IMF, 5.600 Kamar Hotel di ITDC Sudah Dipesan
Sebanyak 5.600 kamar hotel di kawasan ITDC Nusa Dua, sudah dipesan untuk bulan September–Oktober 2018.
MANGUPURA, NusaBali
Sebanyak 5.600 kamar hotel yang berada di kawasan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, sudah dipesan untuk September hingga Oktober 2018. Ribuan kamar hotel itu sudah dipesan oleh calon delegasi pada pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) – World Bank pada 8–12 Oktober mendatang.
Managing Director ITDC Wayan Karioka, mengatakan bahkan sebagian delegasi menginap di luar kawasan The Nusa Dua. Karioka mengaku pada pertemuan IMF – World Bank mendatang akan kedatangan belasan ribu tamu. Jumlah tersebut tentu tak bisa tertampung semua di hotel dalam kawasan ITDC. “Pemesanan untuk September–Oktober sudah penuh. Sebanyak 5.600 kamar hotel itu sudah tak ada yang tersisa,” ungkapnya saat dikonfirmasi, Rabu (18/4).
Untuk menyambut pertemuan itu agar berjalan dengan baik dan menimbulkan kesan yang baik, pihaknya kini tengah melakukan sejumlah persiapan. Misalnya persiapan latihan penanggulangan bencana dan penataan pantai yang tergerus abrasi di dalam kawasan. Untuk penanggulangan bencana hal-hal yang disiapkan adalah kesiapan penanggulangan jika terjadi bencana seperti gempa dan tsunami. Dimana masing-masing hotel dicek akan ketinggiannya serta jumlah yang bisa ditampung jika terjadi tsunami. Hasil ini nantinya akan dipresentasikan oleh tim yang akan berangkat ke Washington DC.
Sementara untuk penataan pantai kini sedang berjalan di Pantai Nusa Dua. Dia menjelaskan kalau penataan berupa penanggulangan abrasi. Termasuk penataan jalan setapak menuju Pulau Nusa Dharma yang sudah rusak. Sebab di depan pulau ini abrasinya cukup parah.
“Kini kunjungan wisatawan ke Pulau Nusa Dharma mulai ramai. Nantinya juga akan membangun semacam penangkal abrasi guna melindungi pasir yang ada di pesisir kawasan tersebut. Penataan ini juga untuk memberikan kenyamanan bagi peserta IMF dan keluarganya yang hendak menikmati panorama Pantai Nusa Dua,” kata Karioka.
Sebelumnya, Chairman Bali Hotel Association (BHA) Ricky Putra mengemukakan, sebanyak 6.500 kamar hotel di Bali sudah dipesan untuk annual meeting IMF – World Bank 2018. Menurutnya, banyak hotel di Bali sudah menjadi anggota dari BHA. Di kawasan Nusa Dua ada 23 hotel dengan jumlah kamar sebanyak 5.000 unit. Sementara di Benoa ada 23 hotel dengan jumlah kamar mencapai 2.000 unit. Sedangkan untuk Hotel St Regis dan hotel-hotel lain di sekitarnya mampu menyediakan kamar sebanyak 2.000 unit. Terakhir hotel di kawasan Jimbaran, ada sekitar 3.500 kamar yang tersedia.
Ricky menyatakan event IMF – World Bank 2018 setidaknya membutuhkan 15.000 kamar. Untuk itu dia memprediksi kebutuhan kamar hotel tidak hanya dipenuhi dari kawasan Bali Selatan tetapi akan menyasar sampai kawasan Sanur, Kota Denpasar.
“Mungkin masih kurang. Karena kan keperluan intinya 15.000 kamar. Untuk hitungan di kawasan selatan 12.000-an kamar, jadi bisa juga menyasar area Sanur,” katanya seperti dilansir kumparan.com, Kamis (5/4).Untuk hotel di kawasan Nusa Dua, dia memastikan seluruh kamar sudah dipesan alias full booked untuk 8-12 Oktober 2018.
“Dan memang hotel-hotel di Nusa Dua sudah pasti tidak bisa terima tamu wisatawan, karena kamarnya sudah penuh untuk peserta dan tim IMF,” tambah Ricky.Untuk itu dia berpesan para wisatawan baik lokal maupun manca negara yang mau ke Bali bisa menggeser waktu kunjungannya ke bulan November atau Desember 2018.
“Ini memang multiplier effect-nya. Apalagi Agustus – September adalah peak season, Oktober penuh untuk IMF. Jadi harapannya mereka (wisatawan domestik dan manca negara) mundurnya ke November. Jadi yang biasanya occupancy 40-50 persen bisa meningkat sampai 60-65 persen di bulan November,” jelasnya. *p
Sebanyak 5.600 kamar hotel yang berada di kawasan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, sudah dipesan untuk September hingga Oktober 2018. Ribuan kamar hotel itu sudah dipesan oleh calon delegasi pada pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) – World Bank pada 8–12 Oktober mendatang.
Managing Director ITDC Wayan Karioka, mengatakan bahkan sebagian delegasi menginap di luar kawasan The Nusa Dua. Karioka mengaku pada pertemuan IMF – World Bank mendatang akan kedatangan belasan ribu tamu. Jumlah tersebut tentu tak bisa tertampung semua di hotel dalam kawasan ITDC. “Pemesanan untuk September–Oktober sudah penuh. Sebanyak 5.600 kamar hotel itu sudah tak ada yang tersisa,” ungkapnya saat dikonfirmasi, Rabu (18/4).
Untuk menyambut pertemuan itu agar berjalan dengan baik dan menimbulkan kesan yang baik, pihaknya kini tengah melakukan sejumlah persiapan. Misalnya persiapan latihan penanggulangan bencana dan penataan pantai yang tergerus abrasi di dalam kawasan. Untuk penanggulangan bencana hal-hal yang disiapkan adalah kesiapan penanggulangan jika terjadi bencana seperti gempa dan tsunami. Dimana masing-masing hotel dicek akan ketinggiannya serta jumlah yang bisa ditampung jika terjadi tsunami. Hasil ini nantinya akan dipresentasikan oleh tim yang akan berangkat ke Washington DC.
Sementara untuk penataan pantai kini sedang berjalan di Pantai Nusa Dua. Dia menjelaskan kalau penataan berupa penanggulangan abrasi. Termasuk penataan jalan setapak menuju Pulau Nusa Dharma yang sudah rusak. Sebab di depan pulau ini abrasinya cukup parah.
“Kini kunjungan wisatawan ke Pulau Nusa Dharma mulai ramai. Nantinya juga akan membangun semacam penangkal abrasi guna melindungi pasir yang ada di pesisir kawasan tersebut. Penataan ini juga untuk memberikan kenyamanan bagi peserta IMF dan keluarganya yang hendak menikmati panorama Pantai Nusa Dua,” kata Karioka.
Sebelumnya, Chairman Bali Hotel Association (BHA) Ricky Putra mengemukakan, sebanyak 6.500 kamar hotel di Bali sudah dipesan untuk annual meeting IMF – World Bank 2018. Menurutnya, banyak hotel di Bali sudah menjadi anggota dari BHA. Di kawasan Nusa Dua ada 23 hotel dengan jumlah kamar sebanyak 5.000 unit. Sementara di Benoa ada 23 hotel dengan jumlah kamar mencapai 2.000 unit. Sedangkan untuk Hotel St Regis dan hotel-hotel lain di sekitarnya mampu menyediakan kamar sebanyak 2.000 unit. Terakhir hotel di kawasan Jimbaran, ada sekitar 3.500 kamar yang tersedia.
Ricky menyatakan event IMF – World Bank 2018 setidaknya membutuhkan 15.000 kamar. Untuk itu dia memprediksi kebutuhan kamar hotel tidak hanya dipenuhi dari kawasan Bali Selatan tetapi akan menyasar sampai kawasan Sanur, Kota Denpasar.
“Mungkin masih kurang. Karena kan keperluan intinya 15.000 kamar. Untuk hitungan di kawasan selatan 12.000-an kamar, jadi bisa juga menyasar area Sanur,” katanya seperti dilansir kumparan.com, Kamis (5/4).Untuk hotel di kawasan Nusa Dua, dia memastikan seluruh kamar sudah dipesan alias full booked untuk 8-12 Oktober 2018.
“Dan memang hotel-hotel di Nusa Dua sudah pasti tidak bisa terima tamu wisatawan, karena kamarnya sudah penuh untuk peserta dan tim IMF,” tambah Ricky.Untuk itu dia berpesan para wisatawan baik lokal maupun manca negara yang mau ke Bali bisa menggeser waktu kunjungannya ke bulan November atau Desember 2018.
“Ini memang multiplier effect-nya. Apalagi Agustus – September adalah peak season, Oktober penuh untuk IMF. Jadi harapannya mereka (wisatawan domestik dan manca negara) mundurnya ke November. Jadi yang biasanya occupancy 40-50 persen bisa meningkat sampai 60-65 persen di bulan November,” jelasnya. *p
1
Komentar