176 Pengungsi Rohingya Kabur
176 pengungsi Rohingya yang ditampung di Kamp Blang Ado, Aceh Utara, Aceh melarikan diri. Pemkab bersama polisi masih mencari keberadaan para pengungsi ini.
Mereka ini larinya berkelompok dan secara diam-diam.
BANDA ACEH, NusaBali
Kabag Humas Pemkab Aceh Utara, Amir Hamzah, mengatakan, para imigran gelap ini diduga meninggalkan tempat penampungan secara diam-diam dan berkelompok. Selama ini, pengungsi Rohingya yang ditampung di sana memang diberi kelonggaran untuk keluar masuk kamp penampungan dengan izin dari penjaga. "Tapi izin itu ternyata dimanfaatkan oleh sebagian mereka untuk melarikan diri," kata Amir saat dihubungi dari Banda Aceh, Sabtu (17/10).
Berdasarkan data terakhir yang diverifikasi Pemkab Aceh Utara bersama pihak UNHCR, IOM, dan Polsek Suka Makmur, diketahui sebanyak 176 pengungsi melarikan diri sejak ditampung Mei lalu. Kini, di penampungan sementara Blang Ado hanya tinggal 140 pengungsi lagi.
Menurut Amir, pihaknya menduga kaburnya ratusan imigran ini karena ada keterlibatan agen. Pihaknya hingga kini masih menelusuri dugaan keterlibatan agen tersebut. "Mereka ini larinya berkelompok dan secara diam-diam. Kita masih menyelidiki apakah ada keterlibatan cukong (agen) dalam kasus ini," ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, pengungsi Ronghingya tak hanya tiba di Aceh, juga di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. 36 pengungsi etnis Rohingya yang terusir dari negeri mereka sendiri, Myanmar, tinggal sejak
akhir Mei 2015 di Makassar. Seperti ditayangkan Liputan 6 SCTV, Selasa (26/5), meski masih lelah dan hidup dalam kekurangan, mereka bersyukur karena bisa beristirahat sejenak setelah berlayar dari pantai selatan Myanmar hingga terdampar di perairan Laut Makassar.
Salah seorang pengungsi yang mahir berbahasa Melayu menyatakan tekad mereka untuk melanjutkan perjalanan menuju Australia untuk meminta suaka. "Rencananya kami mau nyeberang ke Australia untuk cari suaka. Jadi kalau kami mau pulang ke negara asal langsung dibunuh," ujar Muhammad Thoyib, pengungsi Rohingya.
Di Jakarta, pemerintah melalui Kementerian Sosial akan menyalurkan bantuan senilai Rp 2,3 miliar untuk membantu pengungsi Rohingya dan Bangladesh yang antara lain berada di sejumlah tempat di Aceh. Bantuan itu antara lain berupa selimut, matras, dan perlengkapan anak. Khusus bagi anak-anak Rohingya yang tidak memiliki keluarga, Pemerintah Indonesia mempertimbangkan untuk menampung mereka.
Sedangkan bagi 725 pengungsi Bangladesh dipulangkan ke negaranya dengan biaya yang ditanggung badan PBB urusan migrasi penduduk atau International Organization for Migration (IOM).
1
Komentar