Air PDAM Keruh Dikeluhkan Warga
Air PDAM di Banjar Bajera Tengah, Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg, Tabanan dikeluhkan warga karena belakangan ini keruh.
TABANAN, NusaBali
Bahkan tidak bisa dikonsumsi. Jika digunakan mandi ditakutkan membuat gatal badan. Warga pun harus mengeluarkan uang tambahan karena harus membeli air galon lebih untuk dikonsumsi dan memasak.
Kelian Dinas Banjar Bajera Tengah, Desa Bajera, I Gusti Putu Martha Widya Putra, mengatakan belakangan ini air memang keruh dan berwarna coklat. Keadaan ini sudah sering terjadi. Sehingga semua warga memasak dan konsumsi gunakan air galon. "Sudah sering terjadi belakangan ini, kira-kira 5 tahun yang lalu," ujarnya, Minggu (22/4).
Selain tak bisa dikonsumsi, air PDAM juga tidak bisa digunakan mandi. Jika digunakan mandi ditakutkan gatal-gatal. Sehingga ada warga mencari sumber mata air ke Desa Meliling, Kecamatan Kerambitan yang jaraknya cukup jauh, dan terpaksa membeli air galon.
Menurut Putra, hal ini sudah sering dilaporkan ke PDAM Tabanan wilayah Selemadeg. Alasan PDAM katanya sumber air di Bajera Tengah dari sungai. PDAM Selemadeg juga sempat mengatakan akan mencari sumber baru tetapi belum bisa beroperasi karena terkendala listrik. "Senin besok (hari ini) kami akan ke kantor PDAM," jelasnya.
Kasubag Humas PDAM Tabanan, I Gede Wijana, mengatakan hal ini karena hujan terjadi di bagian utara. Sehingga air akan keruh di bagian Banjar Bajera Tengah. "Jadi selama musim hujan di bagian utara air akan keruh, kalau tidak musim hujan air akan normal,” ungkapnya.
Antisipasinya baru bisa dilakukan di pengolahan saja. Sebab sumber air di Banjar Bajera Tengah berasal dari WTP Sungai Yeh Otan. "Antisipasinya di pengolahan, karena untuk banjar di sana sumber airnya hanya di Sungai Yeh Otan," tegasnya. *d
Kelian Dinas Banjar Bajera Tengah, Desa Bajera, I Gusti Putu Martha Widya Putra, mengatakan belakangan ini air memang keruh dan berwarna coklat. Keadaan ini sudah sering terjadi. Sehingga semua warga memasak dan konsumsi gunakan air galon. "Sudah sering terjadi belakangan ini, kira-kira 5 tahun yang lalu," ujarnya, Minggu (22/4).
Selain tak bisa dikonsumsi, air PDAM juga tidak bisa digunakan mandi. Jika digunakan mandi ditakutkan gatal-gatal. Sehingga ada warga mencari sumber mata air ke Desa Meliling, Kecamatan Kerambitan yang jaraknya cukup jauh, dan terpaksa membeli air galon.
Menurut Putra, hal ini sudah sering dilaporkan ke PDAM Tabanan wilayah Selemadeg. Alasan PDAM katanya sumber air di Bajera Tengah dari sungai. PDAM Selemadeg juga sempat mengatakan akan mencari sumber baru tetapi belum bisa beroperasi karena terkendala listrik. "Senin besok (hari ini) kami akan ke kantor PDAM," jelasnya.
Kasubag Humas PDAM Tabanan, I Gede Wijana, mengatakan hal ini karena hujan terjadi di bagian utara. Sehingga air akan keruh di bagian Banjar Bajera Tengah. "Jadi selama musim hujan di bagian utara air akan keruh, kalau tidak musim hujan air akan normal,” ungkapnya.
Antisipasinya baru bisa dilakukan di pengolahan saja. Sebab sumber air di Banjar Bajera Tengah berasal dari WTP Sungai Yeh Otan. "Antisipasinya di pengolahan, karena untuk banjar di sana sumber airnya hanya di Sungai Yeh Otan," tegasnya. *d
Komentar