Nuwek Bagia Pula Kerthi Tandai Nyineb di Besakih
Nyineb Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Penataran Agung Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem pada Rahina Saniscara Umanis Tolu, Sabtu (21/4) dipuput dua Ida Pedanda.
AMLAPURA, NusaBali
Prosesi Nyineb ditandai ritual nuwek (menusuk) banten Bagia Pula Kerthi. Pamuspaan pun berlangsung khusyuk, hingga prosesi berakhir di tengah cuaca mendung.Dua pedanda yang muput upacara, yakni Ida Pedanda Gede Gianyar dari Gria Kawan, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem dan Ida Pedanda Gde Made Tembau dari Gria Kulon, Banjar Piyadnyan, Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung. Juga didampingi Ida Dalem Semara Putra dari Puri Agung Klungkung.
Sepasang banten bagia pula kerthi, yang di-linggihang di sisi kanan dan kiri palinggih Padma Tiga atau depan Bale Gajah itu merupakan lambang intisari dari segala perbuatan baik yang merupakan akumulasi selama rangkaian Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh berlangsung sejak puncak karya pada Rahina Saniscara Kliwon Landep, Sabtu (31/3).
“Banten bagia pula kerti itu lambang dari akumulasi perbuatan kebaikan selama karya agung berlangsung. Kemudian dituwek (ditusuk) menggunakan tombak untuk dipralina (dilebur), selanjutnya dipendem (dikubur)," jelas I Gusti Mangku Jana, pamangku di Pura Penataran Agung Besakih.
Tujuannya agar kelak tumbuh memberikan berkah yang lebih baik di kehidupan yang akan datang. "Namanya saja pula kerthi (menanam) benih kebaikan,” lanjut Gusti Mangku Jana. Sepasang bagia pula kerthi itu ditusuk menggunakan tombak dilakukan Sekda Provinsi Bali, I Dewa Made Indra mewakili Gubernur Bali dan panglingsir Puri Agung Klungkung Ida Dalem Semara Putra.
Rangkaian selanjutnya dengan nedunang Ida Bhatara Samudaya dari Bale Pasamuan Agung, dipundut (diusung) pangayah kemudian dipersatukan kembali di Pura Soring Ambal-Ambal atau jaba Pura Penataran Agung, berlanjut menggelar prosesi banten tatingkeban, sebagai tanda akhir dari segala prosesi Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh.
Prosesi tatingkeban itu ditandai pementasan tari sakral, selanjutnya masing-masing Ida Bhatara dipundut pangayah untuk dilinggihang di setiap Pura Besakih, di antaranya Pura Dalem Puri, Pura Ulun Kulkul, Pura Kiduling Kreteg, Pura Basukian, Pura Batumadeg, Pura Gelap, Pura Pengubengan, Pura Peninjoan, Pura Catur Lawa, Pura Hyang Aluh dan lainnya. *k16
Prosesi Nyineb ditandai ritual nuwek (menusuk) banten Bagia Pula Kerthi. Pamuspaan pun berlangsung khusyuk, hingga prosesi berakhir di tengah cuaca mendung.Dua pedanda yang muput upacara, yakni Ida Pedanda Gede Gianyar dari Gria Kawan, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem dan Ida Pedanda Gde Made Tembau dari Gria Kulon, Banjar Piyadnyan, Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung. Juga didampingi Ida Dalem Semara Putra dari Puri Agung Klungkung.
Sepasang banten bagia pula kerthi, yang di-linggihang di sisi kanan dan kiri palinggih Padma Tiga atau depan Bale Gajah itu merupakan lambang intisari dari segala perbuatan baik yang merupakan akumulasi selama rangkaian Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh berlangsung sejak puncak karya pada Rahina Saniscara Kliwon Landep, Sabtu (31/3).
“Banten bagia pula kerti itu lambang dari akumulasi perbuatan kebaikan selama karya agung berlangsung. Kemudian dituwek (ditusuk) menggunakan tombak untuk dipralina (dilebur), selanjutnya dipendem (dikubur)," jelas I Gusti Mangku Jana, pamangku di Pura Penataran Agung Besakih.
Tujuannya agar kelak tumbuh memberikan berkah yang lebih baik di kehidupan yang akan datang. "Namanya saja pula kerthi (menanam) benih kebaikan,” lanjut Gusti Mangku Jana. Sepasang bagia pula kerthi itu ditusuk menggunakan tombak dilakukan Sekda Provinsi Bali, I Dewa Made Indra mewakili Gubernur Bali dan panglingsir Puri Agung Klungkung Ida Dalem Semara Putra.
Rangkaian selanjutnya dengan nedunang Ida Bhatara Samudaya dari Bale Pasamuan Agung, dipundut (diusung) pangayah kemudian dipersatukan kembali di Pura Soring Ambal-Ambal atau jaba Pura Penataran Agung, berlanjut menggelar prosesi banten tatingkeban, sebagai tanda akhir dari segala prosesi Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh.
Prosesi tatingkeban itu ditandai pementasan tari sakral, selanjutnya masing-masing Ida Bhatara dipundut pangayah untuk dilinggihang di setiap Pura Besakih, di antaranya Pura Dalem Puri, Pura Ulun Kulkul, Pura Kiduling Kreteg, Pura Basukian, Pura Batumadeg, Pura Gelap, Pura Pengubengan, Pura Peninjoan, Pura Catur Lawa, Pura Hyang Aluh dan lainnya. *k16
1
Komentar