nusabali

Pabrik Gula Dirancang Dibangun di Buleleng

  • www.nusabali.com-pabrik-gula-dirancang-dibangun-di-buleleng

Jika luasan areal perkebunan tebu sudah mencapai 5.000 hektare, maka pabrik gula bakal dibangun.

Tanam Perdana Tebu Giling di Lahan Kritis  Seluas 4 Hektare

SINGARAJA, NusaBali
PT Perkebunan Nasional (PTPN) XI, merancang pembangunan pabrik gula di Buleleng, guna mendukung upaya perkebunan tebu giling yang mulai dirintis di Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Karena perkebunan tebu giling di Buleleng akan terus diperluas hingga mencapai 5.000 – 6.000 hektare.

Saat ini, lahan yang sudah mulai ditanami seluas 4 hektare, dari luas lahan yang siap diolah menjadi perkebunan tebu giling seluas 1.200 hektare. Penanaman perdana seluas 4 hektare dilakukan Rabu (25/4) pagi, di Desa Peyabangan, Kecamatan Gerokgak. Penanaman perdana dihadiri oleh Wakil Bupati Buleleng  Nyoman Sutjidra, didampingi Kadis Pertanian Buleleng, Nyoman Genep, dan sejumlah pejabat terkait lainnya.  Penanaman perdana itu juga dihadiri sejumlah pejabat dari PTPN XI, Pabrik Gula (PG) Asembagus, Situbondo, Jawa Timur.

Manajer Tanaman 1 PTPN XI PG Asembagus, Tri Antono mengatakan, wilayah Buleleng dari hasil penelitian menyangkut kesuburan tanah dan cuaca sangat cocok untuk perkebunan tebu. Dikatakan, dalam pengembangan perkebunan tebu itu, pihaknya membutuhkan lahan hingga 5.000 hektare sampai 6.000 hektare. Jika luas areal perkebunan itu tercapai, akan dibangun pabrik gula di Buleleng. “Sangat mungkin ada pabrik gula di Buleleng kalau melihat antusias masyarakat dan dukungan Pemkab Buleleng juga,” katanya.

Untuk sementara, hasil panen nanti masih diangkut ke Pabrik Gula Asembagus yang ada di Sitobondo, Jawa Timur, untuk diolah menjadi gula pasir. Dalam penanaman perdana Rabu kemarin, tebu giling yang ditanam adalah varietas unggul N.XI.1-3. Jumlah tunas yang ditanam sebanyak 6.500 tunas untuk 1 hektare lahan. Untuk 1 hektare lahan, mampu menghasilkan 80 ton - 100 ton tebu basah. Panen nanti dapat dilakukan ketika usia tanam sudah Sembilan bulan. Untuk sekali tanam, panen dapat dilakukan sebanyak empat kali.

Sementara, Wakil Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra menyatakan luas lahan kritis di wilayah Buleleng mencapai 40.000 hektare. Sehingga peluang dibangunnya pabrik gula di Buleleng sangat terbuka. “Dan kami sangat berharap sekali karena dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Sutjidra.

Sementara salah satu petani pemilik lahan, Putu Budi Trisna mengaku masih awam dalam pengelolaan perkebunan tebu. Namun, dirinya yakin mampu mengolah karena sudah mendapat pelatihan, dan pihak PTPN juga lakukan pendampingan dalam pengelolaannya.  “Sebelum kegiatan ini, kita petani-petani sudah dikirim ke PG Asembagus untuk pelatihan. Selain itu, supervisi dari PTPN XI PG Asembagus juga akan terus dilakukan. Dan kami yakin, mampu mengelolanya hingga panen nanti,” akunya.

Sebelumnya, lahan kritis seluas 1.200 hektare berada di enam desa bertetangga di Kecamatan Gerokgak, masing-masing Desa Tukad Sumaga, 150 Ha, Desa Sanggalangit, 411 Ha, Desa Sumberkima, 138 Ha, Desa Pemuteran, 100 Ha, Desa Pejarakan, 200,05 Ha, dan Desa Pengulon sluas 200,50 Ha. Luas lahan itu milik 442 KK yang nanti sekaligus sebagai petani penggarap. Perkebunan tebu ini diperkirakan mampu mendatangkan hasil antara Rp 20.000.000 sampai Rp 25.000.000, pertahun perhektare. *k19

Komentar