nusabali

SBY Ingin Prabowo Jadi King Maker

  • www.nusabali.com-sby-ingin-prabowo-jadi-king-maker

Jika Jokowi kembali head to head dengan Prabowo di Pilpres 2019, Demokrat kemungkinan akan memilih mendukung incumbent.

JAKARTA, NusaBali
Kepala Divisi Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengatakan, partainya masih membuka opsi untuk berkoalisi dengan Partai Gerindra. Namun, Demokrat ingin Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto tidak diusung sebagai capres.

"Pak SBY sebetulnya ingin Pak Prabowo naik kasta jadi king maker," kata Ferdinand, Selasa (17/4). Ferdinand mengatakan, berdasarkan sejumlah survei, elektabilitas Prabowo masih yang tertinggi setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, SBY khawatir jika Prabowo kembali kalah apabila dipaksakan melawan petahana (incumbent).

"Kemarin saja tahun 2014 Jokowi bukan siapa-siapa, Prabowo kalah. Apalagi sekarang," kata Ferdinand. Menurut dia, akan lebih baik jika Gerindra mengusung tokoh baru yang bisa mengalahkan Jokowi. Saat ditanya siapa tokoh tersebut, menurut Ferdinand, hal itu memang harus dibicarakan dulu antara Prabowo, SBY, dan partai koalisi lainnya.

Menurut dia, SBY terbuka untuk mengusung sosok potensial selain Prabowo. Ia membantah Demokrat ngotot ingin mengusung putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). "Intinya Pak Prabowo urungkan dulu niatnya (untuk nyapres). Kami munculkan tokoh-tokoh baru, kita lihat respons publik, mumpung masih ada waktu," katanya.

Prabowo sendiri sebelumnya menyatakan kesiapannya saat diberi mandat oleh kader Gerindra untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres 2019. Mandat tersebut diberikan Gerindra kepada Prabowo dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Gerindra yang berlangsung di rumahnya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/4) lalu.

Lalu ke mana arah Demokrat jika Jokowi kembali head to head dengan Prabowo di Pilpres 2019? Ferdinand Hutahaean mengatakan Demokrat kemungkinan akan memilih mendukung incumbent. "Kami menilai Pak Prabowo tidak akan mampu menantang Jokowi, Demokrat tentu akan memilih mendukung Pak Jokowi kalau tak ada poros ketiga," kata Ferdinand dilansir kompas.com. Pilihan Demokrat mendukung Jokowi dinilai wajar karena sebagai partai politik memilih mendukung calon yang kemungkinan menangnya lebih besar. Ia mengakui, Demokrat ingin kembali masuk ke pemerintahan.

"Kalau kami tidak masuk ke pemerintahan, kemungkinan kami berbuat untuk bangsa ini kan kecil," katanya. Kendati demikian, Ferdinand mengatakan bahwa partainya terus mengupayakan untuk membentuk poros ketiga di luar koalisi Jokowi dan Prabowo. Demokrat masih berharap PAN dan PKB, yang belum menentukan sikap ke poros Jokowi atau Prabowo, bisa diajak membuat poros ketiga. *

Komentar