DLHK Pastikan Sumber Limbah dari Rumah Tangga
Setelah dilakukan pencarian mendalam akhirnya Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kabupaten Badung memastikan limbah yang dibuang ke Tukad Penataran, Desa Adat Peminge, Sawangan, Kecamatan Kuta Selatan, bersumber dari limbah rumah tangga.
MANGUPURA, NusaBali
Limbah yang mengalir ke Tukad Penataran melalui pipa berukuran 12 dim itu awalnya tertampung pada got lahan milik warga di Jalan Raya Terompong Nomor 1. Lokasi tersebut berada di sebelah utara Hotel Mercure, masuk ke barat sekitar 500 meter.
“Sumber pembuang air limbah ke Tukad Penataran telah ditemukan. Sumber itu berasal dari warga yang tinggal di bedeng milik Lami. Jumlah warga penghuni bedeng sekitar 1.000 orang. Luas tanah sekitar 10 hektare. Lokasi bedeng berada di sebelah utara Hotel Mercure masuk ke barat sekitar 500 meter. Air limbah yang dari warga dialirkan melalui Tukad Bajang yangg berada di sebelah utara hotel, kemudian masuk ke drainase dan muaranya ke Tukad Penataran,” ungkap Kadis LHK Badung I Putu Eka Merthawan, Selasa (24/4).
Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata bedeng yamg dihuni hingga 1.000 orang itu tak dilengkapi dengan tempat pengolahan limbah. Semua cairan limbah dialirkan ke Tukad Penataran melalui sodetan drainase dan pipa. Dirinya berjanji untuk menuntaskan masalah itu, dan akan memanggil semua komponen. Merthawan berharap agar pihak desa adat setempat memberikan sanksi adat.
“Agenda utama kami ke depan adalah membuat solusi atas permasalahan perumahan kumuh di atas lahan 10 hektare yang dihuni 1.000 orang itu. Kami sudah agendakan untuk memanggil komponen terkait, Rabu (2/5) mendatang bertempat di Kantor Lurah Benoa, Kuta Selatan. Besok (hari ini) kami bersama PUPR menurunkan tim untuk menyedot limbah itu. Dilihat dari bentuknya ini adalah suatu hal yang disengaja,” ungkap Merthawan.
Masalah limbah ini terbongkar berawal dari aduan masyarakat kepada Dinas LHK. Awalnya ditemukan cairan limbah berwarna putih, berbau busuk, dan berlendir di Tukad Penataran. Cairan limbah itu muncul di dasar Tukad Penataran melalui pipa paralon berwarna putih berukuran 12 dim. Pipa itu tertanam di dalam tanah. Cairan limbah yang mengalir melalui pipa 12 dim itu kemudian mengali di dasar sungai melalui bis beton berukuran besar. Beton itu juga tertanam di bawah tanah sepanjang 150 meter ke selatan. *p
Limbah yang mengalir ke Tukad Penataran melalui pipa berukuran 12 dim itu awalnya tertampung pada got lahan milik warga di Jalan Raya Terompong Nomor 1. Lokasi tersebut berada di sebelah utara Hotel Mercure, masuk ke barat sekitar 500 meter.
“Sumber pembuang air limbah ke Tukad Penataran telah ditemukan. Sumber itu berasal dari warga yang tinggal di bedeng milik Lami. Jumlah warga penghuni bedeng sekitar 1.000 orang. Luas tanah sekitar 10 hektare. Lokasi bedeng berada di sebelah utara Hotel Mercure masuk ke barat sekitar 500 meter. Air limbah yang dari warga dialirkan melalui Tukad Bajang yangg berada di sebelah utara hotel, kemudian masuk ke drainase dan muaranya ke Tukad Penataran,” ungkap Kadis LHK Badung I Putu Eka Merthawan, Selasa (24/4).
Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata bedeng yamg dihuni hingga 1.000 orang itu tak dilengkapi dengan tempat pengolahan limbah. Semua cairan limbah dialirkan ke Tukad Penataran melalui sodetan drainase dan pipa. Dirinya berjanji untuk menuntaskan masalah itu, dan akan memanggil semua komponen. Merthawan berharap agar pihak desa adat setempat memberikan sanksi adat.
“Agenda utama kami ke depan adalah membuat solusi atas permasalahan perumahan kumuh di atas lahan 10 hektare yang dihuni 1.000 orang itu. Kami sudah agendakan untuk memanggil komponen terkait, Rabu (2/5) mendatang bertempat di Kantor Lurah Benoa, Kuta Selatan. Besok (hari ini) kami bersama PUPR menurunkan tim untuk menyedot limbah itu. Dilihat dari bentuknya ini adalah suatu hal yang disengaja,” ungkap Merthawan.
Masalah limbah ini terbongkar berawal dari aduan masyarakat kepada Dinas LHK. Awalnya ditemukan cairan limbah berwarna putih, berbau busuk, dan berlendir di Tukad Penataran. Cairan limbah itu muncul di dasar Tukad Penataran melalui pipa paralon berwarna putih berukuran 12 dim. Pipa itu tertanam di dalam tanah. Cairan limbah yang mengalir melalui pipa 12 dim itu kemudian mengali di dasar sungai melalui bis beton berukuran besar. Beton itu juga tertanam di bawah tanah sepanjang 150 meter ke selatan. *p
Komentar