Para Bendahara OPD di Buleleng ‘Ditodong’ Dana
Kegaduhan sempat terjadi pasca mutasi 7 pejabat Eselon II b serta 15 pejabat Eselon III d, Eselon IV b, dan Eselon IV a Pemkab Buleleng, Senin (9/4) lalu.
Gaduh Pasca Mutasi
SINGARAJA, NusaBali
Masalahnya, para bendahara di sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemkab Buleleng diminta mentransfer dana melalui pesan singkat, hingga mereka kalangkabut.Informasi yang dihimpun NusaBali, kegaduhan di mana para bendaraha OPD diminta untuk mentransfer uang itu terjadi dua hari setelah pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan hasil mutasi, Rabu (11/4). Anehnya, begitu pengirim pesan singkat ditelepon balik oleh bendara masing-masing OPD, di ponselnya justru tidak ada nada sambung.
Setidaknya, ada tiga OPD Pemkab Buleleng yang bendaharanya menerima pesan singkat yang intinya meminta dana. Ketiga OPD tersebut baru saja berganti pimpinan hasil mutasi, yakni Dinas Pertanian Buleleng, Sekretariat Dewan (Setwan) DPRD Buleleng, dan Kecamatan Busungbiu. Bendahara ketiga OPD tersebut itu menerima pesan singkat permintaan transfer uang, Rabu pagi.
Selain menerima pesan singkat, Bendahara Setwan DPRD juga sempat menerima telepon dari seseorang yang mengatasnamakan Sekretaris Dewan (Sekwan) yang baru dilantik, Dewa Ketut Manuaba. Intinya, Sekwan gadungan minta bendarana agar secepatnya mentransfer dana sebesar Rp 25 juta. Dana sebesar itu disebutkan sebagai pengganti biaya pelantikan.
Diduga kuat, ada oknum yang memanfatkan situasi pergantian pimpinan OPD tersebut. Karena bendahara OPD di mana pimpiannya berganti, dinyakini belum mengetahui nomor telepon pemimpin baru. Untungnya, informasi soal situasi gaduh ini cepat beredar di grup WhatshApp (WA) lingkup Pemkab Buleleng, sehingga para bendahara yang menerima agar transfer uang, tidak sampai jadi korban.
Kabag Humas dan Pengawasan Setwan DPRD Buleleng, Gede Putra Aryana, juga mengakui situasi kegaduhan yang sempat bikin kalangkabut bendara tersebut. “Ya, bendara di sini (Setwan DPRD Buleleng, Red) juga menerima pesan dan sempat ditelepon agar secepatnya mentranfer dana Rp 25 juta. Penelepon itu tidak sebut nama, tapi mengaku Sekwan,” ungkap Gede Putra Aryana saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Kamis (12/4).
Menurut Putra Aryana, beruntung bendahara Setwan DPRD Buleleng tidak menindaklanjuti pesan singkat dan penelepon ‘gelap’ yang minta uang tersebut. Kejadian itu pun dikoordinasikan dengan Kesekretariatan Pemkab Buleleng melalui grup WA. ”Ternyata, di situ ada juga yang menerima pesan sama, meminta dana. Kalau di sini nomor penelpon 081273749109 sempat dihubungi, tapi tidak ada nada sambung. Sehingga kami curiga ini kedok penipuan,” terang Putra Aryana.
Sementara itu, Camat Busungbiu yang baru dilantik hasil mutasi, Made Supartawan, juga mengakui bendahara Kecamatan Busungbiu menerima pesan singkat permintaan transfer duit. Konon, pesan singkat yang ditujukan ke bendahara berbunyi seperti ini: “Sore Juni. Bpk tunggu hubungannya segera, Bpk Made Supartawan.”
Meski tidak terang-terangan, Camat Made Supartawan menilai pesan itu juga meminta dana. “Akhirnya, saya sampaikan di grup WA, ya minta agar hati-hati saja menerima pesan singkat, karena itu kedok penipuan. Ternyata, Bendahara Dinas Pertanian Buleleng juga menerima pesan yang sama,” jelas Supartawan, yang sebelumnya menjabat sebagai Kabag Humas dan Protokol Pemkab Buleleng kepada NusaBali, Kamis kemarin.
Supartawan menyebutkan, kendati bikin gaduh dan resah, namun peristiwa pesan singkat dan telepon minta uang yang mengatasnakan pimpinan OPD ini tidak sampai dilaporkan ke polisi. Pasalnya, sejauh ini belum ada korban yang sampai mentransfer dana ke penelepon gelap. ”Kasus ini tidak dilaporkan, karena kita melalui grup WA sudah minta agar hati-hati saja. Lagipula, belum ada yang jadi korban,” tandas Supartawan.
Dalam mutasi gelombang pertama, 9 April 2018 lalu, ada 22 pejabat Pemkab Buleleng yang digeser posisinya. Termasuk di antaranya 7 pejabat Eselon II b. I Gede Wisnawa yang semula menjabat Sekwan DPRD Buleleng, dialihkan menjadi Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM (BKPSDM) Buleleng. Posisiya sebagai Sekwan digantikan Dewa Ketut Manuaba, yang sebelumnya menjabat Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik.
Sementara Ni Made Rousmini, yang sebelumnya menjabat Kepala BKPSDM Buleleng, ditarik menjadi Staf Ahli Bidang Perekonomian dan Pembangunan. Sedangkan IB Made Geriastika yang sebelumnya menjabat Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan, dialihkan menjadi Staf Ahli.
Selanjutnya, Nyoman Genep yang semula menjabat Kadis Lingkungan Hidup, dialihkan menjadi Kadis Pertanian Buleleng. Sedangkan Nyoman Swatantra yang semula Kadis Pertanian Buleleng, dialihkan menjadi Kadis Koperasi dan UKM Buleleng. Sebaliknya, I Made Budi Setiawan yang semula Kadis Koperasi dan UKM dialihkan menjadi Staf Ahli.
Untuk jabatan Eselon III d, Made Supartawan yang sebelumnya menjabat Kabag Humas dan Protokol Pemkab Buleleng dialihkan menjadi Camat Busungbiu. Sebagai gantinya, Ketut Suarmawan (yang semula menjabat Kasubag Protokol) dipromosikan menjadi Kabag Humas dan Protokol Pemkab Buleleng. *k19
SINGARAJA, NusaBali
Masalahnya, para bendahara di sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemkab Buleleng diminta mentransfer dana melalui pesan singkat, hingga mereka kalangkabut.Informasi yang dihimpun NusaBali, kegaduhan di mana para bendaraha OPD diminta untuk mentransfer uang itu terjadi dua hari setelah pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan hasil mutasi, Rabu (11/4). Anehnya, begitu pengirim pesan singkat ditelepon balik oleh bendara masing-masing OPD, di ponselnya justru tidak ada nada sambung.
Setidaknya, ada tiga OPD Pemkab Buleleng yang bendaharanya menerima pesan singkat yang intinya meminta dana. Ketiga OPD tersebut baru saja berganti pimpinan hasil mutasi, yakni Dinas Pertanian Buleleng, Sekretariat Dewan (Setwan) DPRD Buleleng, dan Kecamatan Busungbiu. Bendahara ketiga OPD tersebut itu menerima pesan singkat permintaan transfer uang, Rabu pagi.
Selain menerima pesan singkat, Bendahara Setwan DPRD juga sempat menerima telepon dari seseorang yang mengatasnamakan Sekretaris Dewan (Sekwan) yang baru dilantik, Dewa Ketut Manuaba. Intinya, Sekwan gadungan minta bendarana agar secepatnya mentransfer dana sebesar Rp 25 juta. Dana sebesar itu disebutkan sebagai pengganti biaya pelantikan.
Diduga kuat, ada oknum yang memanfatkan situasi pergantian pimpinan OPD tersebut. Karena bendahara OPD di mana pimpiannya berganti, dinyakini belum mengetahui nomor telepon pemimpin baru. Untungnya, informasi soal situasi gaduh ini cepat beredar di grup WhatshApp (WA) lingkup Pemkab Buleleng, sehingga para bendahara yang menerima agar transfer uang, tidak sampai jadi korban.
Kabag Humas dan Pengawasan Setwan DPRD Buleleng, Gede Putra Aryana, juga mengakui situasi kegaduhan yang sempat bikin kalangkabut bendara tersebut. “Ya, bendara di sini (Setwan DPRD Buleleng, Red) juga menerima pesan dan sempat ditelepon agar secepatnya mentranfer dana Rp 25 juta. Penelepon itu tidak sebut nama, tapi mengaku Sekwan,” ungkap Gede Putra Aryana saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Kamis (12/4).
Menurut Putra Aryana, beruntung bendahara Setwan DPRD Buleleng tidak menindaklanjuti pesan singkat dan penelepon ‘gelap’ yang minta uang tersebut. Kejadian itu pun dikoordinasikan dengan Kesekretariatan Pemkab Buleleng melalui grup WA. ”Ternyata, di situ ada juga yang menerima pesan sama, meminta dana. Kalau di sini nomor penelpon 081273749109 sempat dihubungi, tapi tidak ada nada sambung. Sehingga kami curiga ini kedok penipuan,” terang Putra Aryana.
Sementara itu, Camat Busungbiu yang baru dilantik hasil mutasi, Made Supartawan, juga mengakui bendahara Kecamatan Busungbiu menerima pesan singkat permintaan transfer duit. Konon, pesan singkat yang ditujukan ke bendahara berbunyi seperti ini: “Sore Juni. Bpk tunggu hubungannya segera, Bpk Made Supartawan.”
Meski tidak terang-terangan, Camat Made Supartawan menilai pesan itu juga meminta dana. “Akhirnya, saya sampaikan di grup WA, ya minta agar hati-hati saja menerima pesan singkat, karena itu kedok penipuan. Ternyata, Bendahara Dinas Pertanian Buleleng juga menerima pesan yang sama,” jelas Supartawan, yang sebelumnya menjabat sebagai Kabag Humas dan Protokol Pemkab Buleleng kepada NusaBali, Kamis kemarin.
Supartawan menyebutkan, kendati bikin gaduh dan resah, namun peristiwa pesan singkat dan telepon minta uang yang mengatasnakan pimpinan OPD ini tidak sampai dilaporkan ke polisi. Pasalnya, sejauh ini belum ada korban yang sampai mentransfer dana ke penelepon gelap. ”Kasus ini tidak dilaporkan, karena kita melalui grup WA sudah minta agar hati-hati saja. Lagipula, belum ada yang jadi korban,” tandas Supartawan.
Dalam mutasi gelombang pertama, 9 April 2018 lalu, ada 22 pejabat Pemkab Buleleng yang digeser posisinya. Termasuk di antaranya 7 pejabat Eselon II b. I Gede Wisnawa yang semula menjabat Sekwan DPRD Buleleng, dialihkan menjadi Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM (BKPSDM) Buleleng. Posisiya sebagai Sekwan digantikan Dewa Ketut Manuaba, yang sebelumnya menjabat Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik.
Sementara Ni Made Rousmini, yang sebelumnya menjabat Kepala BKPSDM Buleleng, ditarik menjadi Staf Ahli Bidang Perekonomian dan Pembangunan. Sedangkan IB Made Geriastika yang sebelumnya menjabat Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan, dialihkan menjadi Staf Ahli.
Selanjutnya, Nyoman Genep yang semula menjabat Kadis Lingkungan Hidup, dialihkan menjadi Kadis Pertanian Buleleng. Sedangkan Nyoman Swatantra yang semula Kadis Pertanian Buleleng, dialihkan menjadi Kadis Koperasi dan UKM Buleleng. Sebaliknya, I Made Budi Setiawan yang semula Kadis Koperasi dan UKM dialihkan menjadi Staf Ahli.
Untuk jabatan Eselon III d, Made Supartawan yang sebelumnya menjabat Kabag Humas dan Protokol Pemkab Buleleng dialihkan menjadi Camat Busungbiu. Sebagai gantinya, Ketut Suarmawan (yang semula menjabat Kasubag Protokol) dipromosikan menjadi Kabag Humas dan Protokol Pemkab Buleleng. *k19
1
Komentar