Apresiasi Penanganan Sampah TOSS
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantipres) Suharso Monoarfa melaksanakan kunjungan kerja ke Kabupaten Klungkung, Selasa (24/4).
Kunker Wantimpres ke Kabupaten Klungkung
SEMARAPURA, NusaBali
Untuk meninjau pengolahan sampah menjadi energi listrik berupa briket/pelet dengan program Tempat Olah Sampah Sementara (TOSS).Dalam kesempatan itu, Wantipres meninjau TOSS di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, dan Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan. Didampingi oleh Pjs Bupati Klungkung I Wayan Sugiada bersama Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Ketut Suayadnya, Asisten Bidang Administrasi Umum Wayan Sumarta, Kadis Lingkungan Hidup dan pertanahan (LHP) Anak Agung Kirana, dan instansi terkait.
Pjs Bupati Klungkung Wayan Sugiada mengatakan, inovasi TOSS ini dicoba karena lahan untuk dijadikan TPA di Kabupaten Klungkung sangatlah sedikit. Sedangkan TPA di Banjar Sente, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, sudah ditutup karena overload.
Setelah mengetahui dan melihat proses penanganan sampah menggunakan program TOSS, Pemkab Klungkung akhirnya berani untuk menjalankan program tersebut. Karena sebelumnya sudah banyak upaya dilakukan guna menangani sampah di Klungkung. Di antaranya pengembangan Tempat Olah Sampah Terpadu (TPST) di desa-desa, pengembangan bank sampah, dan pengolahan pupuk organik sistem Osaki Jepang. “Namun belum menunjukkan hasil yang optimal. Karena biaya yang cukup tinggi dan prosesnya juga lumayan lama serta hasilnyapun sulit untuk dipasarkan,” katanya.
Sejak Agustus 2017 metode TOSS mulai berjalan dan akan difokuskan untuk desa-desa di Klungkung karena dari sisi sosial dan ekonomi sangat cocok dengan keadaan di Klungkung. “Untuk sementara, baru 12 desa yang sudah menggunakan TOSS dan diharapkan nantinya seluruh desa di Klungkung akan menggunakan program tersebut daalam menangani masalah sampah di desa masing-masing,” ujarnya.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantipres) Suharso Monoarfa, sangat mengapresiasi dan bangga dengan Kabupaten Klungkung dalam inovasinya mengatasi masalah sampah dengan program TOSS. Ini membuktikan kalau bangsa Indonesia tidak ketinggalan di bidang tehknologi. Selain itu, saat demonstrasi setiap proses pengolahan sampah dari sampah mentah sampai menjadi pelet sangat sederhana dan waktu yang dibutuhkan juga sangat efisien. Desa mengolah sampah tersebut langsung dilakukan oleh masyarakat desa setempat sehingga banyak sisi positif yang didapat dari TOSS tersebut. Indonesia punya kemampuan untuk membangun industri sendiri dalam mengembangkan energi primer yang ramah lingkungan. “Yang saya senang Pemkab Klungkung mau menerima inovasi ini dan kemudian menjadikannya sebuah kenyataan bukan hanya berhenti disebuah teori,” ujar Suharso. Pihaknya berharap ke depan Kabupaten Klungkung bisa menjadi panutan untuk menangani sampah dan TPA yang sudah overload yang ada di seluruh Kabupaten di Bali. “Sangat membanggakan karena dari kunjungan ke beberapa negara yang juga sedang menggerakkan masyarakatnya untuk menghasilkan energy primer yang diperbarukan, Indonesia punya acara sendiri untuk mengatasi sampah yakni dengan metode TOSS,” tambah Suharso.
Ketua STT PLN Jakarta Supriadi Legino menjelaskan TOSS dalam Penerapan program ini akan menyebabkan tidak adanya proses pemilahan. Sampah akan diolah secara langsung melalui proses peuyeumisasi, briketisasi/peletisasi, dan gasifikasi, dengan menggunakan bio aktivator. Dalam tiga hari, bau hilang, dan dalam sepuluh hari volume sampah sudah berkurang. Ini juga akan menghasilkan briket dan pellet yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk proses memasak dan listrik. Sedangkan mesin yang digunakan untuk mengolah sampah akan dimodifikasi sesuai jenis sampah yang ada di masing-masing daerah karena jenis sampah setiap daerah berbeda. Karena sangat efisien banyak desa yang berencana membeli mesinnya untuk menangani masalah sampah di desanya.
Pihaknya juga menyampaikan program TOSS ini kalau tidak diimplementasikan tidak akan bisa diketahui manfaatnya. “Kalau tidak Pemkab Klungkung yang menginplementasikan TOSS, tidak mungkin Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian PUPR dan Wantimpres akan datang ke Klungkung dan melihat langsung proses dari program TOSS tersebut,” terang Supriadi. *wan
SEMARAPURA, NusaBali
Untuk meninjau pengolahan sampah menjadi energi listrik berupa briket/pelet dengan program Tempat Olah Sampah Sementara (TOSS).Dalam kesempatan itu, Wantipres meninjau TOSS di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, dan Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan. Didampingi oleh Pjs Bupati Klungkung I Wayan Sugiada bersama Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Ketut Suayadnya, Asisten Bidang Administrasi Umum Wayan Sumarta, Kadis Lingkungan Hidup dan pertanahan (LHP) Anak Agung Kirana, dan instansi terkait.
Pjs Bupati Klungkung Wayan Sugiada mengatakan, inovasi TOSS ini dicoba karena lahan untuk dijadikan TPA di Kabupaten Klungkung sangatlah sedikit. Sedangkan TPA di Banjar Sente, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, sudah ditutup karena overload.
Setelah mengetahui dan melihat proses penanganan sampah menggunakan program TOSS, Pemkab Klungkung akhirnya berani untuk menjalankan program tersebut. Karena sebelumnya sudah banyak upaya dilakukan guna menangani sampah di Klungkung. Di antaranya pengembangan Tempat Olah Sampah Terpadu (TPST) di desa-desa, pengembangan bank sampah, dan pengolahan pupuk organik sistem Osaki Jepang. “Namun belum menunjukkan hasil yang optimal. Karena biaya yang cukup tinggi dan prosesnya juga lumayan lama serta hasilnyapun sulit untuk dipasarkan,” katanya.
Sejak Agustus 2017 metode TOSS mulai berjalan dan akan difokuskan untuk desa-desa di Klungkung karena dari sisi sosial dan ekonomi sangat cocok dengan keadaan di Klungkung. “Untuk sementara, baru 12 desa yang sudah menggunakan TOSS dan diharapkan nantinya seluruh desa di Klungkung akan menggunakan program tersebut daalam menangani masalah sampah di desa masing-masing,” ujarnya.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantipres) Suharso Monoarfa, sangat mengapresiasi dan bangga dengan Kabupaten Klungkung dalam inovasinya mengatasi masalah sampah dengan program TOSS. Ini membuktikan kalau bangsa Indonesia tidak ketinggalan di bidang tehknologi. Selain itu, saat demonstrasi setiap proses pengolahan sampah dari sampah mentah sampai menjadi pelet sangat sederhana dan waktu yang dibutuhkan juga sangat efisien. Desa mengolah sampah tersebut langsung dilakukan oleh masyarakat desa setempat sehingga banyak sisi positif yang didapat dari TOSS tersebut. Indonesia punya kemampuan untuk membangun industri sendiri dalam mengembangkan energi primer yang ramah lingkungan. “Yang saya senang Pemkab Klungkung mau menerima inovasi ini dan kemudian menjadikannya sebuah kenyataan bukan hanya berhenti disebuah teori,” ujar Suharso. Pihaknya berharap ke depan Kabupaten Klungkung bisa menjadi panutan untuk menangani sampah dan TPA yang sudah overload yang ada di seluruh Kabupaten di Bali. “Sangat membanggakan karena dari kunjungan ke beberapa negara yang juga sedang menggerakkan masyarakatnya untuk menghasilkan energy primer yang diperbarukan, Indonesia punya acara sendiri untuk mengatasi sampah yakni dengan metode TOSS,” tambah Suharso.
Ketua STT PLN Jakarta Supriadi Legino menjelaskan TOSS dalam Penerapan program ini akan menyebabkan tidak adanya proses pemilahan. Sampah akan diolah secara langsung melalui proses peuyeumisasi, briketisasi/peletisasi, dan gasifikasi, dengan menggunakan bio aktivator. Dalam tiga hari, bau hilang, dan dalam sepuluh hari volume sampah sudah berkurang. Ini juga akan menghasilkan briket dan pellet yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk proses memasak dan listrik. Sedangkan mesin yang digunakan untuk mengolah sampah akan dimodifikasi sesuai jenis sampah yang ada di masing-masing daerah karena jenis sampah setiap daerah berbeda. Karena sangat efisien banyak desa yang berencana membeli mesinnya untuk menangani masalah sampah di desanya.
Pihaknya juga menyampaikan program TOSS ini kalau tidak diimplementasikan tidak akan bisa diketahui manfaatnya. “Kalau tidak Pemkab Klungkung yang menginplementasikan TOSS, tidak mungkin Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian PUPR dan Wantimpres akan datang ke Klungkung dan melihat langsung proses dari program TOSS tersebut,” terang Supriadi. *wan
1
Komentar