Garap Bendungan Sidan, Pusat Kucurkan Rp 809 M
Selain Bendungan Tambang di Buleleng, pemerintah pusat juga berencana bangun Bendungan Sidan di Desa Belok Sidan, Kecamatan Petang, Badung.
Loksi Sebelah Tenggara Jembatan Tertinggi
MANGUPURA, NusaBali
Proyek nasional bernilai Rp 809 miliar ini ditargetkan rampung dibangun dalam 4 tahun ke depan. Bendungan Sidan ini rencananya dibangun dalam jarak sekitar 3,5 kilometer arah tenggara dari Jembatan ‘Tertinggi Se-Asia’ Tukad Bangkung. Bendungan Sidan ini dirancang dengan luas 5 hektare dan mampu menampung 4 juta meter kubik air. Nantinya, Bendungan Sidan diproyeksikan bisa memasok air baku ke wilayah Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita).
Menurut Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida, Ketut Jayada, pembanguan fisik Bendungan Sidan bakal dikerjakan mulai tahun 2018 ini. Bahkan, prosesnya saat ini sudah masuk tahap tender. “Persiapan sudah semua. Sekarang sudah tender. Anggaran proyek Bendungan Sidan ini mencapai Rp 809 miliar dari APBN,” jelas Ketut Jayada, Jumat (20/4).
Ketut Jayada menegaskan, pengerjaan proyek Bendungan Sidan akan memakan waktu cukup lama, targetnya rampung 4 tahun ke depan. “Nanti jika proyek ini selesai, akan mampu memasok air baku sebesar 1.700 liter per detik ke wilayah Sarbagita,” tegas Jayada.
Bukan hanya memasok air baku ke wilayah Sarbagita, tapi Bendungan Sidan juga bisa dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang mampu menghasilkan listrik 1,1 MW. Disinggung terkait pembebasan lahan, menurut Jayada, sudah tidak ada masalah lagi. “Sekarang kan sudah tender, jadi sudah tidak masalah,” katanya.
Sementara, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappenda) Kabupaten Badung, I Made Wira Dharmajaya, mengatakan proyek Bendungan Sidan saat ini telah masuk tahap lelang (tender). Namun demikian, Wira Dharmajaya tidak mengetahui detailnya. Sebab, proyek ini langsung di bawah BWS Bali-Penida. “Yang jelas, informasinya begitu, sudah tahap tender,” papar Wira.
Sementara itu, Camat Petang Ida Bagus Nata Manuaba mengakui pihaknya sudah lebih dari setahun melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang rencana proyek Bendungan Sidan di Desa Belok Sidan ini. Respons masyarakat secara umum sangat baik.
Bahkan, menurut Nata Manuaba, masyarakat sangat berharap agar pembangunan Bendungan Sidan segera dilakukan. “Kalau masyarakat inginnya malah secepatnya dibangun bendungannya,” jelas Nata Manuaba saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Jumat malam.
Sejauh ini, kata Nata Manuaba, pembebasan lahan bendungan sudah tidak ada masalah. “Respons masyarakat bagus. Pada intinya masyarakat siap melepaskan tanahnya sepanjang dengan harga yang sesuai,” katanya.
Nata Manuaba mengatakan, berdasarkan pemetaan dan pengukuran awal, luas areal Bendungan Sidan kurang lebih 50 hektare. “Tapi, ini baru perkiraan ya, bisa lebih. Wilayah Desa Belok Sidan yang terkena proyek bendungan berada di tiga banjar, yakni Banjar Sidan, Banjar Selantang, dan Banjar Belok. Untuk akses jalan saja kami perkirakan lebih dari 1 km dengan lebar jalan 8 meter,” tandas Nata Manuaba.
Bendungan Sidan sendiri merupakan satu dari dua proyek bendungan yang dirancang pemerintah pusat dibangun di Bali tahun 2018 ini. Bendungan satunya lagi adalah Bendungan Tamblang, yang rencananya dibangun di kawasan Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.
Pembangunan fisik Bendungan Tamblang mencapat Rp 700 miliar. Bendungan Tamblang diproyeksikan mampu tampung 7 juta meter kubik air. Konsep pembangunan Bendungan Tamblang juga sama dengan Bendungan Titab-Ularan (di 6 desa wilayah Kecamatan Seririt dan Kecamatan Busungbiu, Buleleng), meski dari sisi luas lahan yang diperlukan lebih sedikit, cuma 58,10 hektare. Pasalnya, selain untuk me-menuhi kebutuhan air baku, Bendungan Tamblang juga dapat dijadikan objek wisata. *asa
1
Komentar