Terseret Arus Dekat Pura Segara Gilimanuk, KMP Pancar Indah Kandas Hampir 2 Jam
Gagang Kemudi Kapal Mendadak Tidak Berfungsi
NEGARA, NusaBali
Kapal Motor Penumpang (KMP) Pancar Indah terseret arus ketika hendak sandar di Dermaga Landing Craft Macine (LCM) Pelabuhan Gilimanuk, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana Minggu (22/4) pagi. Kapal yang terseret arus deras ke arah utara itu sempat kandas hampir selama 2 jam di kawasan perairan dangkal dekat Pura Segara Gilimanuk, sekitar 300 meter sebelah barat laut Dermaga LCM Gilimanuk.
Berdasar informasi, kapal yang mengangkut 28 penumpang, 2 truk besar, 3 truk tronton, 1 mobil pribadi, dan 7 sepeda motor itu berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim), sekitar pukul 08.45 WIB atau pukul 09.45 Wita. Dalam perjalanan di periaran Selat Bali, kapal yang dinakhodai, Dwi Kartiko, ini tidak menemui kendala.
Tetapi ketika bersiap-siap melakukan olah gerak untuk sandar di Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk, tiba-tiba datang hempasan arus deras ke arah utara. Parahnya lagi saat terjadi arus deras itu, gagang kemudi kapal diketahui tidak berfungsi, sehingga kapal langsung hanyut terbawa arus sampai kandas di kawasan perairan dangkal dekat Pura Segara Gilimanuk pada sekitar pukul 10.30 Wita.
Untuk mengantisipasi semakin terbawa ke pinggir, ramp door kapal sempat diturunkan. Kepala Kamar Mesin (KKM) —pimpinan dan penanggung jawab atas semua mesin yang ada di kapal— bersama anak buah kapal (ABK) tersebut juga mengecek instalasi gagang kemudi, dan ditemukan salah satu kabel putus. Menghadapi situasi tersebut, difungsikan gagang kemudi manual untuk menahan laju kapal.
Memasuki sekitar pukul 11.30 Wita, diketahui kekuatan arus deras semakin berkurang, sehingga langsung dilakukan olah gerak kapal. Alhasil sekitar pukul 12.10 Wita atau sekitar 1 jam lebih 40 menit sejak mulai kandas pukul 10.30 Wita, kapal berhasil lepas, dan melanjutkan sandar di Dermaga LCM Gilimanuk untuk langsung menurunkan para penumpang sekitar pukul 12.30 Wita.
Kepala Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) atau Syahbandar Gilimanuk I Nyoman Suyantha, ketika dikonfirmasi pada Minggu kemarin, membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, sesuai berita acara yang dibuat nakhoda, Dwi Kartiko, dan KKM KMP Pancar Indah Romie, diterangkan jika saat datang arus deras ke arah utara, dengan posisi kapal sudah bersiap sandar, handel atau gagang kemudi kapal mendadak tidak berfungsi.
“Tetapi sudah dapat diatasi menggunakan handel manual, sehingga tidak sampai kandas di kawasan yang lebih dangkal. Sudah berhasil sandar, dan semua penumpang selamat,” katanya.
Kapal yang sempat kandas itu, kata Suyantha, sementara dikeluarkan dari jadwal operasional, untuk menjalani pemeriksaan di Pelabuhan Gilimanuk. Pemeriksaan kapal itu harus dilakukan untuk memastikan kapal dalam kondisi laik jalan, sebelum kembali dioperasikan. “Selain KMP Pancar Indah, tadi sekitar pukul 08.45 Wita juga ada laporan trouble KMP Trisna Dwitya yang sandar di Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk mengalami kerusakan ass transmisinya. Tetapi tidak sampai ikut hanyut, dan juga sudah diarahkan untuk di-docking (perawatan) di Ketapang (Banyuwangi, Jawa Timur),” ujarnya.
Sebelumnya pada Kamis (19/4) malam, Kapal Motor Penumpang (KMP) Tanu Pratama Jaya terseret arus sejauh 2 kilometer saat hendak bersandar di Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya. Meski tidak ada korban jiwa maupun terluka dalam musibah ini, namun 22 penumpang sempat terombang-ambing selama 4 jam, sebelum KMP Tanu Pratama Jaya akhirnya berhasil sandar.
Informasi dari seorang petugas di Pelabuhan Gilimanuk, KMP Tanu Pratama Jaya ini mengangkut 22 penumpang, 10 truk, 3 tronton, 7 mobil, dan 4 sepeda motor, plus 13 anak buah kapal (ABK). Kapal yang dinakhodai, Febri (asal Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur) ini awalnya berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Kamis malam sekitar pukul 19.10 Wita.
Dalam pelayaran di Selat Bali (rute Ketapang-Gilimanuk), perjalanan KMP Tanu Pratama Jaya awalnya lancar-lancar saja. Namun, ketika kapal akan melakukakan persiapan sandar di Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk sekitar pukul 19.40 Wita, tiba-tiba muncul arus deras ke arah selatan. Walhasil, kapal naas ini terseret arus sejauh 2 kilometer ke arah selatah hingga perairan Pantai Pengimunan yang dangkal.
Nakhoda Febri terus berusaha agar KMP Tanu Pratama Jaya tidak sampai kandas di perairan dangkal tersebut. Upayanya membuahkan hasil, di mana kapal berhasil diarahkan menuju tempat aman ke dermaga tempat pendaratan minyak PLTG Gilimanuk di perairan Pantai Pengimunan, Kamis malam pukul 21.00 Wita.
Namun, karena masih terjadi arus deras, KMP Tanu Pratama Jaya terpaksa harus menunggu di tempat aman tersebut. Setelah arus mulai reda sekitar pukul 23.00 Wita, barulah kapal diarahkan bergerak menuju Pelabuhan Gilimanuk. Pada akhirnya, kapal yang sempat terseret arus sejauh 2 kilometer ini berhasil sandar di Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk pukul 23.40 Wita atau sekitar 4 jam setelah terjadi musibah.
Setelah KMP Tanu Pratama Jaya berhasil sandar, 22 penumpang diturunkan untuk melanjutkan perjalanan. Sedangkan kapal yang sempat terseret arus ini langsung diarahkan balik ke Pelabuhan Ketapang, tanpa membawa penumpang dari Pelabuhan Gilimanuk, untuk dilakukan pemeriksaan.
“Sebenarnya, kemarin (Kamis malam) anggota SAR juga sudah sempat bersiap-siap di lokasi untuk mengevakuasi penumpang. Tapi, karena arus laut sudah reda dan kapal berhasil sandar, akhirnya tidak sampai dilakukan dievakuasi penumpang,” ujar seorang petugas di Pelabuhan Gilimanuk, Jumat (20/4). *ode
Berdasar informasi, kapal yang mengangkut 28 penumpang, 2 truk besar, 3 truk tronton, 1 mobil pribadi, dan 7 sepeda motor itu berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim), sekitar pukul 08.45 WIB atau pukul 09.45 Wita. Dalam perjalanan di periaran Selat Bali, kapal yang dinakhodai, Dwi Kartiko, ini tidak menemui kendala.
Tetapi ketika bersiap-siap melakukan olah gerak untuk sandar di Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk, tiba-tiba datang hempasan arus deras ke arah utara. Parahnya lagi saat terjadi arus deras itu, gagang kemudi kapal diketahui tidak berfungsi, sehingga kapal langsung hanyut terbawa arus sampai kandas di kawasan perairan dangkal dekat Pura Segara Gilimanuk pada sekitar pukul 10.30 Wita.
Untuk mengantisipasi semakin terbawa ke pinggir, ramp door kapal sempat diturunkan. Kepala Kamar Mesin (KKM) —pimpinan dan penanggung jawab atas semua mesin yang ada di kapal— bersama anak buah kapal (ABK) tersebut juga mengecek instalasi gagang kemudi, dan ditemukan salah satu kabel putus. Menghadapi situasi tersebut, difungsikan gagang kemudi manual untuk menahan laju kapal.
Memasuki sekitar pukul 11.30 Wita, diketahui kekuatan arus deras semakin berkurang, sehingga langsung dilakukan olah gerak kapal. Alhasil sekitar pukul 12.10 Wita atau sekitar 1 jam lebih 40 menit sejak mulai kandas pukul 10.30 Wita, kapal berhasil lepas, dan melanjutkan sandar di Dermaga LCM Gilimanuk untuk langsung menurunkan para penumpang sekitar pukul 12.30 Wita.
Kepala Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) atau Syahbandar Gilimanuk I Nyoman Suyantha, ketika dikonfirmasi pada Minggu kemarin, membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, sesuai berita acara yang dibuat nakhoda, Dwi Kartiko, dan KKM KMP Pancar Indah Romie, diterangkan jika saat datang arus deras ke arah utara, dengan posisi kapal sudah bersiap sandar, handel atau gagang kemudi kapal mendadak tidak berfungsi.
“Tetapi sudah dapat diatasi menggunakan handel manual, sehingga tidak sampai kandas di kawasan yang lebih dangkal. Sudah berhasil sandar, dan semua penumpang selamat,” katanya.
Kapal yang sempat kandas itu, kata Suyantha, sementara dikeluarkan dari jadwal operasional, untuk menjalani pemeriksaan di Pelabuhan Gilimanuk. Pemeriksaan kapal itu harus dilakukan untuk memastikan kapal dalam kondisi laik jalan, sebelum kembali dioperasikan. “Selain KMP Pancar Indah, tadi sekitar pukul 08.45 Wita juga ada laporan trouble KMP Trisna Dwitya yang sandar di Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk mengalami kerusakan ass transmisinya. Tetapi tidak sampai ikut hanyut, dan juga sudah diarahkan untuk di-docking (perawatan) di Ketapang (Banyuwangi, Jawa Timur),” ujarnya.
Sebelumnya pada Kamis (19/4) malam, Kapal Motor Penumpang (KMP) Tanu Pratama Jaya terseret arus sejauh 2 kilometer saat hendak bersandar di Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya. Meski tidak ada korban jiwa maupun terluka dalam musibah ini, namun 22 penumpang sempat terombang-ambing selama 4 jam, sebelum KMP Tanu Pratama Jaya akhirnya berhasil sandar.
Informasi dari seorang petugas di Pelabuhan Gilimanuk, KMP Tanu Pratama Jaya ini mengangkut 22 penumpang, 10 truk, 3 tronton, 7 mobil, dan 4 sepeda motor, plus 13 anak buah kapal (ABK). Kapal yang dinakhodai, Febri (asal Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur) ini awalnya berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Kamis malam sekitar pukul 19.10 Wita.
Dalam pelayaran di Selat Bali (rute Ketapang-Gilimanuk), perjalanan KMP Tanu Pratama Jaya awalnya lancar-lancar saja. Namun, ketika kapal akan melakukakan persiapan sandar di Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk sekitar pukul 19.40 Wita, tiba-tiba muncul arus deras ke arah selatan. Walhasil, kapal naas ini terseret arus sejauh 2 kilometer ke arah selatah hingga perairan Pantai Pengimunan yang dangkal.
Nakhoda Febri terus berusaha agar KMP Tanu Pratama Jaya tidak sampai kandas di perairan dangkal tersebut. Upayanya membuahkan hasil, di mana kapal berhasil diarahkan menuju tempat aman ke dermaga tempat pendaratan minyak PLTG Gilimanuk di perairan Pantai Pengimunan, Kamis malam pukul 21.00 Wita.
Namun, karena masih terjadi arus deras, KMP Tanu Pratama Jaya terpaksa harus menunggu di tempat aman tersebut. Setelah arus mulai reda sekitar pukul 23.00 Wita, barulah kapal diarahkan bergerak menuju Pelabuhan Gilimanuk. Pada akhirnya, kapal yang sempat terseret arus sejauh 2 kilometer ini berhasil sandar di Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk pukul 23.40 Wita atau sekitar 4 jam setelah terjadi musibah.
Setelah KMP Tanu Pratama Jaya berhasil sandar, 22 penumpang diturunkan untuk melanjutkan perjalanan. Sedangkan kapal yang sempat terseret arus ini langsung diarahkan balik ke Pelabuhan Ketapang, tanpa membawa penumpang dari Pelabuhan Gilimanuk, untuk dilakukan pemeriksaan.
“Sebenarnya, kemarin (Kamis malam) anggota SAR juga sudah sempat bersiap-siap di lokasi untuk mengevakuasi penumpang. Tapi, karena arus laut sudah reda dan kapal berhasil sandar, akhirnya tidak sampai dilakukan dievakuasi penumpang,” ujar seorang petugas di Pelabuhan Gilimanuk, Jumat (20/4). *ode
Komentar