Muncul Gerakan ‘Sahabat Sukrawan’
Akui lakukan komunikasi politik dengan berbagai parpol, Dewa Sukrawan bantah luncurkan motto ‘Sahabat Sukrawan’.
Sukrawan Diisukan Tetap Maju Setelah PDIP Usung PAS-Sutji
SINGARAJA, NusaBali
Setelah terpental dari pencalonan di PDIP karena tidak kembalikan formulir, Dewa Nyoman Sukrawan tetap serius ingin maju ke Pilkada Buleleng 2017. Bendahara DPD PDIP Bali ini diam-diam bikin gebrakan menjaring dukungan, dengan motto ‘Sahabat Sukrawan’.
Motto ‘Sahabat Sukrawan’ sudah menyebar di kalangan remaja dan dewasa dalam bentuk baju kaos. Di samping itu, sejumlah kendaraan roda empat juga ditempeli stiker bertulis ‘Sahabat Sukrawan’. Bukan hanya itu, motto tersebut juga mulai merambah media social.
Sumber terpercaya NusaBali di Singaraja, Jumat (26/2), menyebutkan Dewa Sukrawan sengaja meluncurkan gebrakan ‘Sahabat Sukrawan’, pasca mantan Ketua DPC PDIP Buleleng 2010-2015 dan Ketua DPRD Buleleng 2009-2014 ini tidak terakomodasi dalam penjaringan dan penyaringan bakal calon di internal partainya untuk Pilkada Buleleng 2017.
Dewa Sukrawan pun disebut-sebut tengah menjalin komunikasi dengan sejumlah parpol untuk tunggangan politik maju sebagai Calon Bupati (Cabup) Buleleng ke Pilkada 2017. Komunikasi ini dilakukan, karena partainya yakni PDIP dipastikan usung kembali pasangan incumbent Putu Agus Suradnyana-dr Nyoman Sutjidra (PAS-Sutji) sebagai kandidat Cabup-Cawabup ke Pilkada Buleleng, Februari 2017 mendatang.
Menurut sumber tadi, Dewa Sukrawan telah membentuk tim kecil untuk mendukung gerakannya dalam pencalonan ke Pikada Buleleng 2017. Tim kecil itulah yang disebutkan meluncurkan motto ‘Sahabat Sukrawan’. Tim kecil tersebut juga telah mulai membuat jejaring pengumpulan KTP dukungan untuk Dewa Sukrawan, politisi PDIP asal Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng.
“Sudah bergerak, pelan namun pasti ini. Sudah ada tim kecil. Dan, timnya sudah bergerak juga. Ini bakal seru nanti,” ujar sumber dari lingkaran PDIP tersebut di Singaraja, Jumat kemarin. Betulkah?
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah per telepon, tadi malam, Dewa Sukrawan menegaskan masih terlalu dini jika ada yang menyebut dirinya maju atau tidak ke Pilkada Buleleng 2017. Pasalnya, tahapan Pilkada Buleleng sebenarnya baru dimulai sekitar Juni-Juli 2016 nanti. Dia mengaku masih melihat perkembangan politik yang ada.
“Kalau saya dikatakan maju atau tidak ke Pilkada Buleleng 2017, bukan sekarang saatnya. Sebab, akan banyak tokoh dan figur yang bersaing, mereka ingin kelihatan. Nanti di bulan Agustus 2016, baru bisa dibuktikan, apakah saya maju atau tidak. Saat ini saya lebih baik melihat perkembangan dulu,” tangkis Dewa Sukrawan.
Disinggung masalah motto ‘Sahabat Sukrawan’ yang identik dengan pergerakan untuk pencalonan menuju Pilkada Buleleng 2017, dia tidak menampik adanya motto tersebut. Namun, motto ‘Sahabat Sukrawan’ itu bukan dari dirinya, melainkan dimunculkan komunitas-komunitas masyarakat. Bagi dia, apa yang dilakukan komunitas masyarakat adalah tindakan yang sah dan tidak perlu dilarang oleh siapa pun.
“Saya saja dikatakan ambil formulir, padahal saya tidak tahu siapa yang ambilkan formulir. Kalau sekarang ada gerakan ‘Sahabat Sukrawan, ya wajar-wajar saja, itu hak masyarakat. Saya tidak bisa melarang. Saya juga tidak tahu tujuannya apa? Yang jelas, saya hanya bisa ucapakan terima kasih kepada komunitas yang telah mengingat saya sebagai sahabatnya,” tandas mantan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Bali yang diusung PDIP dalam Pilgub 2013 ini.
Disinggung soal kemungkinan kena sanksi partai, Dewa Sukrawan balik bertanya, karena dirinya tidak punya kesalahan dan pelanggaran. “Dijatuhkan sanksi apa, saya kan tidak lakukan pelanggaran apa-apa. Kalau ada gerakan ‘Sahabat Sukrawan’, itu bukan dari saya. Itu dari komunitas-komunitas. Apa harus dilarang itu?” sergah Dewa Sukrawan, yang dalam Pilgub Bali 2013 lalu menjadi pendamping dari Calon Gubernur (Cagub) AA Ngurah Puspayoga.
Dewa Sukrawan menegaskan, komunikasi politik dengan parpol lainnya sudah dilakukan cukup lama. “Hubungan saya kan baik dengan semua parpol. Itu sudah saya lakukan dan bina sejak saya masih menjadi Ketua DPC PDIP Buleleng dan Ketua DPRD Buleleng,” katanya.
“Bahkan, komunikasi dengan Pak Dharma Wijaya (mantan Ketua DPC Demokrat Buleleng 2007-2011, Red) juga, karena beliau dulu kan Wakil Ketua DPRD Buleleng (2009-2014). Termasuk juga komunikasi dengan Wayan Artha (politisi Hanura) dan Luh Tiwik Ismarherningrum (mantan Wakil Ketua DPRD Buleleng dari Fraksi Golkar),” imbuh Dewa Sukrawan.
Dewa Sukrawan sendiri disebut-sebut sempat ambil formulir ke Posko Penjaringan dan Penyaringan Bakal Calon PDIP melalui orang kepercayaannya, Ketut Budiana. Dewa Sukrawan disebutkan ambil formulir untuk posisi Cabup Buleleng. Namun, yang bersangkutan tidak kembalikan formulir dan resmi mendaftarkan pencalonannya, sehingga nama Dewa Sukrawan tidak diusulkan PAC PDIP Kecamatan se-Buleleng sebagai Bakal Cabup.
Pleno DPC PDIP Buleleng yang digelar di Singaraja, Kamis (25/2), juga tidak mencantumkan nama Dewa Sukrawan sebagai usulan Bakal Cabup ke DPP PDIP melalui DPD PDIP Bali. Sesuai usulan pleno PAC PDIP dari 9 kecamatan se-Buleleng, PAC PDIP Buleleng pun setor nama pasangan incumbent PAS-Sutji (Putu Agus Suradnyana-Nyoman Sutjidra) ke DPD PDIP Bali.
Agus Suradnyana merupakan politisi senior PDIP asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang sempat tiga periode menjadi Ketua Komisi III DPRD Bali. Saat ini, Agus Suradnyana masih menjabat Bupati Buleleng 2012-2017 dan sekaligus Ketua DPC PDIP Buleleng 2015-2020. Sedangkan Nyoman Sutjidra adalah politisi PDIP asal Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan yang kini masih menjabat Wakil Bupati Buleleng 2012-2017. 7 k19
1
Komentar