nusabali

Komnas Perlindungan Anak Siap Bantu Tim Ahli

  • www.nusabali.com-komnas-perlindungan-anak-siap-bantu-tim-ahli

Percepat Penyidikan Kasus Perkosaan Anak

SINGARAJA, NusaBali
Komisi Nasional (Komnas) perlindungan anak akhirnya turun ke Buleleng mengawal kasus pemerkosaan anak. Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, Rabu (18/4) pagi kemarin langsung menyambangi Mapolres Buleleng dan juga Pemkab Buleleng. Dari hasil koordinasi pihaknya pun siap menerjunkan tim ahli psikolog untuk membantu mempercepat proses penyelidikan terhadap kasus Melati, 14 asal Desa/Kecamatan Banjar yang diperkosa pamannya sendiri IG, 65.

Kedatangan Merdeka dikawal oleh Forum Advokat Buleleng Peduli Anak (FABPA). Mereka langsung diterima Kapolres Buleleng, AKBP Suratno di ruangannya pada pukul 09.30 Wita. Dari hasil koordinasi selama kurang lebih setengah jam, Arist pun menegaskan segera akan menurunkan tim khusus untuk membantu proses penyelidikan yang selama ini terhambat karena kondisi korban yang depresi.

“Kita dorong pihak kepolisian untuk segera meminta keterangan kepada korban, yang selama ini menjadi kendala utama, karena korban masih depresi. Kami akan bantu dan siapkan tenaga psikolog membantu penyidik untuk mencari data yang dibutuhkan dari korban,” kata dia.

Meski kondisi korban saat ini masih depresi, pihaknya pun menegaskan penggalian data dan penyelidikan sangat mungkin dilakukan. Yakni dengan menerjunkan tim khusus yang memang memiliki kemampuan terkait hal tersebut. Tenaga psikolog akan membantu penyidik dalam mencari data dan juga keterangan yang diperlukan dari korban, dengan keahlian khusus berupa pendekatan psikolog dan pertanyaan yang bersifat umum.

Pihaknya pun komitmen akan mengkawal kasus ini smapai selesai dan memastikan ditangani da mendapatkan perlakuan hukum yang seadil-adilnya. Selain menodorong kepolisian dalam penyelidikan pihaknya juga sempat mengunjungi Pemkab Buleleng.

Kedatangannya di Kantor Bupati Buleleng diterima oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan da Perlindungan Anak (Dalduk KBP3A) Buleleng di ruang asisten II. Arist yang sebelumnya sempat melihat kondisi korban yang sementara ini tinggal di salah satu rumah aktivis sosial mengaku sangat tersetuh.

Korban yang juga berasal dari keluarga miskin sangat memerlukan dukungan dari Pemkab Buleleng, baik dalam hal sosial, ekonomi maupun psikis. Ia pun menyaranakan Bunga segera mendapatkan rekomendasi untuk mendapatkan perwatan dan pemulihan pasca depresi ke RSUP Sanglah atau rumah aman yang ada di Bali.

Apalagi setelah bertemu langsung dengan Melati pihaknya mengaku sangat terenyuh melihat tatapan dan pikiran serta jiwa yang kosong. Melati yang mengalami depresi berat pasca kejadian tragis yang dialaminya menurut Arist memerlukan pendampingan psikologis yang cukup. Sehingga ia dapat bangkit lagi dari keterpurukan yang pernah dialaminya.

Kapolres Buleleng, AKBP Suratno ditemui usai pertemuan tersebut mengatakan pihaknya sejauh ini memang belum melakukan penahanan kepada pelaku. Meski yang bersnagkutan sejak sebulan yang lalu sudah mengamankan diri dan mengaku melakukan perbuatan tersebut. Hanya saja AKP Suratno mengaku tidak dapat melakukan penahanan karena kurang satu bukti kunci yakni keterangan dari korban. Hal tersebutlah yang selama ini disebutnya sebagai penghambat.

“Kami sudah periksa empat orang saksi dan dua saksi ahli dari dokter kejiwaan dan dokter umum. Dari hasil visum memang mendukung laporan yang kami terima, Hanya saja kami harus melengkapi barang bukti kesaksian dari korban,” kata dia.

Sementara itu dari pihak Pemkab Buleleng yang diwakili oleh Sekretaris Dalduk KBP3A Buleleng, Luh Putu Yuli Surya Dewi, mengatakan sejauh ini pihaknya juga sudah berbuat. Bahkan pendampingan dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) sudah juga dilakukan. Upaya untuk merujuk korban ke RSUP Sanglah dan juga rumah aman yang ada di Bali juga sudah.

Hanya saja selama ini masih terkendala pihak keluarga yang berat mengantarkan korban ke tempat yang dirujuk karena alasan ekonomi. “Sebenarnya kami sudah juga berbuat, tetapi kemarin masih terkendala kesiapan keluarga menghantarkan korban. Dari kedatangan Komnas tadi yang menekankan Pemkab untuk memberikan rekomendasi ke RSUP Sanglah menjadi masukan  buat kita semua untuk mencari jalan keluarnya,” ungkap dia. Pihaknya juga mengaku tetap bersinergi dengan instansi terkait sehingga pendampingan yang dilakukan dapat maksimal. *k23

Komentar