Untuk Hilangkan Leteh, Terpaksa Gelar Upacara Prayascita-Guru Piduka
Aksi pelecehan pura diduga dilakukan seorang turis asing asal Spanyol di Pura Gelap Besakih, Desa Pakraman Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem.
Palinggih Pura Gelap Besakih Dipanjat Bule
AMLAPURA, NusaBali
Bule Spanyol ini nekat memanjat dan duduk di atas Sanggar Agung Pura Gelap Besakih, di mana videonya viral melalui media sosial. Pihak Desa Pakraman Besakih pun terpaksa menggelar upacara Prayascita dan Guru Piduka.
Bendesa Pakraman Besakih, Jro Mangku Widiartha, mengatakan kasus bule memanjat pa-linggih di Pura Gelap sudah terjadi 1 Desember 2017 lalu, namun videonya baru viral di media sosial, Rabu (18/4). Ketika aksi panjat palinggih terjadi, seluruh warga Desa Besa-kih sedang mengungsi akibat bencana erupsi Gunung Agung. Kala itu, tidak ada pamangku di Pura Gelap Besakih.
Demikian pula di Pura Besakih, sedang sepi aktivitas. Bule yang nekat memanjat palinggih tersebut diduga menyelinap ke Pura Gelap tanpa ada yang tahu. “Saat kejadian, warga Desa Besakih dan sekitarnya mengungsi semua. Jadi, tidak tahu sipa yang mengantar wisatawan yang nekat memanjat palinggih tersebut,” kata Jro Mangku Widiartha diamini Pamangku Pura Penataran Agung Besakih, Jro Mangku Jana, Kamis (19/4).
Pura Gelap Besakih sendiri berlokasi di sisi utara Pura Penataran Agung Besakih atau se-belah barat laut Pura Kiduling Kreteg Besakih. Pura Gelap Besakih berada di jalur menuju Pura Pengubengan Besakih dan Pura Tirtha, yang merupakan stana Ida Batara Iswara.
Menyusul kasus panjat palinggih ini, pihak Desa Pakraman Besakih pun putuskan untuk menggelar upacara Prayascita dan Guru Piduka pada Saniscara Umanis Tolu, Sabtu (21/4) pagi. Tujuannya, untuk menghilangkan leteh (kotor secara) niskala akibat ulah bule yang naik ke palinggih Sanggar Agung di Pura Gelap.
Keputusan untuk menggelar upacara Prayascita dan Guru Piduka ini diambil melalui paruman prajuru Desa Pakraman Besakih yang melibatkan pinandita sajebag Pura Besakih di Pasucian Pura Besakih, Kamis kemarin. Paruman tersebut dipimpin langsung Bendesa Pakraman Besakih, Jro Mangku Widiartha. Mereka yang hadir saat paruman kemarin, antara lain, mantan Bendesa Pakraman Besakih I Wayan Gunatra, pamangku Pura Penataran Agung Besakih I Gusti Mangku Jana, dan pamangku Pura Mrajan Kanginan Besakih Jro Mangku Suyasa.
Berdasarkan hasil paruman, upacara Prayscita dan Guru Piduka di Pura Gelap Besakih akan dilakukan besok pagi, mengingat Ida Batara masih nyejer. Upacara ini mesti dilaku-kan sebelum nyineb Karya Agung Ida Batara Turun Kabeh di Pura Besakih. "Kita gelar upacara agar areal Pura Gelap bersih kembali. Apalagi, ini menjelang Karya Mamungkah lan Nubung Daging, Juli 2018 mendatang," ujar Jro Mangku Widiartha seusai paruman kemarin.
Sementara itu, Kepala Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai, Amran Aris, mengatakan pihaknya baru mendapat pengaduan resmi dari pihak pangempon Pura Gelap Besakih, terkait tindak pelecehan oleh bule Spanyol tersebut, Kamis pagi. Amran Aris pun berjanji akan menuntaskan kasus ini. Caranya, berkoordinasi dengan berbagai pihak, terutama Polda Bali.
Jika kasus seperti ini dibiarkan, kata Amran, dikhawatirkan bisa terulang di masa datang. Karena itu, pihaknya lebih memilih untuk mengambil langkah pidana ketimbang mendeportasi bule yang melecehkan pura tersebut. “Kami sudah minta Kepala Bidang Pengawasan dan Penindakan Imigrasi untuk berkoordinasi dengan kepolisian,” jelas Amran saat dikonfirmasi NusaBali, Kamis kemarin. * k16,p
1
Komentar