nusabali

Pemerintah Buka Keran Impor Gula Mentah

  • www.nusabali.com-pemerintah-buka-keran-impor-gula-mentah

Pemerintah akan membuka keran impor gula mentah (raw sugar).

JAKARTA, NusaBali
Hal itu telah disepakati dalam rapat koordinasi (rakor) di Kementerian Perekonomian beberapa waktu lalu.Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Bambang, usai mengikuti acara di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Kamis (12/4).Bambang mengatakan bahwa rencana impor ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga Mei 2019. Dia bilang, produksi gula tahun ini diperkirakan hanya sekitar 2,1 juta ton.

Sementara konsumsi gula domestik 2018 diperkirakan sekitar 2,9 juta ton dan 1,1 juta ton pada Januari-Mei 2019."Jadi kan gini, hitungan-hitungan kemarin kan dibahas di rakortas. Kementerian Perdagangan mengusulkan tambahan stok untuk mencukupi kebutuhan nasional itu 2,1 juta ton," kata dia di lokasi seperti dilansir detik.

"Dari 2,1 juta itu memperhitungkan stok di akhir tahun, sama dengan akhir tahun kemarin sekitar 1,2 juta kan. Jadi diharapkan 2018 stok tetap 1,2 juta sehingga, hitungan dengan produksi kita tetap," sambungnya.Bambang mengatakan langkah untuk membuka keran impor itu dipertimbangkan karena saat ini stok gula ada sekitar 826 ribu ton yang tersimpan di Bulog dan pabrik-pabrik gula.

"Berarti permintaan impor tambahannya itu diperkirakan 1,1 juta, (untuk) kebutuhan gula konsumsi. 1,1 juta ton dalam bentuk gula mentahnya," kata dia.

Bambang mengatakan, bahwa stok gula di pabrik gula tersebut belum memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) karena tersimpan terlalu lama digudang, yang merupakan imbas dari kebijakan penetapan harga gula oleh Kemendag.

"Ada kebijakan tiba-tiba Kemendag menetapkan harga Rp 12.500, jadi kan berdampak pada keputusan penjualan yang sulit buat PG (pabrik gula). Karena lelangnya bisa jadi mungkin harganya bisa Rp 11.000-11.500, dengan pasar harganya Rp 12.500 kan harganya nggak masuk, kan begitu jadi ditahan-tahan, mau dijual rugi, apalagi itu BUMN, jadi penjualan gula tertunda yang berdampak pada gula jadi berwarna cokelat," katanya.Dengan keadaan itu, kata Bambang, akhirnya pemerintah menetapkan untuk sementara gula harus diproduksi ulang terlebih dahulu.

"Sekarang ini kita minta untuk produksi kembali, sehingga impor raw sugar itu kita harapkan dengan mempertimbangkan setelah gula yang sedang diproduksi kembali itu dijual, plus memperhitungkan masa giling. Jadi jangan sekaligus 1,1 juta ton ini impor seluruhnya, tapi secara bertahap secara keseluruhan," katanya. *

Komentar