Diempon 2 KK, Airnya Dipercaya Sembuhkan Penyakit Kulit
Air beji tidak pernah kering dan tidak pernah keruh meskipun musim kemarau atau musim hujan. Airnya dipakai melukat dan untuk air minum.
Beji Yeh Mumbul di Kawasan Kota Tabanan Mulai Banyak Didatangi Krama
TABANAN, NusaBali
Di wilayah Tabanan terdapat banyak kelebutan (sumber mata air) yang diyakini oleh krama dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Letak kelebutan seperti itu biasanya di daerah pegunungan atau kawasan pedesaan. Namun berbeda dengan Beji Yeh Mumbul yang letaknya di pusat perkotaan Tabanan, yakni di Banjar Dukuh, Desa Dauh Peken, Kecamatan/Kabupaten Tabanan. Bahkan kelebutan Yeh Mumbul ini dipercaya krama setempat airnya bisa sembuhkan penyakit cacar, gatal-gatal, dan sakit maag.
Jero Mangku Pura Beji Yeh Mumbul I Wayan Gede Rugeh, 75, atau yang biasa disapa Pan Miasa, menjelaskan Beji Yeh Mumbul sudah ada sejak zaman Jepang. Beji Yeh Mumbul diempon oleh dua kepala keluarga (KK) yakni dari keluarga Jero Mangku Rugeh. “Dulu ada pawuwus bahwa harus dari keluarga saya yang ngempon, dan ini sudah diwariskan dari leluhur kami,” ujarnya, Sabtu (14/4).
Diceritakan juga, ramainya masyarakat melakukan panglukatan atau nunas tamba (memohon obat) ke Beji Mumbul terjadi baru-baru ini. Karena dulu keberadaan Beji Yeh Mumbul dipenuhi pohon besar mirip hutan. Hanya segelintir orang yang berkunjung, pun itu hanya untuk mencuci muka dan itupun dilakukan oleh petani sembari membersihkan peralatan sawah, sebab di sekitar Beji Yeh Mumbul adalah areal persawahan. “Dumun driki bet, ten wenten anak mariki (Dulu di sini rimbun, tidak ada orang yang ke sini),” imbuhnya.
Beji Yeh Mumbul terdiri dari satu pancoran. Aliran airnya pun tidak terlalu besar. Tetapi sumber air ini tidak pernah kering ataupun keruh walaupun itu saat musim kemarau maupun musim hujan. Dan letaknya juga tidak terlalu jauh dari pusat kota Tabanan, yakni hanya sekitar 5 kilometer dan sangat dekat dengan Jalan Bypass Ir Soekarno Tabanan.
Jero Mangku Rugeh juga menuturkan, sejarah Beji Yeh Mumbul juga tidak diketahui jelas. Namun memang keluarganya yang diminta untuk jadi pangempon sesuai dengan pawuwus yang didapat. Sejak saat itu pula dibuatkan Pura Beji Yeh Mumbul lengkap dengan Palinggih Gedong, Palinggih Ratu Nyoman, dan Palinggih Piasan. “Kami yakini, jika sudah ada sumber air secara niskalanya pasti ada penunggu, sehingga dibuatkan palinggih,” tuturnya.
Lantaran diempon oleh keluarga, jika ada upacara Pujawali yang digelar pada Purnama Jiesta atau satu tahun sekali, keluarga Jero Mangku Rugeh yang menyiapkan segela keperluannya, begitu pula yang melakukan pembersihan setiap hari di areal beji. “Namun Pura Beji ini digunakan untuk umum. Selain tempat untuk melukat, juga digunakan tempat untuk mencari air minum,” jelas Jero Mangku Rugeh.
Diakui Jero Mangku Rugeh, tidak ada pantangan apapun bagi semua orang yang ingin melukat ataupun sekadar untuk mencari air minum ke Beji Yeh Mumbul. Namun jika ingin melukat disarankan membawa upakara baik pejati maupun canang. “Biasanya krama yang melukat, mereka langsung saja ke Beji. Tetapi ada juga yang mencari saya disarankan untuk ngaturang . Itu kembali ke krama itu sendiri,” ujarnya.
Air Pura Beji Yeh Mumbul diyakini oleh krama bisa menyembuhkan penyakit cacar, gatal-gatal, dan sakita maag. Hal ini sudah dibuktikan oleh warga, bukan pamangku atau pangempon. “Banyak krama ke sini, ada dari Badung dan Gianyar juga sering menanyakan,” kata Jero Mangku Rugeh.
Karena banyak warga yang sudah membuktikan, mereka berterimakasih dengan dana punia. Seperti menyumbangkan bantuan bangunan pura ataupun sesari yang dapat membantu memperbaiki areal Pura Beji. “Tetapi karena pangemponnya keluarga, jadi kalau membangun secara bertahap tidak bisa dibangun sekaligus semuanya,” tuturnya.
Untuk krama yang ingin melukat, kata Jero Mangku Rugeh, cukup membawa pejati ataupun canang sari. Dan tidak ada aturan baku harus membawanya. Itu kembali lagi ke kepercayaan dari krama sendiri. “Sebelum melukat, matur piuning dulu, kemudian baru melaksanakan melukat disertai keyakinan yang tulus,” ujar Jero Mangku Rugeh.
Sementara itu salah seorang warga, Khotimah, 48, yang sudah menikah dengan warga Bali di Banjar Mal Kangin, Desa Dajan Peken, Tabanan mengaku sudah tiga kali melukat ke Beji Yeh Mumbul. Terbukti penyakit gatal-gatal dan jamur yang dideritanya berangsur pulih. “Dari dulu sudah tahu ada Beji ini dan tentang khasiatnya. Saya dengar dari orang ke orang yang sudah sering melukat,” tuturnya. *d
TABANAN, NusaBali
Di wilayah Tabanan terdapat banyak kelebutan (sumber mata air) yang diyakini oleh krama dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Letak kelebutan seperti itu biasanya di daerah pegunungan atau kawasan pedesaan. Namun berbeda dengan Beji Yeh Mumbul yang letaknya di pusat perkotaan Tabanan, yakni di Banjar Dukuh, Desa Dauh Peken, Kecamatan/Kabupaten Tabanan. Bahkan kelebutan Yeh Mumbul ini dipercaya krama setempat airnya bisa sembuhkan penyakit cacar, gatal-gatal, dan sakit maag.
Jero Mangku Pura Beji Yeh Mumbul I Wayan Gede Rugeh, 75, atau yang biasa disapa Pan Miasa, menjelaskan Beji Yeh Mumbul sudah ada sejak zaman Jepang. Beji Yeh Mumbul diempon oleh dua kepala keluarga (KK) yakni dari keluarga Jero Mangku Rugeh. “Dulu ada pawuwus bahwa harus dari keluarga saya yang ngempon, dan ini sudah diwariskan dari leluhur kami,” ujarnya, Sabtu (14/4).
Diceritakan juga, ramainya masyarakat melakukan panglukatan atau nunas tamba (memohon obat) ke Beji Mumbul terjadi baru-baru ini. Karena dulu keberadaan Beji Yeh Mumbul dipenuhi pohon besar mirip hutan. Hanya segelintir orang yang berkunjung, pun itu hanya untuk mencuci muka dan itupun dilakukan oleh petani sembari membersihkan peralatan sawah, sebab di sekitar Beji Yeh Mumbul adalah areal persawahan. “Dumun driki bet, ten wenten anak mariki (Dulu di sini rimbun, tidak ada orang yang ke sini),” imbuhnya.
Beji Yeh Mumbul terdiri dari satu pancoran. Aliran airnya pun tidak terlalu besar. Tetapi sumber air ini tidak pernah kering ataupun keruh walaupun itu saat musim kemarau maupun musim hujan. Dan letaknya juga tidak terlalu jauh dari pusat kota Tabanan, yakni hanya sekitar 5 kilometer dan sangat dekat dengan Jalan Bypass Ir Soekarno Tabanan.
Jero Mangku Rugeh juga menuturkan, sejarah Beji Yeh Mumbul juga tidak diketahui jelas. Namun memang keluarganya yang diminta untuk jadi pangempon sesuai dengan pawuwus yang didapat. Sejak saat itu pula dibuatkan Pura Beji Yeh Mumbul lengkap dengan Palinggih Gedong, Palinggih Ratu Nyoman, dan Palinggih Piasan. “Kami yakini, jika sudah ada sumber air secara niskalanya pasti ada penunggu, sehingga dibuatkan palinggih,” tuturnya.
Lantaran diempon oleh keluarga, jika ada upacara Pujawali yang digelar pada Purnama Jiesta atau satu tahun sekali, keluarga Jero Mangku Rugeh yang menyiapkan segela keperluannya, begitu pula yang melakukan pembersihan setiap hari di areal beji. “Namun Pura Beji ini digunakan untuk umum. Selain tempat untuk melukat, juga digunakan tempat untuk mencari air minum,” jelas Jero Mangku Rugeh.
Diakui Jero Mangku Rugeh, tidak ada pantangan apapun bagi semua orang yang ingin melukat ataupun sekadar untuk mencari air minum ke Beji Yeh Mumbul. Namun jika ingin melukat disarankan membawa upakara baik pejati maupun canang. “Biasanya krama yang melukat, mereka langsung saja ke Beji. Tetapi ada juga yang mencari saya disarankan untuk ngaturang . Itu kembali ke krama itu sendiri,” ujarnya.
Air Pura Beji Yeh Mumbul diyakini oleh krama bisa menyembuhkan penyakit cacar, gatal-gatal, dan sakita maag. Hal ini sudah dibuktikan oleh warga, bukan pamangku atau pangempon. “Banyak krama ke sini, ada dari Badung dan Gianyar juga sering menanyakan,” kata Jero Mangku Rugeh.
Karena banyak warga yang sudah membuktikan, mereka berterimakasih dengan dana punia. Seperti menyumbangkan bantuan bangunan pura ataupun sesari yang dapat membantu memperbaiki areal Pura Beji. “Tetapi karena pangemponnya keluarga, jadi kalau membangun secara bertahap tidak bisa dibangun sekaligus semuanya,” tuturnya.
Untuk krama yang ingin melukat, kata Jero Mangku Rugeh, cukup membawa pejati ataupun canang sari. Dan tidak ada aturan baku harus membawanya. Itu kembali lagi ke kepercayaan dari krama sendiri. “Sebelum melukat, matur piuning dulu, kemudian baru melaksanakan melukat disertai keyakinan yang tulus,” ujar Jero Mangku Rugeh.
Sementara itu salah seorang warga, Khotimah, 48, yang sudah menikah dengan warga Bali di Banjar Mal Kangin, Desa Dajan Peken, Tabanan mengaku sudah tiga kali melukat ke Beji Yeh Mumbul. Terbukti penyakit gatal-gatal dan jamur yang dideritanya berangsur pulih. “Dari dulu sudah tahu ada Beji ini dan tentang khasiatnya. Saya dengar dari orang ke orang yang sudah sering melukat,” tuturnya. *d
1
Komentar