Badung Kampanyekan Dina Mabasa Bali
Langkah awal akan diberlakukan di lingkungan kantor pemerintahan Pemkab Badung.
MANGUPURA, NusaBali
Pemkab Badung mengkampanyekan pemakaian bahasa Bali pada saat jam kerja. Memang tidak berlaku tiap hari, kewajiban berbahasa Bali yang kini sedang dikaji penerapannya hanya berlaku setiap Jumat.
Banyak pihak menilai gagasan pemerintah era Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta dan Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa adalah langkah maju. Sebab dapat melestarikan tradisi Bali yang kini dirongrong budaya asing.
“Kami akan kaji dulu. Yang jelas dina mabasa Bali (hari berbahasa Bali) akan dilaksanakan,” tegas Suiasa, Jumat (26/2).
Kajian dilakukan untuk melihat perlukah sekolah-sekolah menerapkan dina mabasa Bali pada saat hari-hari tertentu. “Kami tentu akan mulai dari pegawai di lingkungan pemerintahan. Apakah nanti seluruh instansi termasuk lingkungan sekolah juga mengikuti, akan kami kaji secara matang,” imbuhnya.
Selain itu yang masih perlu kajian mendalam, menurut pejabat asal Pecatu, Kuta Selatan, itu adalah ketika pada hari itu diadakan kegiatan tertentu. Misalnya upacara bendera, kegiatan resmi seperti kunjungan menteri dan lainnya, apakah dina mabasa Bali tetap berlaku. “Upacara bendera, tentu jawabanya tidak (berbahasa Bali),” sebutnya.
Menurut Suiasa, kebijakan yang dicetuskan ini bertujuan menggaungkan bahasa Bali. Tidak hanya bagi orang Bali, namun juga untuk yang dari luar. Mengingat di Badung khususnya di Pemkab Badung tidak hanya diisi oleh orang Bali saja.
“Tapi kami akan matangkan dulu kajiannya. Untuk perangkat daerah, jelas (wajib). Apakah di sektor swasta akan diberlakukan itu, masih akan dibahas,” tandasnya. “Kalau kajian selesai. Tentu akan kami keluarkan peraturan bupati,” imbuh Suiasa. Termasuk apakah seluruh perusahaan yang ada wajib menggunakan bahasa Bali pada hari tertentu, masih pula dibahas.
Mengenai deadline penerapan dina mabasa Bali, Suiasa tak memberikan jawaban pasti. Ia hanya mengisyaratkan secepatnya. Semua tergantung kajian.
Rencana pemerintah ini mendapat respons positif. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Badung I Ketut Widia Astika menilai rencana pemerintah ‘membumikan’ bahasa Bali adalah langkah positif. “Itu sangat bagus untuk terus melestarikan bahasa Bali,” katanya, Minggu (28/2).
Astika mengatakan, genarasi muda sekarang sudah jarang menggunakan bahasa Bali. Di tengah gempuran budaya asing, menerapkan bahasa Bali dinilainya memiliki tantangan sendiri. Tapi bagaimana respons sekolah? “Kami sudah sosialisasikan ini ke sekolah-sekolah. Dan seluruh sekolah menilai sangat bagus,” akunya. “Untuk sekolah yang pada hari jumat mewajibkan bahasa Inggris, misalnya, agar disesuaikan,” ucapnya seraya mengatakan penerapan ini berlaku sekali dalam sepekan. 7 asa
1
Komentar