Pura Gelap Besakih Gelar Upacara Prayascita
Tujuan menggelar upacara prayascita dan maguru piduka, agar palinggih yang sempat tercemar, bersih kembali secara niskala.
Pasca Heboh di Medsos Ada Bule Memanjat Palinggih
AMLAPURA, NusaBali
Upacara Prayascita lan Maguru Piduka di Pura Gelap Besakih, Banjar Kiduling Kreteg, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem digelar pada Rahina Saniscara Umanis Tolu, Sabtu (21/4). Upacara ini digelar untuk membersihkan leteh (kotor secara niskala) akibat ulah seorang bule yang sempat memanjat palinggih Sanggar Agung. Prosesi upacara dipuput Jro Mangku Rendana, pamangku di Pura Gelap Besakih.
Prosesi diawali membersihkan areal Pura Gelap Besakih dilakukan segenap pamangku dengan memercikkan tirta agar sebelum puncak upacara dimulai seluruh mandala bersih secara niskala. Pembersihan dengan menggunakan tirta, lebih banyak diperciki ke palinggih Sanggar Agung, selanjutnya melakukan pamuspaan bersama.
Dalam upacara itu, menggunakan dua kemasan banten, yaitu banten prayascita durmenggala, dan banten maguru piduka. Sebab, dua jenis banten itu bertujuan untuk membersihkan kembali palinggih Sanggar Agung di samping melakukan permohonan maaf atas kelalaian umat sedharma menjaga kasucian Pura Gelap Besakih yang merupakan stana Ida Bhatara Iswara.
Jro Mangku Suyasa, juru bicara pamangku Pura Besakih mengatakan, tujuan menggelar upacara prayascita dan maguru piduka, agar palinggih yang sempat tercemar, bersih kembali secara niskala. "Prayascita durmenggala itu artinya membersihkan areal tempat suci, dan maguru piduka maksudnya permohonan maaf secara lahir dan bathin. Saat melakukan pamuspaan itulah, bermakna menyucikan kembali tempat suci dan sekaligus mohon maaf," jelas Jro Mangku Suyasa, yang juga pamangku di Pura Mrajan Kanginan Besakih.
Hari baik (dewasa ayu) di Rahina Saniscara Umanis Tolu dilakukan upacara, hasil paruman melibatkan segenap prajuru Desa Pakraman Besakih, pinandita sajebag Pura Besakih dipimpin Bendesa Pakraman Besakih, Jro Mangku Widiartha di Pasucian Pura Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Kamis (19/4).
Paruman memutuskan menggelar upacara bertepatan Ida Bhatara masineb (berakhir), yang merupakan akhir rangkaian Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh yang puncaknya pada Rahina Saniscara Kliwon Landep, Sabtu (31/3).
Bule memanjat palinggih Sanggar Agung terungkap setelah videonya viral di media sosial (medsos), sejak Kamis (19/4). Sedangkan video dibuat saat seluruh warga Desa Besakih, Kecamatan Rendang mengungsi pada 1 Desember 2017, akibat erupsi Gunung Agung. Pura Gelap Besakih berada di KRB III atau radius 6 kilometer dari kawah Gunung Agung. Bendesa Pakraman Besakih Jro Mangku Widiartha mengatakan, akibat dari ulah bule menduduki palinggih tersebut, makanya harus menggelar upacara. Jadinya secara niskala telah dibersihkan melalui upacara. *k16
AMLAPURA, NusaBali
Upacara Prayascita lan Maguru Piduka di Pura Gelap Besakih, Banjar Kiduling Kreteg, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem digelar pada Rahina Saniscara Umanis Tolu, Sabtu (21/4). Upacara ini digelar untuk membersihkan leteh (kotor secara niskala) akibat ulah seorang bule yang sempat memanjat palinggih Sanggar Agung. Prosesi upacara dipuput Jro Mangku Rendana, pamangku di Pura Gelap Besakih.
Prosesi diawali membersihkan areal Pura Gelap Besakih dilakukan segenap pamangku dengan memercikkan tirta agar sebelum puncak upacara dimulai seluruh mandala bersih secara niskala. Pembersihan dengan menggunakan tirta, lebih banyak diperciki ke palinggih Sanggar Agung, selanjutnya melakukan pamuspaan bersama.
Dalam upacara itu, menggunakan dua kemasan banten, yaitu banten prayascita durmenggala, dan banten maguru piduka. Sebab, dua jenis banten itu bertujuan untuk membersihkan kembali palinggih Sanggar Agung di samping melakukan permohonan maaf atas kelalaian umat sedharma menjaga kasucian Pura Gelap Besakih yang merupakan stana Ida Bhatara Iswara.
Jro Mangku Suyasa, juru bicara pamangku Pura Besakih mengatakan, tujuan menggelar upacara prayascita dan maguru piduka, agar palinggih yang sempat tercemar, bersih kembali secara niskala. "Prayascita durmenggala itu artinya membersihkan areal tempat suci, dan maguru piduka maksudnya permohonan maaf secara lahir dan bathin. Saat melakukan pamuspaan itulah, bermakna menyucikan kembali tempat suci dan sekaligus mohon maaf," jelas Jro Mangku Suyasa, yang juga pamangku di Pura Mrajan Kanginan Besakih.
Hari baik (dewasa ayu) di Rahina Saniscara Umanis Tolu dilakukan upacara, hasil paruman melibatkan segenap prajuru Desa Pakraman Besakih, pinandita sajebag Pura Besakih dipimpin Bendesa Pakraman Besakih, Jro Mangku Widiartha di Pasucian Pura Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Kamis (19/4).
Paruman memutuskan menggelar upacara bertepatan Ida Bhatara masineb (berakhir), yang merupakan akhir rangkaian Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh yang puncaknya pada Rahina Saniscara Kliwon Landep, Sabtu (31/3).
Bule memanjat palinggih Sanggar Agung terungkap setelah videonya viral di media sosial (medsos), sejak Kamis (19/4). Sedangkan video dibuat saat seluruh warga Desa Besakih, Kecamatan Rendang mengungsi pada 1 Desember 2017, akibat erupsi Gunung Agung. Pura Gelap Besakih berada di KRB III atau radius 6 kilometer dari kawah Gunung Agung. Bendesa Pakraman Besakih Jro Mangku Widiartha mengatakan, akibat dari ulah bule menduduki palinggih tersebut, makanya harus menggelar upacara. Jadinya secara niskala telah dibersihkan melalui upacara. *k16
Komentar