Seorang Murid SLBN 1 Jembrana Tak Ikut USBN
Murid kelas XII SLBN 1 Jembrana ada 8 orang, 3 penyandang tuna rungu, lima orang tuna grahita. Seorang penyandang tuna grahita meninggal dunia, sehingga tak ikut USBN.
NEGARA, NusaBali
Ujian nasional (UN) untuk SMA sederajat tahun ajaran 2017/2018, juga diikuti tiga murid SMA Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 1 Jembrana, di Lingkungan/Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, Jembrana. Ketiga murid kelas XII SLBN 1 Jembrana yang mengikuti UN secara tertulis itu adalah penyandang tuna rungu.
Kepala SLBN 1 Jembrana Made Ngurah Adi Bagiartha, Rabu (11/4), mengatakan, sebenarnya ada delapan murid kelas XII di SLBN 1 Jembrana. Dari delapan murid tersebut, tiga di antaranya tuna rungu, dan lima lainnya tuna grahita. Tiga murid yang tuna rungu itu, sesuai ketentuan diwajibkan mengikut UN. Sedangkan yang tuna grahita hanya mengikuti ujian sekolah berstandar nasional (USBN).
“Untuk yang tuna grahita ada lima orang. Tetapi satu meninggal dunia karena sakit, sehingga hanya tinggal empat murid penyandang tuna grahita yang mengikuti USBN,” katanya.
Tiga murid tuna rungu yang mengikuti UN dan empat murid penyandang tuna grahita yang mengikuti USBN itu, mengikuti ujian di ruangan terpisah. Rabu kemarin, juga merupakan hari terakhir ujian para murid kelas XII SLBN ini. Pada ujian hari terakhir itu, diujikan mata pelajaran Bahasa Inggris. Dalam mengikuti ujian itu, para murid berkebutuhan khusus ini didampingi guru pengawas. “Mereka sudah tiga hari mengikuti ujian, dan sekarang (Rabu kemarin) hari terakhir. Mata pelajaran sebelumnya, hari pertama Matematika, dan kemarin hari kedua (Selasa) Bahasa Indonesia,” ujar Adi Bagiartha.
Menurut Adi Bagiartha, setelah lulus nanti, para murid berkebutuhan khusus tersebut, sangat bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Tetapi itu jarang terjadi, dan sebagian besar lulusan memilih mandiri. Karena itu, pendidikan di SLB ini juga diberikan sejumlah pelatihan program kemandirian.
Saat ini, SLBN 1 Jembrana yang juga menampung anak-anak berkebutuhan khusus tingkat SD, SMP, dan SMA ini, memiliki sebanyak 114 murid. “Selain pelatihan-pelatihan, kami juga ada program magang. Harapannya, mereka yang berkebutuhan khusus juga memiliki kemampuan sebagai bekal mereka nanti,” tutur Adi Bagiartha. *ode
Ujian nasional (UN) untuk SMA sederajat tahun ajaran 2017/2018, juga diikuti tiga murid SMA Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 1 Jembrana, di Lingkungan/Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, Jembrana. Ketiga murid kelas XII SLBN 1 Jembrana yang mengikuti UN secara tertulis itu adalah penyandang tuna rungu.
Kepala SLBN 1 Jembrana Made Ngurah Adi Bagiartha, Rabu (11/4), mengatakan, sebenarnya ada delapan murid kelas XII di SLBN 1 Jembrana. Dari delapan murid tersebut, tiga di antaranya tuna rungu, dan lima lainnya tuna grahita. Tiga murid yang tuna rungu itu, sesuai ketentuan diwajibkan mengikut UN. Sedangkan yang tuna grahita hanya mengikuti ujian sekolah berstandar nasional (USBN).
“Untuk yang tuna grahita ada lima orang. Tetapi satu meninggal dunia karena sakit, sehingga hanya tinggal empat murid penyandang tuna grahita yang mengikuti USBN,” katanya.
Tiga murid tuna rungu yang mengikuti UN dan empat murid penyandang tuna grahita yang mengikuti USBN itu, mengikuti ujian di ruangan terpisah. Rabu kemarin, juga merupakan hari terakhir ujian para murid kelas XII SLBN ini. Pada ujian hari terakhir itu, diujikan mata pelajaran Bahasa Inggris. Dalam mengikuti ujian itu, para murid berkebutuhan khusus ini didampingi guru pengawas. “Mereka sudah tiga hari mengikuti ujian, dan sekarang (Rabu kemarin) hari terakhir. Mata pelajaran sebelumnya, hari pertama Matematika, dan kemarin hari kedua (Selasa) Bahasa Indonesia,” ujar Adi Bagiartha.
Menurut Adi Bagiartha, setelah lulus nanti, para murid berkebutuhan khusus tersebut, sangat bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Tetapi itu jarang terjadi, dan sebagian besar lulusan memilih mandiri. Karena itu, pendidikan di SLB ini juga diberikan sejumlah pelatihan program kemandirian.
Saat ini, SLBN 1 Jembrana yang juga menampung anak-anak berkebutuhan khusus tingkat SD, SMP, dan SMA ini, memiliki sebanyak 114 murid. “Selain pelatihan-pelatihan, kami juga ada program magang. Harapannya, mereka yang berkebutuhan khusus juga memiliki kemampuan sebagai bekal mereka nanti,” tutur Adi Bagiartha. *ode
Komentar