Jarang Dipakai, Helipad RSUP Sanglah Siap Untuk IMF World Bank
Keberadaan helipad (landasan helikopter) di RSUP Sanglah jarang digunakan. Namun, untuk keadaan darurat, heliped RSUP Sanglah siap digunakan, tidak saja untuk masyarakat dengan kondisi darurat, namun juga untuk antisipasi gawat darurat ajang perhelatan internasional yang kerapkali digelar di Bali.
DENPASAR, NusaBali
Apalagi RSUP Sanglah menjadi salah stau rumah sakit rujukan dalam ajang IMF World Bank bulan Oktober 2018.Direktur Umum dan Operasional Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar, Dra Nining Setyawati MSi, membenarkan helipad yang terdapat di rumah sakit terbesar di Bali itu jarang digunakan. Menurut Nining, jarangnya penggunaaan fasilitas tersebut karena memang hampir tidak pernah ada kondisi gawat darurat yang melibatkan helikopter sebagai sarana evakuasi atau mobilitasnya.
“Namun pada prinsipnya kami siap dalam keadaan emergency di Bali dan sekitarnya. Setiap even internasional, kami selalu dilibatkan menghadapi keadaan emergency, termasuk menyiapkan ruang inap VVIP jika ada perhelatan internasional, salah satunya gelaran IMF World Bank yang akan datang. Seandainya nanti ada helikopter yang mendarat, kami sudah siap dengan heliped,” ungkapnya, Rabu (18/4).
Dijelaskan, helipad yang dimiliki RSUP Sanglah dapat menampung satu unit helikopter. Jika seandainya ada kondisi gawat darurat yang melibatkan lebih dari satu unit helikopter, pihak RSUP Sanglah bersama stakeholder lain telah menyiapkan solusi lain, salah satunya dengan mendaratkan helikopter di lapangan Niti Mandala Renon, kemudian dilanjutkan dengan pengangkutan pasien oleh ambulans.
Terkait dengan pemeliharaan, Nining mengatakan hingga saat ini pihaknya tetap melakukan perawatan standar untuk memelihara fasilitas tersebut. Perawatan yang dilakukan meliputi perawatan kebersihan dan pemantauan fungsi-fungsinya agar bisa berfungsi optimal jika terjadi kondisi gawat darurat.
“Tahun ini kita juga akan anggarkan perbaikan pada helipad itu karena umurnya juga sudah lima tahun. Kalau biaya perawatan sendiri tidak ada anggaran khusus, biaya perawatan itu global keseluruhan gedung rumah sakit,” imbuhnya.
Nining mengatakan, heliped sebagai salah satu sarana pendukung rumah sakit juga tidak boleh dimanfaatkan untuk kegiatan lain. Dulu pihaknya pernah memiliki rencana menjadikan heliped tersebut sebagai tempat senam, tapi tidak memungkinkan karena panas. “Nah kalau penempatan helipad ini di Gedung PJT karena pasien jantung memang memiliki golden period-nya yang tertinggi. Kebetulan saat penggunaannya akhirnya dipaketkan dengan Gedung PJT. Sakit jantung itu golden periodnya tinggi, lebih tinggi dari stroke, lebih cepat dievakuasi lebih baik,” jelasnya.
Selain perawatan yang teratur, keberadaaan helipad juga didukung sumber daya manusia yang ada di RSUP Sanglah Denpasar. Bersama stakeholder pihaknya rutin mengadakan simulasi. "Satpam kami sudah dilatih sebagai pengatur pendaratan helikopter. Kami juga rutin adakan simulasi, dua kali setahun. Biasanya dengan BPBD dan dulu juga sempat dengan TNI AL. Kita lakukan lintas sektoral, sebab kami memang tidak punya helikopter khusus,” tandasnya.*ind
“Namun pada prinsipnya kami siap dalam keadaan emergency di Bali dan sekitarnya. Setiap even internasional, kami selalu dilibatkan menghadapi keadaan emergency, termasuk menyiapkan ruang inap VVIP jika ada perhelatan internasional, salah satunya gelaran IMF World Bank yang akan datang. Seandainya nanti ada helikopter yang mendarat, kami sudah siap dengan heliped,” ungkapnya, Rabu (18/4).
Dijelaskan, helipad yang dimiliki RSUP Sanglah dapat menampung satu unit helikopter. Jika seandainya ada kondisi gawat darurat yang melibatkan lebih dari satu unit helikopter, pihak RSUP Sanglah bersama stakeholder lain telah menyiapkan solusi lain, salah satunya dengan mendaratkan helikopter di lapangan Niti Mandala Renon, kemudian dilanjutkan dengan pengangkutan pasien oleh ambulans.
Terkait dengan pemeliharaan, Nining mengatakan hingga saat ini pihaknya tetap melakukan perawatan standar untuk memelihara fasilitas tersebut. Perawatan yang dilakukan meliputi perawatan kebersihan dan pemantauan fungsi-fungsinya agar bisa berfungsi optimal jika terjadi kondisi gawat darurat.
“Tahun ini kita juga akan anggarkan perbaikan pada helipad itu karena umurnya juga sudah lima tahun. Kalau biaya perawatan sendiri tidak ada anggaran khusus, biaya perawatan itu global keseluruhan gedung rumah sakit,” imbuhnya.
Nining mengatakan, heliped sebagai salah satu sarana pendukung rumah sakit juga tidak boleh dimanfaatkan untuk kegiatan lain. Dulu pihaknya pernah memiliki rencana menjadikan heliped tersebut sebagai tempat senam, tapi tidak memungkinkan karena panas. “Nah kalau penempatan helipad ini di Gedung PJT karena pasien jantung memang memiliki golden period-nya yang tertinggi. Kebetulan saat penggunaannya akhirnya dipaketkan dengan Gedung PJT. Sakit jantung itu golden periodnya tinggi, lebih tinggi dari stroke, lebih cepat dievakuasi lebih baik,” jelasnya.
Selain perawatan yang teratur, keberadaaan helipad juga didukung sumber daya manusia yang ada di RSUP Sanglah Denpasar. Bersama stakeholder pihaknya rutin mengadakan simulasi. "Satpam kami sudah dilatih sebagai pengatur pendaratan helikopter. Kami juga rutin adakan simulasi, dua kali setahun. Biasanya dengan BPBD dan dulu juga sempat dengan TNI AL. Kita lakukan lintas sektoral, sebab kami memang tidak punya helikopter khusus,” tandasnya.*ind
Komentar