Dinas LHK Temukan Indikasi Sumber Limbah
Untuk menguji dan memastikan dugaan indikasi sumber limbah cair di Tukad Penataran, Dinas LHK akan gunakan cairan berwarna.
MANGUPURA, NusaBali
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung sudah menemukan indikasi sumber limbah yang dibuang ke Tukad Penataran, Desa Adat Peminge, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Senin (23/4). Limbah yang muncul pada dasar Tukad Penataran itu dialirkan dengan menggunakan pipa 12 dim yang ditanam di dalam tanah.
Kepala Dinas LHK Badung I Putu Eka Merthawan ketika dikonfirmasi, Senin (23/4), mengaku timnya telah menemukan indikasi sumber limbah berbau busuk, berwana putih, dan berlendir itu di sekitar lokasi. Namun demikian Merthawan enggan menyebutkan apakah indikasi sumber itu adalah rumah tangga atau usaha industri. Selain itu dia juga enggan menyebut titik limbah itu berada di sebelah mana dari titik muara limbah dibuang. Merthawan enggan menginformasikanya sebelum bisa membuktikan kebenaranya.
“Tim kami tadi (kemarin) saat melakukan pengecekan telah menemukan indikasi lokasi sumber cairan limbah itu. Tapi kami harus membuktikannya dulu, baru kami sampaikan. Besok (hari ini) kami akan menggunakan cairan untuk membuktikannya. Cairan itu nanti akan disiramkan pada tempat pengolahan limbah pada titik yang dicurigai itu, lalu diperhatikan pada titik limbah di Tukad Penataran,” ungkapnya.
Selain mengecek jaringan pipa misterius penghantar limbah, tim LHK juga mengecek semua tempat pengolahan limbah dari semua hotel yang ada di sekitar TKP. Hasilnya semua semua memiliki izin.
“Kami tak mau kalah. Meskipun itu misterius, kami harus mengeceknya hingga dapat. Nantinya kami akan menggunakan cairan semua pada setiap tempat pengolahan limbah pada setiap hotel di sana. Meskipun perizinan mereka sudah lengkap dengan IPAL, tak ada jaminan tak ada yang nakal,” tandas Merthawan.
Merthawan mengaku sambil melakukan pengecekan setiap hotel sekitar, hari ini timnya bersama tim dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung akan turun ke lokasi. “Kami susah untuk memantau secara mendalam jaringan pipa misterius itu. Kami menggandeng PUPR karena pipa itu berada dalam tanah dan bukan tak mungkin itu di bawah badan jalan atau dalam gorong-gorong. Supaya kami tak asal bongkar, makanya kami gandeng PUPR,” ucap Merthawan. *p
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung sudah menemukan indikasi sumber limbah yang dibuang ke Tukad Penataran, Desa Adat Peminge, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Senin (23/4). Limbah yang muncul pada dasar Tukad Penataran itu dialirkan dengan menggunakan pipa 12 dim yang ditanam di dalam tanah.
Kepala Dinas LHK Badung I Putu Eka Merthawan ketika dikonfirmasi, Senin (23/4), mengaku timnya telah menemukan indikasi sumber limbah berbau busuk, berwana putih, dan berlendir itu di sekitar lokasi. Namun demikian Merthawan enggan menyebutkan apakah indikasi sumber itu adalah rumah tangga atau usaha industri. Selain itu dia juga enggan menyebut titik limbah itu berada di sebelah mana dari titik muara limbah dibuang. Merthawan enggan menginformasikanya sebelum bisa membuktikan kebenaranya.
“Tim kami tadi (kemarin) saat melakukan pengecekan telah menemukan indikasi lokasi sumber cairan limbah itu. Tapi kami harus membuktikannya dulu, baru kami sampaikan. Besok (hari ini) kami akan menggunakan cairan untuk membuktikannya. Cairan itu nanti akan disiramkan pada tempat pengolahan limbah pada titik yang dicurigai itu, lalu diperhatikan pada titik limbah di Tukad Penataran,” ungkapnya.
Selain mengecek jaringan pipa misterius penghantar limbah, tim LHK juga mengecek semua tempat pengolahan limbah dari semua hotel yang ada di sekitar TKP. Hasilnya semua semua memiliki izin.
“Kami tak mau kalah. Meskipun itu misterius, kami harus mengeceknya hingga dapat. Nantinya kami akan menggunakan cairan semua pada setiap tempat pengolahan limbah pada setiap hotel di sana. Meskipun perizinan mereka sudah lengkap dengan IPAL, tak ada jaminan tak ada yang nakal,” tandas Merthawan.
Merthawan mengaku sambil melakukan pengecekan setiap hotel sekitar, hari ini timnya bersama tim dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung akan turun ke lokasi. “Kami susah untuk memantau secara mendalam jaringan pipa misterius itu. Kami menggandeng PUPR karena pipa itu berada dalam tanah dan bukan tak mungkin itu di bawah badan jalan atau dalam gorong-gorong. Supaya kami tak asal bongkar, makanya kami gandeng PUPR,” ucap Merthawan. *p
Komentar