IHDN Kukuhkan Guru Besar Ketujuh
Ikatan masyarakat Bali yang dilandasi rasa segilik seguluk salunglung sabayantaka sudah mulai luntur, bahkan nilai Desa Pakraman mulai tergeser.
Prof Suarjaya Soroti Pergeseran Nilai dan Budaya Bali
DENPASAR, NusaBali
Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar kembali mengukuhkan satu guru besar, yakni Prof Dr Drs I Wayan Suarjaya MSi sebagai guru besar di bidang Manajemen dan Administrasi, di auditorium Kampus setempat Jalan Ratna Nomor 51, Denpasar, Sabtu (27/2). Dengan demikian, saat ini IHDN Denpasar telah memiliki sebanyak 7 guru besar sebagai pilar penting dalam menyokong keunggulan perguruan tinggi tersebut.
Dalam orasi ilmiahnya berjudul ‘Reformasi Administrasi di Bidang Sosial Budaya’, Prof Suarjaya menerangkan, sosial budaya Bali yang dulunya terbangun baik nampaknya sangat perlu direformasi mengingat banyak terjadi pergeseran nilai dan adat budaya yang luntur dipengaruhi zaman.
Ada tiga aspek penting yang perlu diperhatikan, yakni reformasi di bidang tata nilai, sistem sosial, dan sistem peradaban. Dalam bidang tata nilai, reformasi yang dimaksud adalah memperbarui nilai kearifan lokal yang agak luntur. Contohnya saja nilai kesopanan yang dulunya sopan santun sekarang menjadi beringas, sehingga perlu mengembalikan nilai-nilai tersebut.
Kemudian di bidang sistem sosial, yakni reformasi ikatan masyarakat Bali yang dilandasi rasa segilik seguluk salunglung sabayantaka yang sudah mulai luntur, bahkan nilai Desa Pakraman mulai tergeser. "Mestinya nilai yang termuat itu harus dikembalikan kewibawaannya," ujar Prof Suarjaya yang pernah menjabat sebagai Dirjen Bimas Hindu dan Budha RI tahun 2000-2006 ini.
Pria kelahiran Tabanan, 3 Mei 1952 ini menambahkan, sedangkan untuk di bidang peradaban sebagai wujud nyata secara fisik, menggambarkan tata nilai dan sistem sosial yang berlaku. Dalam bentuk nyatanya seperti hasil karya seni, teknologi dan segala realitanya. Maka untuk melakukan reformasi di bidang budaya, ada empat ciri orang Bali yang berkualitas.
"Berpengetahuan luas dan luwes serta menguasai Iptek, loyalitas, prestasi dan kerja keras, serta human relation yang bagus," ungkap peraih gelar Doktor bidang Ilmu Administrasi Publik Universitas Indonesia tahun 2006 tersebut. Sedangkan Rektor IHDN Denpasar, Prof Dr Drs I Nengah Duija MSi mengatakan, dengan dikukuhkannya Prof Suarjaya sebagai guru besar, maka menambah deretan guru besar yang telah ada sebelumnya menjadi 7 orang. Dengan demikian IHDN Denpasar kini menyediakan tenaga pengajar (dosen) sebanyak 156 orang, dengan 7 di antaranya guru besar, 38 orang Doktor, dan sisanya S2.
"Dari segi SDM pengajar kami sudah siap. Kami berharap dengan dikukuhkannya Prof Suarjaya sebagai guru besar, dapat menambah mutu pendidikan dan memberikan nuansa baru bagi perkembangan IHDN Denpasar ke depannya," jelas Prof Duija. Hal senada juga diungkapkan oleh Dirjen Bimas Hindu, Prof Drs I Ketut Widnya MA MFil PhD. Ia mengatakan pengukuhan guru besar memiliki makna ganda. Secara internal hal tersebut merupakan ukuran kualitas perguruan tinggi dan kehidupan akademik kampus yang sehat. Sedangkan secara eksternal merupakan strategis posisioning yang kuat untuk setara dengan perguruan tinggi agama maupun perguruan tinggi umum lainnya.
Sementara Gubernur Bali, Made Mangku Pastika juga turut menghadiri pengukuhan guru besar Prof Dr Drs I Wayan Suarjaya MSi. Pastika menekankan, gelar guru besar yang disandang merupakan tanggung jawab keilmuan yang bermuara pada pengabdian yang lebih besar kepada dunia pendidikan, umat, dan negara. 7 i
BIODATA
Nama Lengkap : Prof Dr I Wayan Suarjaya MSi
Tempat/Tanggal Lahir : Penebel, Tabanan, 3 Mei 1952
Nama Ayah/Ibu : I Nyoman Riene/Ketut Sindereng
Riwayat Pendidikan
* Sekola Dasar tahun 1965
* SMP Negeri di Penebel Tahun 1968
* Pendidikan Guru Agama Hindu Negeri Singaraja Tahun 1971
* Institut Hindu Dharma (UNHI sekarang) Tahun 1983 di Denpasar
* S2 Fisip UI (PPS Administrasi Publik) Tahun 1999
* S3 Fisip UI (PPS Administrasi Publik) Tahun 2007 di Jakarta
Riwayat Pekerjaan
* Guru agama Hindu di berbagai sekolah negeri dan swasta, serta mengabdi sebagai tenaga administrasi, tukang kebun dan penjaga kantor PHDI di Jalan Ratna Tatasan dari tahun 1974 -1977.
* PNS pada Kanwil Depag Provinsi Bali sejak 2 Februari 1977 dengan pangkat II/a.
* Kasi Penerangan Agama Hindu Kanwil Depag Provinsi Bali (1982-1984)
* Kasi Tenaga Penyuluh Dirjen Bimas Hindu dan Budha (1984-1986).
* Pembimmas Hindu Kanwil Depag Provinsi Jateng (1986-1993)
* Pembimmas Hindu Kanwil Depag DKI Jaya (1993-1995)
* Sekretaris Dirjen Bimas Hindu dan Budha Depag RI (1995-1999)
* Ketua STAH Negeri Denpasar (1999-2000)
* Dirjen Bimmas Hindu Buddha Depag RI (2000-2006)
* Dosen IHDN (Denpasar 2007 – sekarang).
1
Komentar