Dinas Kelautan Kaji Anjloknya Produksi Rumput Laut
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikaran Klungkung akan mengkaji ke sejumlah lokasi budidaya rumput laut di Kecamatan Nusa Penida, Klungkung.
SEMARAPURA, NusaBali
Kajian ini untuk mencari tahu penyebab anjloknya pertumbuhan rumput laut di Nusa Penida.“Kami akan mengkaji pada April, Agustus, dan November 2018 ini. Lokasinya yakni di Nusa Lembongan, Desa Sampalan, dan Desa Suana,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Klungkung, I Wayan Durma, belum lama ini. Kata dia, bulan-bulan itu mewakili musim rumput laut dalam setahun. Sehingga bisa diketahui apa penyebab turunnya produksi rumput laut.
Dalam kajian rumput itu, pihaknya juga mencari varietas rumput laut unggul di wilayah Lombok dan Sumbawa. Disebutkan, total produksi budidaya rumput laut di Nusa Penida yakni Desa Ped, Desa Jungutbatu, Desa Suana, dan Desa Batununggul, mencapai 100.000 ton pada tahun 2015. Pemasarannya kepada pengepul yang kemudian mengekspor ke Tiongkok, Eropa, Amerika, dan lainnya.
Namjn sejak awal tahun 2017, produksi rumput laut menurun secara drastis, bahkan total produksi hingga akhir tahun hanya 500 ton. Produksi rumput lautnya hanya di wilayah Desa Suana. Diprediksi, penurunan produksi itu karena rumput laut dimakan ikan, serta terserang penyakit saat cuaca tertentu. “Kami belum tahu secara pasti apa penyebab hingga akhirnya produksi rumput laut mengalami penurunan yang sangat signifikan seperti itu,” katanya.
Selain berdampak terhadap produksi yang menurun, harga rumput laut Nusa Penida juga anjlok. Sebelumnya, di tingkat ekspor Rp 11.000/kg, namun beberapa tahun terakhir hanya Rp 3.000/kg. Oleh karena itu, sebagian besar petani rumput laut beralih pekerjaan, yakni sebagai pelaku pariwisata, buruh bangunan dan lainnya. *wan
Kajian ini untuk mencari tahu penyebab anjloknya pertumbuhan rumput laut di Nusa Penida.“Kami akan mengkaji pada April, Agustus, dan November 2018 ini. Lokasinya yakni di Nusa Lembongan, Desa Sampalan, dan Desa Suana,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Klungkung, I Wayan Durma, belum lama ini. Kata dia, bulan-bulan itu mewakili musim rumput laut dalam setahun. Sehingga bisa diketahui apa penyebab turunnya produksi rumput laut.
Dalam kajian rumput itu, pihaknya juga mencari varietas rumput laut unggul di wilayah Lombok dan Sumbawa. Disebutkan, total produksi budidaya rumput laut di Nusa Penida yakni Desa Ped, Desa Jungutbatu, Desa Suana, dan Desa Batununggul, mencapai 100.000 ton pada tahun 2015. Pemasarannya kepada pengepul yang kemudian mengekspor ke Tiongkok, Eropa, Amerika, dan lainnya.
Namjn sejak awal tahun 2017, produksi rumput laut menurun secara drastis, bahkan total produksi hingga akhir tahun hanya 500 ton. Produksi rumput lautnya hanya di wilayah Desa Suana. Diprediksi, penurunan produksi itu karena rumput laut dimakan ikan, serta terserang penyakit saat cuaca tertentu. “Kami belum tahu secara pasti apa penyebab hingga akhirnya produksi rumput laut mengalami penurunan yang sangat signifikan seperti itu,” katanya.
Selain berdampak terhadap produksi yang menurun, harga rumput laut Nusa Penida juga anjlok. Sebelumnya, di tingkat ekspor Rp 11.000/kg, namun beberapa tahun terakhir hanya Rp 3.000/kg. Oleh karena itu, sebagian besar petani rumput laut beralih pekerjaan, yakni sebagai pelaku pariwisata, buruh bangunan dan lainnya. *wan
Komentar