan Kota yang selama ini menjadi satu anggota dalam Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (Aspi) bersama dengan Prodi Pembangunan Wilayah UGM. “Kita mesti mempertemukan ilmu-ilmu yang berkembang di Barat maupun di Timur, dan akhirnya mencoba melihat lokalitas. Khusus untuk lokalitas dipilih penelitian di Kabupaten Badung,” ungkapnya.
Dipilihnya Kabupaten Badung,melihat daerah tersebut dengan pertemuan antara nilai lokal dan global dalam kegiatan kepariwisataan yang meliputi dimensi kebudayaan, sosial, ekonomi dan lingkungan. Meskipun demikian, tetap masih ada penghormatan dan penghargaan terhadap keberagaman agama. Para mahasiswa telah melakukan kajian pustaka dan juga membangun perspektif tentang pembangunan di Kabupaten Badung dan selanjutnya menyusun instrumen penelitian, serta melakukan penelitian.
“Disini, mahasiswa dilatih tidak saja berkolaborasi antarperguruan tinggi, tetapi juga presentasi di depan pemerintah daerah, dengan demikian bisa berkontribusi pada pemerintah daerah. Karenanya, Di Unhi Denpasar untuk mendapatkan masukan. Sementara pada hari yang terakhir para mahasiswa akan presentasi mengenai temuan-temuan lapangan yang didapatkan dengan jajaran Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Badung,” bebernya. *ind
Dekan Fakultas Teknik Unhi Denpasar Komang Gede Santhyasa ST MT mengatakan, dipilihnya kampus setempat sebagai tempat tujuan KKL tidak terlepas dari keunikan yang dimiliki Unhi Denpasar. Uniknya terletak karena prodi yang berbasiskan budaya dan agama. “Sedangkan UGM berbasis masyarakat, sehingga akan sangat menarik jika dikolaborasikan," ujar Santhyasa, Rabu (11/4).
Kunjungan kali ini sekaligus mengarahkan adanya pengembangan kerja sama antarperguruan tinggi, serta Fakultas Teknik juga telah masuk menjadi anggota Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI). Sesungguhnya kunjungan ini untuk menguatkan kerja sama antarperguruan tinggi di Tanah Air. Sebab menurut Ketua Departemen Geografi Pembangunan Fakultas Geografi UGM Prof Dr M Baiquni MA, Unhi Denpasar secara spesifik memiliki ciri khas kebudayaan dan keagamaan. “Kami bisa belajar mengenai perspektif pembangunan dari keagamaan dan kebudayaan Bali yang luas dengan kunjungan kesini (Unhi),” ujarnya disela-sela KKL di Unhi Denpasar.
Pelaksanaan KKL diikuti oleh 68 mahasiswa. Kunjungan tersebut juga karena Unhi Denpasar memiliki program studi Perencanaan Wilayah dan Kota yang selama ini menjadi satu anggota dalam Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (Aspi) bersama dengan Prodi Pembangunan Wilayah UGM. “Kita mesti mempertemukan ilmu-ilmu yang berkembang di Barat maupun di Timur, dan akhirnya mencoba melihat lokalitas. Khusus untuk lokalitas dipilih penelitian di Kabupaten Badung,” ungkapnya.
Dipilihnya Kabupaten Badung,melihat daerah tersebut dengan pertemuan antara nilai lokal dan global dalam kegiatan kepariwisataan yang meliputi dimensi kebudayaan, sosial, ekonomi dan lingkungan. Meskipun demikian, tetap masih ada penghormatan dan penghargaan terhadap keberagaman agama. Para mahasiswa telah melakukan kajian pustaka dan juga membangun perspektif tentang pembangunan di Kabupaten Badung dan selanjutnya menyusun instrumen penelitian, serta melakukan penelitian.
“Disini, mahasiswa dilatih tidak saja berkolaborasi antarperguruan tinggi, tetapi juga presentasi di depan pemerintah daerah, dengan demikian bisa berkontribusi pada pemerintah daerah. Karenanya, Di Unhi Denpasar untuk mendapatkan masukan. Sementara pada hari yang terakhir para mahasiswa akan presentasi mengenai temuan-temuan lapangan yang didapatkan dengan jajaran Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Badung,” bebernya. *ind
Komentar