Populasi Anggrek Vanda Dikembalikan ke Hutan Jati
Krama Catur Desa Adat Dalem Tamblingan (Desa Munduk, Gobleg, Gesing dan Desa Ume Jero) di Kecamatan Banjar dan Busungbiu, tengah berupaya mengembalikan populasi tanaman anggrek jenis Vandar Tricolor Lindl Var Pallida.
Catur Desa Dalem Tamblingan Gandeng Kagama Virtual
SINGARAJA, NusaBali
Anggrek ini terancam punah dari habitatnya di hutan jati, wilayah Taman Wisata Alam (TWA) Buyan-Tamblingan, akibat maraknya perburuan. Gerakan krama Catur Desa Adat Dalem Tamblingan ini bekerjasama dengan Komunitas Virtual Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama Virtual).
Vanda adalah jenis anggrek yang terdiri dari sekitar 50 spesies. Jenis ini populer karena menghasilkan bunga cantik, warna atraktif, berukuran besar, dan beberapa spesies-nya beraroma wangi. Habitat populasinya diperkirakan ada di daerah Jawa dan Bali. Di alam, biasanya spesies ini mampu tumbuh di tempat yang terang di antara cabang pohon yang terbuka di mana ketinggian sekitar 700 sampai 1.600 meter di atas permukaan laut (MDPL). Oleh warga Catur Desa, jenis Anggrek ini dinamakan anggrek tricolor Amerta Jati, karena ditemukan pertama di hutan tersebut.
Kelian Desa Pakraman Munduk, Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Jero Putu Ardana, Minggu (22/4) mengatakan, dari beberapa referensi yang ada diketahui di hutan Amerta Jati sebagai endemik anggrek ini. Dikatakan hutan jati merupakan salah satu hutan penyangga Danau Tamblingan, dan kekayaan flora fauna di sekitarnya. Sayangnya, sekitar tahun 2000-an populasi anggrek ini mulai langka, akibat marak warga mencari batang anggrek tersebut ke dalam hutan. “Kami bekerjasama dengan Kagama Virtual mengembalikan angrek tricolor Amerta Jati. Ada 50 batang yang kami tanam kembali di habitatnya hutan Amerta Jati,” kata pria yang juga sebagai penggiat pariwisata desa ini.
Menurut Jero Putu Ardana, Danau Tamblingan dan hutan Amerta Jati merupakan kawasan sakral dan memiliki nilai religi. Upaya mengembalikan populasi Vanda tricolor Lindl Var Pallida yang terancam punah itu penting dilakukan. Upaya yang sudah dilakukannya adalah menanam kembali sekitar 50 batang Vanda tricolor Lindl Var Pallida. Dengan upaya ini, dirinya optimis kelestarian hutan dengan habitat flora dan fauna-nya semakin terjaga. “Setelah upaya ini kami akan tetap komitmen menjaga kelestarian habtat flora dan fauna di hutan yang memang kami sakralkan. Harapannya, komitmen yang sama juga dilakukan pemerintah lewat instanasi yang membidangi, sehingga ancaman populasi flora atau fauna di hutan ini akan dapat dicegah,” tegasnya.*k19
SINGARAJA, NusaBali
Anggrek ini terancam punah dari habitatnya di hutan jati, wilayah Taman Wisata Alam (TWA) Buyan-Tamblingan, akibat maraknya perburuan. Gerakan krama Catur Desa Adat Dalem Tamblingan ini bekerjasama dengan Komunitas Virtual Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama Virtual).
Vanda adalah jenis anggrek yang terdiri dari sekitar 50 spesies. Jenis ini populer karena menghasilkan bunga cantik, warna atraktif, berukuran besar, dan beberapa spesies-nya beraroma wangi. Habitat populasinya diperkirakan ada di daerah Jawa dan Bali. Di alam, biasanya spesies ini mampu tumbuh di tempat yang terang di antara cabang pohon yang terbuka di mana ketinggian sekitar 700 sampai 1.600 meter di atas permukaan laut (MDPL). Oleh warga Catur Desa, jenis Anggrek ini dinamakan anggrek tricolor Amerta Jati, karena ditemukan pertama di hutan tersebut.
Kelian Desa Pakraman Munduk, Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Jero Putu Ardana, Minggu (22/4) mengatakan, dari beberapa referensi yang ada diketahui di hutan Amerta Jati sebagai endemik anggrek ini. Dikatakan hutan jati merupakan salah satu hutan penyangga Danau Tamblingan, dan kekayaan flora fauna di sekitarnya. Sayangnya, sekitar tahun 2000-an populasi anggrek ini mulai langka, akibat marak warga mencari batang anggrek tersebut ke dalam hutan. “Kami bekerjasama dengan Kagama Virtual mengembalikan angrek tricolor Amerta Jati. Ada 50 batang yang kami tanam kembali di habitatnya hutan Amerta Jati,” kata pria yang juga sebagai penggiat pariwisata desa ini.
Menurut Jero Putu Ardana, Danau Tamblingan dan hutan Amerta Jati merupakan kawasan sakral dan memiliki nilai religi. Upaya mengembalikan populasi Vanda tricolor Lindl Var Pallida yang terancam punah itu penting dilakukan. Upaya yang sudah dilakukannya adalah menanam kembali sekitar 50 batang Vanda tricolor Lindl Var Pallida. Dengan upaya ini, dirinya optimis kelestarian hutan dengan habitat flora dan fauna-nya semakin terjaga. “Setelah upaya ini kami akan tetap komitmen menjaga kelestarian habtat flora dan fauna di hutan yang memang kami sakralkan. Harapannya, komitmen yang sama juga dilakukan pemerintah lewat instanasi yang membidangi, sehingga ancaman populasi flora atau fauna di hutan ini akan dapat dicegah,” tegasnya.*k19
Komentar